Minggu, 09 Desember 2012

AAAAAAAHHHHH.....!!!!!!!!!!

Pelaku poligami hendaknya mau mengerti dan bersikap adillah terhadap istri-istrinya.
"Kehidupan kami (dengan istrinya yang lain) terlalu menderita hingga tidak punya kesempatan untuk memikirkan yang lain (istri yang mandul)". Kata-kata ini terucap dari mulut seorang laki-laki yang sangat tahu akan agamanya dan seorang pelaku poligami.

Bukan bermaksud ingin menyalahkan poligami, ini hanya perilaku dari pelaku poligami yang berlaku tidak adil terhadap salah satu dari dua istrinya. Selalu mengutamakan istri yang bisa melahirkan keturunan daripada istri yang mandul. Berlaku dengan sangat tidak menggunakan perasaan, bahkan bermaksud untuk menawarkan istrinya yang mandul kepada salah satu temannya, persis seperti memperlakukan barang tidak berharga. Ketika mengetahui si istri mandul sudah tidak berguna dan tidak bisa dimanfaatkan lagi, sang suamipun bermaksud untuk "menawarkan" istrinya kepada orang lain, benar-benar keterlaluan dan tidak berperasaan.
Suami seperti itu apakah benar-benar seorang manusia atau binatang berwujud manusia?. Pertanyaan ini tidak bisa hilang dari pikiranku, sangat mengganggu dan membuat tidak nyaman. Bagaimana bisa seorang suami berpikiran seperti ini?. Sebaiknya bila suami sudah tidak mencintai istri, berpisahlah secara baik sebagaimana suami dulu menikahi istrinya dengan cara yang baik, bukan dengan menawarkan istri kepada oranglain.

Alasan suami kenapa dia ingin memberikan istri (mandul) kepada temannya adalah karena si suami ingin agar istrinya lebih bisa berbahagia. Sebuah alasan yang sangat mengada-ada dan kekanak-kanakan. Bila memang tidak cinta lagi, baiknya suami menceraikan istrinya dengan baik sebagaimana dulu dia menikahi istrinya dengan cara yang baik. Si suami juga berkata bahwa ada seorang sahabat Nabi yang melakukan hal tersebut (memberikan salah satu istrinya kepada sahabatnya yang lain, saya tidak/belum tahu ada kisah seperti ini), hal ini juga yang menjadi alasan si suami kenapa dia bertindak seperti itu. Terkesan sangat memaksa bila mengatasnamakan agama dalam membenarkan tindakan yang si suami lakukan terhadap istrinya.

Aku jadi semakin tidak mengerti dengan tindakan si suami ini. Kalau memang ingin membahagiakan istri mengapa tidak dibahagiakan dengan dirinya sendiri, mengapa harus memberikan kepada orang lain agar istrinya bahagia?. Mengapa tidak berterus terang saja bahwa sebenarnya si suami sudah tidak cinta lagi kepada istrinya dan ingin berpisah?. Mengapa harus menggunakan alasan dan tindakan yang kekanak-kanakan seperti ini.

Pelaku poligami baiknya lebih banyak belajar bagaimana berlaku adil dan berbuat baik kepada para istri-istrinya. Bila salah satu istri tidak bisa melahirkan keturunan baiknya suami memahami bahwa tidak satupun wanita atau istri di dunia ini yang menginginkan menjadi mandul. Para suami cobalah untuk mengerti bagaimana beratnya cobaan menjadi mandul bagi istri, cobalah mengerti bagaimana hampa dan merasa tidak berartinya perasaan seorang istri karena keadaan tersebut. Bila ditambah lagi dengan perlakuan tidak adil dan tidak dimengerti oleh suami, apalagi yang bisa diharapkan oleh istri yang mandul?. Tidak ada...!!!!. Semua harapan, kegembiraan dan impiannya terkubur bersama kemandulan yang dia alami.
-----------------
Artikel :  My Diary

Sabtu, 08 Desember 2012

Aku mencintaimu dan terluka....

Ketika cinta datang dan menyapa hati, hal pertama yang ingin kita miliki adalah rasa bahagia dari cinta itu.
Bahagia...
Apa yang kita tau tentang bahagia?
Bahagia bukan hanya tentang seberapa banyak jumlah uang yang ada dikantong baju atau celana kita, tapi bahagia adalah sebuah rasa dari dalam hatimu yang membuatmu mampu berdiri tegar dalam menghadapi apapun dalam hidupmu, terkadang kita mendapatkan bahagia dari hal yang tidak pernah kita duga sama sekali.

Ku kira siapapun didunia ini, baik dia laki-laki atau perempuan, pastinya ingin merasakan bahagia. Ketika cinta datang dan menyapa hati, hal pertama yang ingin kita miliki adalah rasa bahagia dari cinta itu. Rasa memiliki dan dimiliki adalah keinginan yang wajar dalam hati setiap pecinta yang sedang mencintai.
Tapi ketika apa yang kau inginkan ternyata sangat jauh dari apa yang selama ini diangan-angankan dan diharapkan, apa yang kau lakukan?. Menangis menyesali semua yang telah terjadi dan menyalahkan cinta?, atau berusaha keras untuk tetap bertahan dalam cinta yang semakin terasa berat menghimpit hati?, atau melepaskan cinta itu dan mencari cinta baru yang mungkin saja lebih bisa membahagiakan dan mengerti hatimu?.

Aku tenggelam dalam kubangan rasa tidak bahagia yang semakin mencekik dan membuatku seakan-akan meregang nyawa. Berdamai dengan hati yang penuh dengan luka karena kecewa dan tak kunjung reda adalah perjuanganku akhir-akhir ini. Semua usaha dan tenaga telah ku curahkan dengan sepenuh hati dan sedaya upayaku hingga aku berada di titik terlelah dalam hati dan hidupku.

Bukan bermaksud ingin mengeluh atau tidak mensyukuri atas bahagia yang pernah ku rasakan, hanya saja hatiku sudah sangat lelah dengan rasa cintaku padamu.
Aku ingin berlari sejauh-jauhnya darimu agar tidak lagi ku rasakan luka karena mencintaimu.
Aku ingin menghindarimu seumur hidupku agar kau tidak bisa lagi melukaiku.
Aku ingin menghilang dari duniamu agar aku tidak lagi mengetahui dan mendengar hal apapun tentangmu.
Aku ingin meninggalkanmu agar hatiku bisa memaafkan.
----------------
Artikel :  My Diary

Perlu izin apa lagi...?

Setiap buka blog, yang terlebih dahulu terlihat adalah tulisan "Ma'af anda tidak punya izin untuk membuka blog ini".

Emang harus perlu izin apa lagi?
Semua data udah jelas diberikan waktu membuat blog ini...
Jadi bingung....

Senin, 03 Desember 2012

Dengan hati....


"Sabar dan bersabar, Allah sedang sangat mencintaimu saat ini dengan memberikan cobaan seperti ini. Allah ingin kita lebih dekat lagi dengan-Nya, mungkin selama ini ada dosa yang sengaja atau tidak sengaja kita lakukan. Jadi Allah ingin kita lebih dekat dengan-Nya untuk meminta ampunan-Nya."
(sedikit catatan kecil dari tangisan seorang istri yang pernah curhat dirumah).

Aku sedang memasak ketika temanku ini datang dengan wajah sedih dan air mata yang tidak bisa dia tahan telah mengalir di pipinya.

Katanya sambil menangis;

"Istri atau menantu yang "jahat" bila ia bisa melahirkan keturunan atau anak bagi keluarga suaminya maka semua kesalahannya dimasa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang bisa dengan mudah dima'afkan... Tapi hal itu tidak berlaku bagi istri atau menantu yang tidak dapat melahirkan keturunan atau anak. Meski sebaik apapun wanita tersebut dalam kehidupan rumah tangganya, apakah dia melakukan kesalahan atau tidak, apapun yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan yang fatal yang tidak dapat dimaafkan bagi suami dan keluarganya".
Ku kira, tidak ada satupun wanita didunia ini yang ingin mandul. Selayaknya naluri seorang ibu, pasti ada dalam diri setiap wanita. Jadi bila seorang istri tidak dapat melahirkan keturuan bagi suaminya apakah harus mendapatkan hinaan dan cemoohan?. Begitu sangat berdosakah wanita atau istri yang tidak bisa hamil dan melahirkan anak-anak, yang dia sendiri sangat mendambakan hal itu?. Begitu rendahkan martabat seorang istri dimata suami dan keluarga besarnya hanya karena ketidak mampuannya dalam melahirkan keturunan?.

Rasa sepi, terhina, tidak percaya diri dan kehilangan harapan sudah merampas semua senyuman dihati dan dibibirku. Apakah beban hati ini harus ditambah lagi dengan cara mereka yang selalu membanding-bandingkan keadaanku dengan wanita yang bisa melahirkan anak?.
Sakit....!!!!!
Luka hatiku yang belum sembuh dan masih bernanah, semakin bertambah parah dengan sayatan luka yang baru.
Sangat menyiksa jiwa dan melukai harga diriku...

Seandainya mereka berada diposisi yang sama denganku, apa yang akan mereka lakukan?.
Seandainya mereka mengalami apa yang aku alami saat ini, apakah mereka masih mampu bertahan ditengah-tengah cercaan dan hinaan?.
Seandainya mereka mau merasakan sedikit saja dari apa yang aku rasakan saat ini. Bukan hal yang mudah menjalani kehidupan sebagai istri yang tidak sempurna. 
Tak bisakah mereka menggunakan hati dalam menyikapi keadaanku saat ini?.
Tak bisakah mereka memahami kesedihanku dengan hati?.
Aku tidak minta dikasihani, yang kuminta adalah rasa pengertian.

Kalau boleh meminta, akupun tidak ingin terlahir dalam keadaan mandul dan menjadi terhina seperti ini..
Kalau saja boleh, akupun sangat ingin mempertanyakan kepada Tuhan, mengapa harus aku?.
Mengapa harus aku yang mengalami penderitaan seperti ini?.

Setelah semua beban dihatinya dia tumpahkan lewat kata-kata, diapun kembali menangis dan menangis.

Aku hanya bisa terdiam melihatnya menangis sedih dihadapanku.
Aku ingin mengatakan bahwa apa yang dia rasakan tidak sebanding dengan apa yang aku rasakan tapi aku khawatir akan semakin membuat sedih hatinya dan merampas semua semangatnya.
Aku ingin mengatakan bahwa apa yang dia alami tidak sebanding dengan apa yang aku alami tapi aku khawatir akan membuatnya semakin cemas dan menghilangkan semua kepercayaan dirinya.

Akhirnya aku hanya bisa berkata, "Sabar dan bersabar, Allah sedang sangat mencintaimu saat ini dengan memberikan cobaan seperti ini. Allah ingin kita lebih dekat lagi dengan-Nya, mungkin selama ini ada dosa yang sengaja atau tidak sengaja kita lakukan. Jadi Allah ingin kita lebih dekat dengan-Nya untuk meminta ampunan-Nya."
Sebenarnya kata-kata ini lebih ingin menghibur diriku sendiri daripada ingin menghiburnya. Tapi hanya ini yang bisa kulakukan dan kukatakan.
---------------
Artikel :  My Diary

Baca juga:
- Senyuman.
- Nasehat ibu kepada putrinya.
- Sabar, keajaiban seorang mu'min.
- Misteri Kapal Hantu di Dunia.
- Azdah al-Khaldah, kibaran jilbabnya menggetarkan musuh.

Rabu, 24 Oktober 2012

Surat cinta untuk suamiku..

Jangan pernah berhenti untuk menyayangi dan mencintaiku...
Karena didunia ini hanya kaulah tempatku untuk mendapatkan ridho Allah dan berbalas surga...

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh wahai suamiku, penghias mataku...
Semoga Allah Subhanahu Wata'ala selalu melindungi dan merahmati kita...

Wahai pelindung kehormatanku....
Tanpa terasa waktu yang telah kita lewati dalam pernikahan ini telah memberikan banyak pembelajaran dan cinta untuk kita...
Aku, istrimu yang penuh dengan kelemahan ini sangat bersyukur kepada Allah karena telah memberikan dirimu kepadaku sebagai suamiku...
Meski terkadang sifatmu sedikit menjengkelkan, tapi aku suka dengan caramu membuatku tertawa...
Meski terkadang kau membuatku curiga dan cemburu, tapi aku suka dengan caramu merayu hatiku...
Meski terkadang kau membuatku kecewa, tapi kau adalah suami yang mau menerima semua kekuranganku tanpa pamrih...
Meski terkadang kau bukanlah suami yang sempurna, tapi aku selalu bersyukur karena kau lah suamiku bukan yang lain...
Aku benar-benar bersyukur karena Allah telah memberikan mu kepadaku...

Wahai penghias mata dan hatiku...
Selama ini bukannya aku tidak tahu bila terkadang atau bahkan mungkin sering, ada dari sikapku yang sengaja atau tidak telah melukai hatimu...
Ma'af, bila selama ini aku telah membuatmu kecewa dengan kekuranganku dalam menyenangkanmu...
Ma'af, bila selama ini aku telah membuatmu lelah karena telah berusaha keras mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhanku...
Ma'af, bila selama ini aku telah membuatmu marah karena tidak mengerti tentang keinginan-keinginanmu...
Dan maaf untuk semua kesalahan-kesalahan yang telah aku lupa...

Wahai pemegang kunci surgaku...
Jangan pernah bosan untuk selalu mengingatkan dan menasehatiku..
Jangan pernah lelah untuk memberikan yang terbaik buatku...
Jangan pernah berhenti untuk menyayangi dan mencintaiku...
Karena didunia ini hanya kaulah tempatku untuk mendapatkan ridho Allah dan berbalas surga...

Wahai jiwa yang ku cintai...
Mungkin aku bukan istri yang sempurna bagimu, tapi aku berusah keras untuk melakukan yang terbaik yang aku bisa untukmu..
Mungkin aku bukan istri yang istimewa bagimu, tapi aku berusaha menjadi yang terbaik bagimu...
Mungkin aku bukan istri yang kau inginkan, tapi aku berusaha untuk selalu menjadi yang terdepan dalam menjaga kehormatanmu...
Mungkin aku bukan istri yang terbaik dihatimu, tapi aku selalu berusaha untuk menjadikan keluarga kita sakinah mawaddah warahmah...

Wahai pembela dunia dan akhiratku...
Kiranya untuk kali ini cukup sampai disini isi surat sederhana ini...
Semoga Allah selalu meridhoi kita dan memberikan yang terbaik untuk kehidupan dunia dan akhirat kita...

Salam sayang dan hormatku untukmu....
Dari istri yang selalu mengharapkan ridhomu...
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
-----------------------
Artikel :  My Diary

Baca juga:
- Danau Tiberias dan Rahasia Dajjal
- Lima Hal Yang Diingat Umar bin Khattab r.a Atas Kecerewetan Istri
- Sungai di bawah laut
- Sepenggal cerita antara muslimah prancis bercadar dan imigran arab tak berjilbab
- Belajar bersyukur dari Umar bin Khattab
- Guncangan dasyat menimpa syi'ah!!
- Inilah hikmah dibalik cobaan yang belum engkau tahu

Sabtu, 20 Oktober 2012

Hatiku terluka dan sakit...

Ku kira tidak ada seorangpun didunia ini yang tidak ingin bahagia. Bahkan seekor binatang terkecil didunia ini berhak mendapatkan rasa bahagia.

Ketika cinta yang menyapaku ternyata tak seindah yang ku impikan dan ku harapkan, hatiku marah, terluka dan kecewa. Mencoba memahami semua dengan hati yang benar-benar hancur ketika aku tahu ternyata kau tidak mencintaiku seperti aku mencintaimu. Menahan setiap tetes airmata putus asa ketika berhadapan denganmu adalah hal terberat bagiku karena seringkali airmataku jatuh tanpa ku minta. Tersenyum dengan senyuman termanis yang kupunya untuk menutupi semua rasa amarahku adalah topeng terbaik diwajahku yang pucat. Tertawa dan bertingkah seolah tak terjadi apa-apa dan semua baik-baik saja adalah akting terbaik ku.
Sampai akhirnya hatiku tak bisa lagi melakukan semua itu. Airmata yang selama ini kutahan akhirnya jatuh seperti hujan dihadapanmu mengharap belas kasihan dan kasih sayang darimu untukku. Senyum manis yang selama ini menghiasi wajahku perlahan-lahan berubah menjadi hampa ketika hatiku semakin merasa sakit dengan semua kekecewaan yang mendera. Derai tawaku pun berubah menjadi deheman tak bermakna yang membuat suasana menjadi sangat kaku ketika kau mencoba bercanda denganku, bercanda adalah hal yang sangat jarang kita lakukan.

Aku tidak tau apakah memang kau tidak mencintaiku hingga tidak mau perduli dengan perasaanku ataukah memang aku yang terlalu berharap banyak dari hubungan yang aku tahu bukan hubungan yang didasari oleh cinta. 
Kau memang tidak mencintaiku tapi aku mencintaimu. Tak bisakah kau membuka mata dan hatimu dan melihat betapa terbelenggunya aku oleh derita yang tak berkesudahan dari sikap acuh tak acuhmu?. Tak ingin tahukah kau terhadap keinginan hatiku yang ingin bisa menjadi teman dalam suka dan dukamu?. Begitu tak berartikah aku dimatamu atau begitu sangat bencikah kau padaku?. Berjuta pertanyaan ini berlompatan tanpa henti dikepalaku meminta untuk keluar dari bibirku dan bertanya kepadamu.

Aku tahu kalau kau tahu bahwa aku seringkali menatapmu, tapi kau tetap bersikukuh tidak berpaling ke arahku dan melihatku. Hatiku seperti tersayat pedang, sakit. Akhirnya yang kulakukan adalah diam dan menyimpan semua luka ini dihati. 
Seringkali hatiku bertanya sampai kapan aku membiarkan diriku diperlakukan seperti ini. Seringkali hatiku menangis dan meminta agar suatu saat hatimu menyadari kehadiranku disisimu dan menghargai semua yang telah kulakukan. Seringkali luka dihatiku kembali berdarah karena luka baru yang kau torehkan, pedih.

Seperti inikah cinta yang ditakdirkan untukku?.
Entah kapan bahagia itu dapat kumiliki. Entah kapan kau mau melihat dan mengerti aku. Entah kapan kau mau mencintaiku dan berhenti menyakitiku seperti ini.
Seberat inikah ujian cintaku?.
Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bertahan dalam keadaan seperti ini, karena rasa putus asa mulai memeluk hati dan pikiranku. Kata menyerah mulai menghiasai setiap usahaku. Kata berhenti mulai membuatku mengambil jarak darimu.

Kapan kau akan mencintaiku dan mengobati semua luka dihatiku?
------------------
Artikel :  My Diary

Minggu, 14 Oktober 2012

Sakit hati dan cemburu..

Ma'afkanlah hambamu yang sangat lemah ini... Aamiin... 
Matahari perlahan tenggelam kedalam pelukan malam.
Aku termangu melihat cahaya jingga sang mentari yang perlahan-lahan memudar dan berganti warna menjadi hitam karena selimut malam yang mulai mendekapnya. Malam ini langit berhiaskan bintang-bintang genit yang berkedip centil,  menyapaku yang terpesona dengan sinar kecilnya yang selalu setia menemani malam.

Rasa kagumku pada sang bintang terusik oleh sebuah tawa anak kecil yang manis dan manja. Tawa itu begitu indah terdengar ditelingaku, membuatku tersenyum senang sekaligus menimbulkan rasa sakit dan pedih dihatiku. 
Aku cemburu pada pemilik suara tawa yang indah itu. Aku cemburu pada keriangan yang ditimbulkan oleh  tawa manis dan manja itu. Aku cemburu dan sedih karena bukan aku yang menjadi ibu dari anak tersebut. Aku cemburu dan sakit karena tawa indah itu tidak menghiasi hati dan hariku. Aku cemburu dan sakit hati, karena aku tidak tau akan sampai kapan rumah ini sepi tanpa hiasan tawa dan tangis anak-anak.
Pikiranku berkata; "Jangan pikirkan hal yang tidak ada dan hal yang belum tentu baik bagimu", tapi hatiku berkata; "Sampai kapan aku akan terus merasa sepi dan merasa tidak berarti seperti ini tanpa kehadiran seorang anak?".
Sakit dihati tidak terperih ketika tidak diperlakukan adil hanya karena tidak memiliki keturunan. Ku kira seluruh wanita didunia ini pasti menginginkan anak keturunan yang lahir dari rahimnya sendiri. Bukannya tidak bersyukur dengan apa yang telah Allah Subhanahu Wata'ala berikan dalam hidupku, ku kira manusiawi bila akupun menginginkan anak keturunan seperti wanita-wanita yang lain. Agar ada yang menjadi penghibur hati  dikala sedihku, agar ada yang mendo'akan ketika aku mati kelak.

Hatiku sakit bahkan sangat sakit, ketika suami tidak lagi mengacuhkan ku karena ketidak mampuanku memiliki anak. Rasa putus asa dan merasa diabaikan seringkali menghinggapi hatiku. Menahan semuanya dalam diam dan kekecewaan yang teramat sangat. 
Aku ingin sekali melihat cinta dimata suamiku. Aku ingin melihat senyum dan tawa bahagia dibibirnya karena tawa lucu anak-anak kami. Aku ingin disayangi seperti dia menyayangi yang lain. Apakah keinginan yang sederhana ini tidak berhak untukku?.

Menangis dalam diam, hanya itu yang bisa kulakukan. Menyembunyikan semua kecewa, amarah, luka dan sakit hati didalam hatiku yang sudah sangat porak poranda. Mencoba untuk selalu tabah, bersabar dan mengalah, meski semua itu membuat jiwaku semakin terpuruk dalam kubangan kesedihan yang tak berdasar.
Rasa sakit hati ini kapankah akan berakhir?
Ya Allah....
Ma'afkanlah hambamu yang sangat lemah ini... Aamiin...
-----------------
Artikel :  My Diary

Sabtu, 13 Oktober 2012

Bahagia dan rasa puas...???

Pandailah bersyukur agar hidup terasa ringan dan nikmat.
Seperti apakah bahagia sejati dan rasa puas terhadap sesuatu yang diinginkan oleh kita?.
Pertanyaan ini muncul karena banyaknya teman yang curhat kepadaku. Mereka menumpahkah semua kekesalah, rasa kecewa dan sakit hati mereka terhadap suami, anak, teman mereka kepadaku dengan cara yang  terkadang lucu (menurutku).
Ada teman yang curhat tentang ketidak perdulian suaminya terhadap kekurangan uang belanja dan uang untuk kebutuhan pribadinya. Dengan berapi-api dia curhat kepadaku, katanya, "Suamiku orang yang tidak mau mengerti sama sekali dengan semua keadaan keuangan yang tidak mencukupi dalam rumah tangga kami", dia berkata dengan nada yang sangat kesal. Tapi setelah lama bercerita, akhirnya dia mengakui bahwa terkadang suaminya bila memiliki rezeki yang lebih, suka memberikan uang lebih untuk kepentingannya seperti membeli mesin cuci atau untuk membeli keperluan rumah tangga lainnya. Sambil tersenyum aku hanya bisa bilang, "Tuh kan, dia memikirkan semua kebutuhanmu dan anak-anakmu koq... Hanya saja, mungkin waktu kamu benar-benar sangat menginginkan barang tersebut dia (suami) belum memiliki rezeki yang lebih. Ada baiknya kamu lebih bersabar dan lebih mengerti keadaan suamimu". Dia (teman ku) hanya senyum-senyum mesem.

Ada lagi teman yang curhat tentang ketidak harmonisan hubungan antara suami dan anak perempuannya yang sudah beranjak remaja. Sambil menahan rasa kesal yang terlihat dari raut wajahnya ketika bercerita, dia berkata, "Kenapa ya bapak sama anak ngga bisa akur?. Selalu saja aku yang disalahkan kalau anaknya ngga ada di rumah, apa dia ngga bisa ngasih kebebasan sama anaknya untuk bergaul dan bermain?". Sedikit cerita tentang anak perempuannya, si anak seringkali pergi dari rumah tanpa pamit dan bisa ngga pulang selama seminggu bahkan lebih. Dalam hati ketika dia curhat tentang hal ini, aku menyalahkannya yang terlalu memberikan kebebasan kepada remaja putrinya. Tapi aku hanya bilang, "Yaahh... Suami atau ayah mana yang ngga khawatir kalau anak perempuannya ada diluar sana selama seminggu lebih, ngga tau si anak dimana, sama siapa, sedang apa, terus pergi dari rumah ngga pamit lagi. Siapapun pasti akan khawatir, meski si anak bilang kalau dia ngga ngapa-ngapain di luar sana, sebagai seorang ayah pastinya dia mengkhawatirkan jangan-jangan terjadi suatu hal yang tidak sepantasnya terjadi. Anak remaja memang membutuhkan teman dalam pergaulannya, tapi sebaiknya sebagai anak perempuan harus tau apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Main boleh aja, tapi kalau ngga pulang selama seminggu lebih, itu udah ngga wajar. Ngga pantas lah anak perempuan seperti itu". Dia (teman) cuma nyengir ga jelas.. hehee....

Ada lagi teman yang curhat tentang ketidak perdulian suaminya atas kebutuhan dirinya yang ingin disayang. Sambil menahan airmata teman tersebut curhat, "Kenapa sih dia (suami) suka ga betah dirumah?. Pinginnya keluar mulu sama teman-temannya, istrinya ditinggal aja sendirian. Emangnya dia ga tau, akukan butuh disayang". Haaahhhh.. lagi-lagi curhat yang isinya keluhan semua, tapi kalau dipikir-pikir curhat emang isinya tentang ketidak puasan kita terhadap sesuatu kan?. Sedikit info, suami temanku ini usianya lebih muda dan pekerjaannya ngga menetap, kalau ada yang ngajak atau menawarkan pekerjaan barulah dia kerja. Sambil tersenyum aku berkata, "Ku kira bukannya dia ngga betah dirumah karena kalau dia dirumah terus emang mau ngapain?. Kapan dia mau cari nafkah buat kamu kalau kerjaan dia cuma ngelonin kamu aja, emang kamunya ga merasa lapar atau haus?. Dan bukannya bagus kalau dia punya banyak teman, siapa tau kalau temannya malah ngasih pekerjaan yang bagus buat suami kamu?. Seperti itulah tanda sayangnya untukmu, dia keluar rumah untuk bekerja atau mencari pekerjaan yang lain. Berprasangka baik aja sama suami". Masih dengan wajah kurang puas dia menjawab, "Entahlah, mudah-mudahan aja dia keluar emang buat kerja..". Lagi-lagi aku hanya bisa menghela nafas panjang atas rasa tidak puasnya.

Masih banyak lagi cerita keluh kesah teman-temanku yang ingin ku tuliskan disini, bukan bermaksud ingin membuka aib teman tapi ingin berbagi cerita saja. Semoga kita mendapatkan hikmah dari keluh kesah mereka. Ternyata kepuasaan kita terhadap sesuatu itu tidak pernah ada kecuali kita memiliki rasa ikhlas. Mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala dan selalu bersyukur terhadap apa yang telah Allah berikan adalah jalan terbaik dalam mengarungi kehidupan yang sementara ini.
------------------
Artikel : My Diary

Jumat, 10 Agustus 2012

Do'aku hari ini..


Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang....
Alhamdulillah atas segala apa yang telah Engkau berikan kepada hamba...
Ampunilah dosa-dosa hamba...
Ma'afkan hamba yang tidak pandai bersyukur ini...

Ya Allah...
Ampunilah dosa kedua orangtua hamba...
Terimalah mereka disisimu dengan ridho...
Sayangi dan kasihi mereka sebagaimana mereka menyayangi dan mengasihiku diwaktu kecilku...
Terimalah amal perbuatan mereka dan tempatkan mereka ditempat yang sebaik-baik tempat...

Ya Allah...
Ampunilah dosa hamba dan suami hamba...
Ma'afkan kami yang tidak pandai bersyukur atas apa yang telah Engkau berikan...
Hilangkanlah semua kebencian diantara kami..
Gantilah dengan rasa kasih sayang, mawaddah wa rahmah...

Ya Allah....
Engkau tau hamba sangat menginginkan keturunan yang sholeh/ah...
Meski ini hal yang tidak mungkin bagi hamba...
Tapi tidak ada yang tidak mungkin bagi Mu...
Kau pasti mengabulkan keinginanku ini...

Ya Allah....
Limpahilah kami dengan rezeki Mu yang halal, banyak dan berkah...
Bila rezeki itu jauh maka dekatkanlah...
Bila rezeki itu tidak terlihat maka perlihatkanlah..
Bila rezeki itu ada diatas langit maka turunkanlah...
Bila rezeki itu ada didalam bumi maka keluarkanlah...

Ya Allah...
Lindungilah kami dari tetangga dan penyihir yang jahat...
Karena kami tidak punya kuasa atas segala sesuatu yang ghaib...

Ya Allah...
Hanya Engkaulah yang menjadi sesembahanku...
Hanya Engkaulah tempatku memohon dan berlindung...
Bila bukan Engkau, siapa lagi yang pantas untuk aku sembah...?
Bila bukan Engkau, kepada siapa lagi aku meminta dan memohon perlindungan..?
Hanya Engakulah ya Allah yang bisa mengabulkan semua keinginanku...
Hanya Engkaulah ya Allah yang menjadi tempat meminta dan menjadi tempat berlindungku...

Ya Allah...
Dengarkan dan kabulkanlah pemohonan hamba Mu yang lemah ini....

Aamiin ya Rabbal'alamin.....
----------------
Artikel :  My Diary

Baca juga:
- Nasehat Indah.
- Surat cinta untuk suamiku.
- Bahagia dan rasa puas... ???
- Dengan hati.

Kamis, 12 April 2012

Nasehat Indah..

Jangan bersedih, karena ada Allah yang mengabulkan setiap do'amu.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh....

"Jangan berputus asa, karena itu mendatangkan rendah diri. Ingatlah nikmat Allah Subhanahu Wata'ala yang banyak kepadamu. Tepislah segala kesedihan dengan ridho terhadap takdir dan dengan sholat di malam yang panjang.
Bila sudah habis malam, masih ada subuh yang datang menjelang. Akhir kesedihan adalah awal kebahagiaan. Masa tidak akan berdiam dalam satu kondisi, namun terus berganti. Segala kesulitan pasti akan berangsur hilang.
Jangan putus asa hanya karena musibah yang datang bertubi-tubi. Satu kesulitan, akan dikalahkan oleh dua kemudahan. Tunduklah kepada Allah Subhanahu Wata'ala semata, pasti kesulitanmu akan sirna selekasnya. Setiap orang yang penuh dengan ketabahan, pasti akan mendapat jalan keluar."

Alhamdulillah ya Allah...
Aku menemukan nasehat yang indah ini.
Maafkan hamba-Mu yang tidak sabar ini.
Maafkan hamba-Mu yang tidak pandai bersyukur atas apa yang telah Engkau berikan selama ini.
Maafkan hamba-Mu yang lemah dan cepat berputus asa ini, serta selalu salah faham kepada-Mu.

Ya Allah...
Engkau lah yang Maha Kuasa membolak balikkan hati. Tetapkanlah hatiku untuk selalu yakin kepada-Mu.
Maafkan aku yang sempat meragukan-Mu.
Maafkan aku yang sempat tidak mempercayai-Mu.
Di dunia in tidak ada yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman hati selain dekat dengan Mu. 
Hanya Engkau lah tempat berlindung orang-orang yang ketakutan, tempat mengadu orang-orang yang terdesak, temat meminta pertolongan orang-orang yang meminta pertolongan dan tempat berlindung orang-orang yang meminta perlindungan...

Ya Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim...
Sayangi dan kasihilah hamba selalu dengan hidayah-Mu..