Sabtu, 29 Maret 2014

Aisyah Kalah oleh Hafshah


Kisah ini adalah salah satu kisah yang paling ana suka diantara kisah-kisah cemburunya Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu'anha.

Kisah ini menceritakan tentang kalahnya Aisyah radhiallahu'anha dari Hafshah radhiallahu'anha. Kita tahu bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam sangat mencintai Aisyah dibandingkan istri-istrinya yang lain. Hal itu pun telah diketahui oleh khalayak umum. Dan dikarenakan rasa cinta Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam kepada Aisyah maka dalam perjalanan yang didampingi oleh Aisyah dan Hafshah, Rasulullah lebih sering mengunjungi tenda Aisyah (yang ada diatas unta) dari pada Hafshah. Karena hal tersebut Hafshah lalu mengajukan ingin bertukar tempat dengan Aisyah. Di karenakan Aisyah sangat lugu dan jujur, dia pun menyetujui keinginan Hafshah, maka dimulailah kisah yang lucu dan penuh hikmah ini.

"Diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu'anah, dia berkata: Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam apa bila hendak melakukan perjalanan, beliau selalu mengadakan undian di antara istri-istrinya, lalu keluarlah undian tersebut untuk Aisyah dan Hafshah sehingga mereka berdua berangkat bersama beliau. Pada suatu malam, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berjalan bersama Aisyah untuk bercakap-cakap dengannya. Suatu kali berkatalah Hafshah kepada Aisyah:  'Maukah kamu malam ini menunggangi untaku dan aku menunggangi untamu sehingga kamu dapat melihatku, begitu juga aku.' Aisyah menjawab: 'Baiklah.' Maka Aisyah lalu menunggangi unta milik Hafshah dan Hafshah menunggangi unta Aisyah. Lalu datanglah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam mengahampiri unta Aisyah yang ditunggangi oleh Hafshah kemudian mengucapkan salam dan berjalan bersamanya sampai mereka turun kembali. Tiba-tiba Aisyah merasa kehilangan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan merasa cemburu. Ketika mereka turun berhenti, mulailah Aisyah menendangkan kakinya ke tumbuh-tumbukan izkhir yang harum baunya sambil berkata: 'Ya Tuhanku! Semoga ada kalajengking atau ular yang mengigitku sedang aku tidak dapat mengatakan sesuatu apapun kepada Rasul-Mu." (HR. Muslim no. 2445, dalam kitab Fadhaa'ilu as-Shahaabah, bab Fadhaa'ilu Aisyah radhiallahu'anha)

Seperti diketahui bahwa tidak ada satupun dari istri-istri Rasulullah yang dapat menyaingi rasa cinta Rasulullah terhadap Aisyah, namun kali ini Aisyah harus mengalah karena taktik Hafshah yang juga ingin mendapatkan keberkahan yang sama dari Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam.

Dan dikarenakan kekalahannya ini, Aisyah radhiallahu'anha sampai rela memasukkan kakinya kedalam semak agar digigit kalajengki atau ular agar Aisyah memiliki alasan untuk bisa memanggil Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam.

Begitulah, rasa cemburu yang masuk ke hati para Ummahatul Mukminin, namun Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberi mereka kemampuan untuk bisa mengontrol rasa cemburu itu hingga tidak mencelakakan madunya. Dan kecemburuan diantara istri itu hal yang biasa terjadi pada rumah tangga yang berpoligami. Rasa cemburu itu biasa dan tidak perlu dicela.

Artikel: My Diary

Baca Juga:
- Kalaulah Bukan Karena Allah Menutupi Aib-Aib Kita
- Hafshah binti Umar radhiallahu'anha
- Lagi-Lagi Ulama Syi'ah Terbongkar Kebodohannya
- Kisah Sahabat yang Memuliakan Tamu Rasulullah
- Saat Rasulullah Pergi
- Haramnya Melakukan TAKHBIB (menggoda) Istri Orang Lain
- Renungan Cinta Untuk Para Istri
- Nasehat Kepada Anak Perempuan Saat Pernikahannya
- Nikah Mut'ah Dengan Adik Sendiri di Hotel
- Sesatnya Syi'ah: Khomeini Mut'ah dengan Anak Kecil

Minggu, 23 Maret 2014

Kalaulah Bukan Karena Allah Menutupi Aib-Aib Kita


Pada zaman Nabi Musa ‘alaihis salam, bani Israel ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka. Mereka berkata, “Ya Kaliimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka berangkatlah Musa ‘alaihis salam bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas. Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan kumuh penuh debu, haus dan lapar.

Nabi Musa berdoa, “Ilaahi! Asqinaa ghaitsak…. Wansyur ‘alaina rahmatak… warhamnaa bil athfaal ar rudhdha’… wal bahaaim ar rutta’… wal masyaayikh ar rukka’…..”

Setelah itu langit tetap saja terang benderang… matahari pun bersinar makin kemilau… (maksudnya segumpal awan pun tak jua muncul).

Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, “Ilaahi … asqinaa….”

Allah Ta'ala pun berfirman kepada Musa, “Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian…”

Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun… keluarlah ke hadapan kami…. karena engkaulah hujan tak kunjung turun…”

Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri… maka tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia… saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud…..

Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku… Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”

Maka hatinya pun gundah gulana… air matanya pun menetes….. menyesali perbuatan maksiatnya… sambil berkata lirih, “Ya Allah… Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun… selama itu pula Engkau menutupi ‘aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku…”

Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun bermunculan… semakin lama semakin tebal menghitam… dan akhirnya turunlah hujan.

Musa pun keheranan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia.”

Allah Ta'ala berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun.”

Musa berkata, “Ya Allah… Tunjukkan padaku hamba yang taat itu.”

Allah Ta'ala berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka ‘aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku membuka ‘aibnya sedangkan ia taat kepada-Ku?!”

(Kisah ini dikutip dari buku berjudul “Fii Bathni al-Huut” oleh Syaikh DR. Muhammad Al ‘Ariifi, hal. 42)

Subhaanallah… Kalaulah bukan karena Allah menutupi aib-aib kita…

Sumber: Mulim.co.id
------------------

My Diary

Baca Juga:
- Hafshah binti Umar radhiallahu'anha
- Jadilah Pema'af
- Nasehat Indah
- Senyuman
- Kenangan Umrah di Madinah
- Berbakti dan Mengharapkan Ridho Suami Berbalas Pahala
- Haruskan??
- Danau Tiberias dan Rahasia Dajjal
- Kisah Muallaf Seorang Wanita Karena Celana Dalam
- Hanzhalah bin Abi Amir, Seorang Syahid yang Dimandikan Malaikat
- Sepenggal Cerita Antara Muslimah Perancis Bercadar dengan Muslimah Imigran Arab tak Berjilbab

Hafshah binti Umar radhiallahu'anha


Ummahatul Mukminin Hafshah binti Umar bin Khattab radhiallahu'anha, seorang istri dan wanita ahli puasa dan tahajjud yang menjadi istri Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam di surga.

Keluarga Hafshah binti Umar
Ayahnya adalah Al-Faruq. Seorang laki-laki yang tumbuh dalam kesederhanaan, kesederhanaan yang berbasis kekuatan, dan kekuatan yang berbasis keadilan dan kasih sayang. Dia adalah laki-laki yang dilahirkan oleh bani Jazirah Arab dan dipelihara oleh Islam.

Ibu Hafshah radhiallahu'anha adalah Zainab binti Mazh'un, saudara perempuan dari seorang sahabat Rasulullah shallallahu'alahi wasallam yang utama, Utsman bin Mazh'un radhiallahu'anhu, yang ketika dia meninggal dunia, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam mendatangi dan menciumnya sampai air mata beliau mengalir membasahi pipi Utsman. Dialah yang paling pertama dikuburkan di pemakaman kaum musimin. Dialah yang ketika putri Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam meninggal, beliau berkata kepadanya; "Ikutilah orang terbaik yang telah mendahului kita, Utsman bin Mazh'un." (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Sa'ad dan Al Hakim, dia tidak berkata apa-apa tentang kedudukan hadits ini. Sedangkan menurut Adz-Dzahabi, sanadnya baik)

Bibi Hafshah radhiallahu'anha adalah Fatimah binti Khattab radhiallahu'anha. Dia termasuk wanita yang paling pertama masuk Islam bersama suaminya Sa'id bin Zaid, satu dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga.

Saudara Hafshah radhiallahu'anha adalah seorang ahli ibadah yang zuhud, bertaqwa, wara' dan ahli ilmu. Dialah Abdullah bin Umar radhiallahu'anhu yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam; "Abdullah adalah laki-laki yang shalih." (Hadits Muttafaq alaihi; diriwayatkan oleh Al-Bukhari (3741) dalam kitab Al-Manaaqib, bab Manaaqib Abdullah bin Umar Ibn al-Khattab, dan Muslim dalam kitab Fadhaa'il as-Shahaabah, bab Fiqh Fadh'ail Abdullah Ibn Umar al-Khattab)

Ibunda Aisyah radhiallahu'anha berkata tentang Abdullah bin Umar; "Aku tidak melihat orang yang lebih cepat menjalankan perintah dari pada Ibnu Umar." ("Sairu A'laim Nubala" karya Adz-Dzahabi (3/211)

Menjadi Ummahatul Mukminin
Sebelum menikah dengan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, Hafshah binti Umar radhiallahu'anha pernah menikah dengan Khunais bin Hudzafah, saudara dari Abdullah bin Hudzafah. Akan tetapi ketika terjadi Perang Badar, Khunais yang ikut dalam perang tersebut mendapat luka yang sangat banyak disekujur tubuhnya yang akhirnya sahabat yang utama ini menemui ajalnya setelah mengerahkan segenap jiwa dan raganya untuk membela agama Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Setelah meninggalnya Khunais bin Hudzafah, yang membuat Hafshah binti Umar radhiallahu'anha menjadi janda. Umar bin Khattab radhiallahu'anhu pun ikut sedih dan sakit hatinya melihat putrinya Hafshah menjadi janda pada usianya yang masih sangat belia, yaitu pada usia delapan belas tahun.

Dia khawatir, posisi putrinya sebagai janda akan membunuh masa mudanya, merusak keceriaannya dan mengganggu kebeliaannya. Dia pun senantiasa merasakan kesedihan yang sangat dalam setiap kali masuk ke dalam rumahnya dan menyaksikan putrinya larut dalam kesedihannya. Setelah berpikir panjang, dia pun berinisiatif untuk mencarikan suami pengganti untuk Hafshah radhiallahu'anha. Umar bin Khattab mencoba menghubungi para teman dekatnya.

Pertama kali dia menawarkan putrinya kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu'anhu, namun Abu Bakar tidak memberikan jawaban apa-apa. Dia lalu menawarkannya kepada Utsman bin Affan radhiallahu'anhu, namun Utsman berkata, 'Nampaknya aku tidak ingin menikah dalam waktu dekat.' Umar begitu terpukul oleh sikap kedua sahabatnya itu. Sehingga diapun mengadukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Tak disangka, Rasulullah berkata kepadanya; "Hafshah akan dinikahi oleh orang yang lebih dari Utsman dan Utsman akan menikahi orang yang lebih baik dari Hafshah." Lalu Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam meminang Hafshah untuk dirinya. Maka Umar pun menikahkan putrinya dengan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (9/152-153) dalam bab An-Nikah, dan Ibnu Sa'ad dalam kitab "Ath-Thabaqaf (8/82)

Kemudian Rasulullah pun menikahkan Utsman bin Affan dengna putrinya Ummu Kultsum setelah wafatnya saudari Ummu Kultsum, Ruqayyah.

Ketika Umar telah menikahkan Hafshah dengan Rasulullah. Abu Bakar datang kepadanya untuk meminta ma'af. Dia berkata, 'Jangan marah kepadaku. Karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam pernah menyebut akan menikahi Hafshah. Dan aku tidak ingin membocorkan rahasia beliau. Kalau saja Rasulullah tidak ingin menikahinya, aku pasti akan menikahinya.' (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5122) dalam kitab An-Nikah, bab Aradhu al-Insaan Ibnatahu au Ukhtahu 'Alaa Ahli Al-Khair. Ini adalah potongan dari hadits sebelumnya)

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menikahi Hafshah pada tahun ketiga hijriah sebelum terjadi Perang Uhud dan beliau memberinya mahar sebesar empat ratus dirham. Pernikahan tersebut merupakan kehormatan dan kebaikan yang luar biasa bagi Hafshah dan ayahnya Umar bin Khattab radhiallahu'anhuma.

Kedudukannya yang Mulia
Hafshah binti Umar radhiallahu'anha menempati posisi yang mulia di dalam hati Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Bahkan kedudukannya dibandingkan para istri Rasulullah yang lain juga termasuk lebih tinggi.

Sehingga ibunda Aisyah radhiallahu'anha pernah berbicara tentang Hafshah; 'Dialah yang menyaingiku diantara para istri Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam.' ("As-Sair" karya Adz-Dzahabi (2/227)

Namun kehidupan para istri Rasulullah radhiallahu'anhuma memang tidak sepi dari perasaan mereka sebagai manusia biasa. Mereka juga memiliki rasa cemburu dan saling berlomba mendapatkan perhatian Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan cintanya. Karena itu Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berusaha meredam hal itu lewat ajaran agama di rumahnya bersama para istrinya, para sahabatnya dan umatnya. Beliau berusaha merangkul semua pihak untuk mengantarkan mereka kepada jalan kebaikan.

Berikut ini adalah situasi yang menjelaskan kepada kita bagaiman rasa cemburu diantara para istri Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam itu terkadang mencuat ke permukaan. Kemudian kita juga akan melihat bagaiman cara Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam meredam persoalan itu dengan penuh kebijaksanaan dan kasih sayang.

Dalam kitab shahih Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Aisyah radhiallahu'anha, dia berkata: "Bahwa Nabi shallallahu'alaihi wasallam berada di rumah Zainab binti Jahsy, lalu di sana beliau meminum madu. Kemudian aku dan Hafshah bersepakat, siapa pun diantara kami berdua yang ditemui Nabi shallallahu'alaihi wasallam, ia harus mengatakan kepada beliau: 'Sesungguhnya aku mencium bau maghfir (pohon bergetah yang rasanya manis tapi berbau tidak sedap) darimu, apakah engkau telah memakannya?.' Kemudian beliau menemui beliau menemui salah seorang dari kami dan segera melontarkan pertanyaan terssebut kepada beliau. Beliau menjawab: "Tidak! Tetapi aku baru saja meminum madu di rumah Zainab binti Jahsy. Aku t idak akan mengulanginya lagi." Maka turunlah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala: "Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah kepadamu," sampai firman-Nya "Jika kamu berdua bertaubat." yaitu Aisyah dan Hafshah radhiallahu'anhuma. Sedang firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala: "Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafshah) tentang suatu peristiwa," ialah berkenaan dengan sabda beliau: "Melainkan aku baru saja meminum madu." (Hadits Muttafaq alaihi. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (4912) dalam kitab Tafsir Al-Qur'an, bab "Yaa Ayyuha an-Nabiyy, Lima Tuharrima maa Ahallallahu Laka", dan Muslim (1474) dalam kitab At-Thalaaq, bab Wujub al-Kaffaarah 'alaa Man Harraman Imra'atahu wa lam Yanwa al-Thalaaq.)

An-Nasa'i dan Al-Hakim meriwayatkan dari hadits Anas radhiallahu'anhu bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam memiliki seorang budak perempuan yang digaulinya. Aisyah dan Hafshah radhiallahu'anhuma selalu mempersoalkan itu sampai Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam mengharamkan budak perempuan itu atas dirinya. Maka Allah Subhanahu WaTa'ala menurunkan ayat:
"Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (At-Tahrim: 1)

Berpacu Dalam Memperoleh Ridha Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam
Hafshah binti Umar radhiallahu'anha hidup bersama Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dalam suasana yang bahagia. Fase itu merupakan fase terbaik dari hidupnya. Setiap hari semakin bertambah ilmunya, pemahaman agamanya dan ketaatannya kepada Allah Ta'ala. Bagaimna tidak, dia langsung mendapat asupan dari sumber yang murni.

Dia selalu berlomba dengan para istri Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam untuk memperoleh ridha beliau. Dia tidak pernah berhenti berusaha untuk memasukkan kebahagiaan kedalam hati Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, menjadikannya semakin dekat kepada Allah Ta'ala. Dia Banyak belajar dari Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam tentang ketaatan beliau kepada Allah yang membuatnya semakin dekat dengan Sang Maha Pencipta.

Sesungguhnya Hafshah Adalah Istri Rasulullah di Surga
Suatu hari Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam pernah menjatuhkan talak atas Hafshah radhiallahu'anhu. Maka hatinya terasa remuk dan dunia terasa gelap gulita. Dia tidak percaya bahwa suaminya yang amat dicintai dan juga nabinya itu telah menjatuhkan talak atasnya. Tiba-tiba datang Malaikat Jibril menyuruh Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam kembali kepada Hafshah.

Diceritakan dalam sebuah hadits bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menjatuhkan talak satu atas Hafshah, Kemudian Beliau kembali kepadanya atas suruhan Malaikat Jibril. Jibril berkata: 'Dia adalah ahli puasa, ahli tahajjud dan akan menjadi istrimu di surga.' (Diriwayatkan oleh Abu Daud (2283) dan Ibnu Majah (2016). Al-Arna'uth berkata: 'Ini hadits shahih')

Dikutip dari Buku Wanita Pilihan di Zaman Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, bab Hafshah binti Umar radhiallahu'anha, karangan: Syaikh Muhammad Hasan, penerbit: Pustaka as-Sunnah, Jakarta.
--------------

Artikel: My Diary

Baca Juga:
- Lagi-Lagi Ulama Syi'ah Terbongkar Kebodohannya
- Rumah Tangga Nabawi
- Aqidah Syi'ah Tentang Taqiyyah
- 52 Kiat Agar Istri Makin Sayang
- "Madu" itu Pahit
- Neraka, Kematian dan Hari Kiamat
- Potrer Hinanya Kaum Wanita Dimata Syi'ah
- Saudariku, Milikilah Sedikit Rasa Malu

Jumat, 21 Maret 2014

Lagi-Lagi Ulama Syi'ah Terbongkar Kebodohannya

Artikel sebelumnya tentang terbongkarnya kebodohan ulama syi'ah; Kebodohan Ulama Syi'ah Terbongkar Dalam Dialog.

Pada sebuah perdebatan sunni-syiah, seorang alim syiah itsna asyariyyah yang bernama Syauqi Ahmad menyatakan bahwasanya “Dahulunya dia adalah seorang sunni akan tetapi berpindah menjadi syiah karena
satu sebab, yakni karena dalam kitab sunni disebutkan sebuah hadits bahwasanya Allah turun ke langit dunia. Adapun dalam kitab syiah maka kita tidak akan menemui hadits seperti itu. Sehingga berubahlah agamanya menjadi syiah yang mana semula dia adalah sunni”

Maka lantas syaikh Khalid Al Wushobi membantahnya, dengan berkata:
قال أنه تحول من السنة إلى الشيعة بسبب حديث, الحديث و هو موجود عند أهل السنة أن الله ينزل من السماء الدنيا. أما الشيعة فلا يوجد عندهم ذلك. طيب, السؤال: ياإخوة أنا و الله متحير. إذا وجد فعلا حديث النزول عند الاثني عشرية, وين سيتحول ؟؟ أنا أنصحه يذهب إلى البوذية. ما يوجد عندهم هذا الحديث. أنا أنصحه يذهب إلى البوذية.
“Dia berkata bahwasanya dia berpindah dari sunni menjadi syiah karena satu hadits, dan hadits tersebut ada dalam kitab Ahlussunnah.Bahwasanya Allah turun ke langit dunia. Adapun syiah maka tidak ada hadits tersebut bagi mereka. Thoyyib, Maka pertanyaannya: Ya ikhwah, demi Allah saya bingung dengan orang ini. Jika ternyata benar-benar ada hadits turunnya Allah ke langit dunia dalam ajaran syiah itsna asyariyyah, maka dia akan berpindah ke agama mana ?? Saya nasihati dia untuk pergi ke agama budha. Tidak ada dalam ajaran budha hadits ini, saya nasihati dia berpindah ke ajaran budha”

Maka tatkala syaikh Khalid ingin membuktikannya langsung dari kitab syiah yang menunjukkan bahwasanya dalam ajaran mereka terdapat riwayat Allah turun ke langit dunia, Alim Syiah “Syauqi Ahmad” seketika takut dan merasa cemas dan ingin memotong perkataan syaikh Khalid karena takut dipermalukan. Maka Moderator Ustadz “Muhammad Shobir” berkata kepada Syauqi Ahmad:
الأخ شوقي لا تنفعني, لا تنفعني كن علميا الوقت أمامك. الأخ شوقي اسمع اسمع سجل ملاحظاتك.
“Wahai Al Akh Syauqi tidak berguna sikapmu (memotong perkataan orang), tidak berguna sikap mu. Jadilah orang yang ilmiyyah. Waktu (berbicara syaikh kholid ) berjalan terus didepanmu. Al Akh Syauqi dengarkan dan dengarkan dia. Tulis saja apa yang menjadi perhatianmu (untuk dibantah)”

Tatkala Sauqi Ahmad mulai diam barulah Syaikh Kholid Al Wushabi mengeluarkan kitab-kitab syiah yang menjadi bukti bahwasanya dalam kitab-kitab mereka terdapat hadits bahwasanya Allah turun ke langit dunia.
Pertama beliau mengeluarkan kitab Wasa’il Asy Syiah milik Al Amili dan kitab ini adalah pegangan syiah dan rujukan mereka, didalam kitab ini disebutkan riwayat dari Abi Abdillah alaihissalam,:
فان ربك ينزل في أول ليلة الجمعة إلى سماء الدنيا يضاعف فيه الحسنات ، ويمحو فيه السيئات ، وإن الله واسع كريم
“Sesungguhnya Rabbmu turun pada awal malam jum’at ke langit dunia, dia melipat gandakan kebaikan dan menghapus keburukan, sesungguhnya Allah maha luas rahmatNya dan maha mulia” 182/5

Ini dari kitab Wasa’il Asy Syiah. Kemudian Syaikh Khalid mengeluarkan kitab Al Kafi milik Al Kulaini, disebutkan dalam kitab ini sebuah riwayat:
وأنه ينزل كل ليلة في النصف الاخير من الليل إلى السماء الدنيا
Dan bahwasanya Allah turun setiap malam dipertengahan malam terakhir ke langit dunia” Al Kafi 1/183

Kemudian syaikh Khalid mengeluarkan kitab Furu’ Al Kafi, dan riwayatnya sama dengan riwayat pertama dalam Wasa’il Asy Syiah. Tatkala syaikh Khalid selesai memaparkan beliau berkata:
الذي أريده الآن, أين سينتقل شوقي ؟ هو انتقل من السنة إلى الشيعة بسبب هذا الحديث. وين سينتقل ؟؟

“Yang kami mau sekarang adalah kemana Syauqi akan berpindah ?? Dia berpindah dari sunnah ke syiah disebabkan hadits ini, sekarang dia akan berpindah kemana ??”

Lantas, Syauqi Ahmad berkilah karena malu yang mana sikapnya berkilah membuat diri ini sedikit tertawa dan tergelitikkan. Begitulah syiah jika sudah mepet dan buntu akal pikirannya.

Lihat video disini, pada menit ke 09 detik ke 43 hingga menit ke 13 detik 58: 


Selain dari kitab ini, kami dapat membuktikannya juga dari kitab-kitab syiah lain yang mu’tamad seperti “Bihar Al Anwar” milik Al Majlisi, kitab “Musnad Al Imam Ar Ridha” Milik  Azizullah, kitab “Syajarah Tuba” milik Muhammad Mahdi Al Hairi, Kitab “Khatimah Al Mustadrak” milik Mirza An Nuri.

Sumber:
--------------

My Diary

Baca Juga:

Dunia Syi'ah Gempar, Dikabarkan Mullah Mereka Menjadi Ulama Sunni


SYIAH TIMUR TENGAH DIKAGETKAN OLEH WAJAH AYATULLAH / MARJA' (ULAMA TERTINGGI RUJUKAN) MEREKA YANG KINI BERWAJAH SEORANG ULAMA SUNNI

Semalam, jam 9 Waktu Mekkah ِِِAl-Mukarramah, Penganut agama syiah imamiyah itsna 'asyariyah / ja'fariyah Timur Tenagh, digemparkan oleh TV Wesal Arab Saudi yang menyajikan salah satu acara "terpanas" yang pasti membuat kuping kaum syiah dan para ulama mereka memerah.

Pasalnya, tamu dalam acara tersebut adalah salah seorang mantan ayatollah syiah, ulama hadis, fiqh dan ushul agama syiah sekaligus sebagai marja' (ulama rujukan tertinggi) dalam komunitas syiah, yang kini berwajah sebagai seorang ulama sunni yang sangat handal. Semalam ia muncul untuk pertama kalinya secara resmi sebagai seorang ulama sunni ,setelah sebelumnya ia kerap muncul sebagai ulama syiah yang berserban hitam ala syiah.

Ini merupakan taqdir yang sangat luar biasa, sebab seorang marja' dalam agama syiah adalah ulama tertinggi ,semua fatwa dan ucapannya diamalkan laksana wahyu ,dan tak perlu ditanya tentang dalil dari semua fatwanya. Derajat Marja' ini, lebih tinggi dari derajat keulamaan lainnya dalam agama syiah, hatta derajat ulama mujtahid muthlaq ataupun presiden.

Biasanya kalau sudah menjadi marja' ; uang jutaan dolar dari hasil "khumus" (baca ; uang haram) akan memenuhi rekening banknya di Swiss ,Jerman, Prancis atau Negara Eropa lainnya. Sebab semua uang khumus-nya kaum syiah, penempatannya diatur oleh seorang marja' sekehendaknya.

Dengan segala kekayaan dan tingginya derajat keulamaan ini, ternyata mantan marja' syiah ini ; Syaikh Al'Allaamah Abu 'Ali Husain Al-Muayyid hafidzhahullah, meninggalkan pangkat tersebut dan lebih memilih untuk menyelamatkan keyakinannya. Baginya pangkat, harta dan kedudukan tinggi tidak berarti jika aqidah dan keyakinannya tidak memiliki dasar dan pondasi yang benar dan abash. Inilah sebabnya, ia "melarikan diri" dari semua harta dan pangkat dunia demi meraih cahaya iman dalam bingkai mazhab ahli sunnah waljama'ah.

Tidak tanggung-tanggung, ia rela meninggalkan semua kerabatnya, orangtuanya yang merupakan salah satu pemuka syiah dari keturunan marga Al-Kaadzhimiyah (marga tertinggi syiah) ia tinggalkan, demikian juga semua anaknya, dan istrinya ,ia tinggalkan sebab mereka semua tidak menyetujui berpindahnya beliau ke mazhab sunni.

Ibu beliau ; anak salah satu marja' syiah ; ayatullah sayid hasan shadar.Sedangkan istrinya ; saudari dari dai syiah populer ,Ammaar Al-Hakim.

Ketika istrinya mengetahui ia telah masuk dalam mazhab sunni, ia meminta cerai dan berkata pada beliau ; "Saya tidak akan pernah rela hidup menjadi istri seorang suami yang mendoakan keridhaan terhadap Aisyah",
Mendengar itu, iapun menjawab ; "Demikian juga aku, tidak mungkin bisa hidup dengan seorang istri yang selalu saja mencaci maki ibundaku, Aisyah radhiyallaahu'anha".

Karena khawatir ditangkap atau dibunuh oleh otoritas dan rezim Iraq dan Iran, beliaupun melarikan diri ke Yordania, lalu pindah ke Libanon, dan sekarang telah hidup di Jeddah, Arab Saudi. Ia mendapatkan suaka dan keamanan di Arab Saudi, dan sekarang beliau menjadi salah satu ulama yang ditugaskan di Rabithah Al-'Aalam Al-islamiy di Jeddah.

Semalam, di Wesal TV beliau mengisahkan perjalanan hidupnya, dari kecil, sewaktu menuntut ilmu di Hawzah Nejf, dan Qum, hingga menjadi ulama rujukan (marja') syiah di Iran dan Iraq secara khusus, dan di dunia secara umum.



 

Link video you tube :

http://youtube.com/watch?v=Y_wObje0heY&list=UUZk2GecS237MmUZpXhv3VEw

https://www.youtube.com/watch?v=Y_wObje0heY&feature=youtube_gdata_player

http://www.youtube.com/watch?v=P3sWjK6QI1E


Sumber:
1/ FP Dukung MUI Keluarkan Fatwa Syi'ah Sesat Dan Haram Di Indonesia
2/ الشيخ حسين المؤيد عبر قناة وصال فى حلقة هامة (Youtube) 
3/ الشيخ حسين المؤيد عبر قناة وصال فى حلقة هامة (Youtube) 
4/ لقاء المرِجع الشيعي السابق حسين المؤيد على قناة وصال (Youtube)
--------------

My Diary

Baca Juga:
- Kebodohan Ulama Syi'ah Terbongkar Dalam Dialog 
- Kecerdasan Abu Hanifah
- Syi'ah Mencela Rasulullah
- Boleh Jadi Aku Tidak Akan Bertemu Kalian Lagi
- Saat Rasulullah Pergi
- Bakti Abu Hurairah r.a Kepada Ibunya
- Hukum Menikah Karena Hamil Duluan
- Mengenal Utsman bin Affan radhiallahu'anhu

Kebodohan Ulama Syi'ah Terbongkar dalam Dialog


Ulama Syi'ah Dipermalukan Oleh Syaikh Kholid -hafidzahulah- di depan kamera. Muhammad Asy Syahhat seorang ulama syi'ah itsna 'asyariyyah terbungkam dan malu didepan kamera. Dia mengaku seorang wakil dari Imam Al Mahdi. Dan menurutnya, Al Mahdi mampu mengatur alam semesta.

Mari kita lihat dialog mereka:

Syaikh kholid (Ahlussunnah) : Apakah seorang wakil dari Al Mahdi dapat mengambil kemampuan Almahdi (Mengatur alam)?? Saya minta bukti dari engkau, kalau engkau adalah wakil dari Al Mahdi.

Muhammad Syahhat (Syiah itsna asyariyyah): Ya.. Buktinya adalah saya memiliki kekuasaan untuk mengatur alam yang tak mungkin bisa ditolak.

Syaikh kholid: Kemampuan apa yang telah kamu kuasai ?? Apakah kamu memiliki mu'jizat.

Muhammad Syahhat: Ya.. Saya memiliki mu'jizat.. Yaitu mu'jizat kekuasaan untuk mengatur alam.

Syaikh kholid: Ya.. Para pemirsa saksikanlah.. Saya menginginkan dirinya, untuk menjawab berapa jumlah uang ini? (Sambil beliau mengambil beberapa lembar uang kertas yang terlipat dari kantong jubahnya)

Muhammad Syahhat: Ahsanta ya syaikh.. (Sambil terkejut gak gok)

Syaikh kholid: Na'am.. berapa jumlahnya?? Saya ingin, kamu menjawab berapa jumlahnya??

Muhammad syahhat: Ahsanta yaa syaikh kholid (gugup)

Syaikh kholid: Berapa jumlah uang ini..? Jawablah.. Bukankah engkau memiliki kekuasaan untuk mengatur alam??

Muhammad Syahhat: Apakah soal ini berfaidah ?? (Tambah gugup)

Syaikh kholid: Jawablah.. Berapa jumlah uang ini ? Bukankah kamu memiliki kekuasaan mengatur alam ?

Muhammad Syahhat: Yaa Syaikh kolid.. Janganlah kamu tanyakan itu..

Syaikh Kholid: Tidak.. Saya ingin menanyakan kamu jumlah uang ini..

Muhammad Syahhat: Bagaimana saya menjawabnya ??

Syaikh kholid: Kamu adalah wakil dari Al Mahdi, bagaimana kamu tidak bisa menjawabnya ?

Muhammad Syahhat: Kalau begitu dimana Allah ?

Syaikh Kholid: Saya tidak bertanya dimana Allah.. Yang saya tanyakan berapa jumlah uang ini ?? Kamu wakil Imam Mahdi ?

Muhammad Syahhat: Ya.. Saya wakil dari Al Mahdi

Syaikh kholid: Ya sudah.. Jawab berapa jumlah ini ?

Muhammad Syahhat: Al Mahdi memiliki Ilmu Qalam..

Syaikh kholid: Saya tidak ingin Ilmu Qalam, tapi yang saya inginkan ilmu fulus, ilmu duit..

Moderator: Ya.. Ya sudahlah syaikh kholid.. Kita sudah melewati pertanyaan ini.

Begitulah.. Ketololan ulama syi'ah.. Kalau memiliki kemampuan mengatur alam, seharusnya dia dapat mengetahui berapa jumlah duit itu. Ulama syiah ini pun secara tidak langsung ingin menandingi Allah dalam mengatur alam. Akan tetapi.. Allah mengetahui segala sesuatu sampai semut hitam di tengah malam. Namun ulama syiah jumlah semlembaran duit pun tidak mengetahuinya.

Silahkan dishare..

--------------
Baca Juga:

Rabu, 19 Maret 2014

Syi'ah Menuduh Rasulullah Berzina

Astaghfirullah aladzim....
Makhluk syi'ah yang satu ini benar-benar keterlaluan...
Katanya cinta Islam dan cinta ahlul bait tapi menghina dan memfitnah Rasulullah...

Video dibawah ini menunjukkan kalau ternyata imam syiah -Yassir al Habib (Habibusyaithon)- sangat membenci Rasulullah.

Ia bertaqiyyah dan berkamuflase menuduh Rasulullah adalah Pezina. Secara tidak langsung perkataannya ini mengatakan Rasulullah adalah Nabi PEZINA.

Ia mengatakan Seorang laki-laki yang menikahi wanita PEZINA (maksudnya Aisyah Radhiyallahu 'anha) adalah PEZINA.

Ia juga mengatakan Pria ini yang menikahi wanita Setan juga adalah setan laki-laki. Yang anehnya ia malah berdo'a kepada Allah untuk memberikan penghormatan kepada Ratu Inggris yang telah menyelamatkan Salman Rushdi. Salman Rushdi ini adalah penulis buku The Satanic Verses (AYAT-AYAT Setan yang ia maksud adalah al Quran).



Sumber:
1/. www.sunnahcare.com
2/. Youtube
-------------

My Diary

Baca Juga:
- Mut'ah Menurut Tinjauan Syi'ah
- Canda
- Umar bin Khattab Masuk Islam
- Kronologis Perang Jamal
- Rasulullah, Malaikat dan Peristiwa Thaif
- Dengan Hati
- Kisah Malaikat Izrail Mencabut Nyawanya Sendiri
- Kisah Ratu Mesir

Selasa, 18 Maret 2014

Mut'ah Menurut Tinjauan Syi'ah


Syi'ah dan kawin mut’ah adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Bentuk penghalalan mereka nampak dari kedudukan nikah mut’ah itu sendiri di kalangan mereka. Ash-Shaduq di dalam kitab Man Laa Yahdhuruhul Faqih dari Ash-Shadiq berkata: “Sesungguhnya nikah mut’ah itu adalah agamaku dan agama pendahuluku. Barangsiapa mengamalkannya maka dia telah mengamalkan agama kami. Sedangkan barangsiapa mengingkarinya maka dia telah mengingkari agama kami dan meyakini selain agama kami.”

Di dalam halaman yang sama, Ash-Shaduq mengatakan bahwa Abu Abdillah pernah ditanya: “Apakah nikah mut’ah itu memiliki pahala?” Maka beliau menjawab: “Bila dia mengharapkan wajah Allah (ikhlas), maka tidaklah dia membicarakan keutamaan nikah tersebut kecuali Allah tulis baginya satu kebaikan. Apabila dia mulai mendekatinya maka Allah ampuni dosanya. Apabila dia telah mandi (dari berjima’ ketika nikah mut’ah, pen) maka Allah ampuni dosanya sebanyak air yang mengalir pada rambutnya”.

Bahkan As-Sayyid Fathullah Al Kasyaani di dalam Tafsir Manhajish Shadiqiin 2/493 melecehkan kedudukan para imam mereka sendiri ketika berdusta atas nama Nabi Shalallahu’alaihi Wassallam, bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa melakukan nikah mut’ah satu kali maka derajatnya seperti Al-Husain, barangsiapa melakukannya dua kali maka derajatnya seperti Al-Hasan, barangsiapa melakukannya tiga kali maka derajatnya seperti Ali Radhiyallahu ‘anhu dan barangsiapa melakukannya sebanyak empat kali maka derajatnya seperti aku.”

Inilah seluk-beluk nikah mut’ah yang berlaku di kalangan Syiah.
1. Akad nikah
Di dalam Al Furu’ Minal Kafi 5/455 karya Al-Kulaini, dia menyatakan bahwa Ja’far Ash-Shadiq pernah ditanya seseorang: “Apa yang aku katakan kepada dia (wanita yang akan dinikahi, pen) bila aku telah berduaan dengannya?” Maka beliau menjawab: “Engkau katakan: Aku menikahimu secara mut’ah berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya, namun engkau tidak mendapatkan warisan dariku dan tidak pula memberikan warisan apapun kepadaku selama sehari atau setahun dengan upah senilai dirham demikian dan demikian.” Engkau sebutkan jumlah upah yang telah disepakati baik sedikit maupun banyak.” Apabila wanita tersebut mengatakan: “Ya” berarti dia telah ridha dan halal bagi si pria untuk menggaulinya.” (Al-Mut’ah Wa Atsaruha Fil-Ishlahil Ijtima’i hal. 28-29 dan 31)

2. Tanpa disertai wali si wanita
Sebagaimana Ja’far Ash-Shadiq berkata: “Tidak apa-apa menikahi seorang wanita yang masih perawan bila dia ridha walaupun tanpa ijin kedua orang tuanya.” (Tahdzibul Ahkam 7/254)

3. Tanpa disertai saksi (Al-Furu’ Minal Kafi 5/249)

4. Dengan siapa saja nikah mut’ah boleh dilakukan?
Seorang pria boleh mengerjakan nikah mut’ah dengan:
- wanita Majusi. (Tahdzibul Ahkam 7/254)
- wanita Nashara dan Yahudi. (Kitabu Syara’i’il Islam hal. 184)
- wanita pelacur. (Tahdzibul Ahkam 7/253)
- wanita pezina. (Tahriirul Wasilah hal. 292 karya Al-Khumaini)
- wanita sepersusuan. (Tahriirul Wasilah 2/241 karya Al-Khumaini)
- wanita yang telah bersuami. (Tahdzibul Ahkam 7/253)
- istrinya sendiri atau budak wanitanya yang telah digauli. (Al-Ibtishar 3/144)
- wanita Hasyimiyah atau Ahlul Bait. (Tahdzibul Ahkam 7/272)
- sesama pria yang dikenal dengan homoseks. (Lillahi … Tsumma Lit-Tarikh hal. 54)

5. Batas usia wanita yang dimut’ah
Diperbolehkan bagi seorang pria untuk menjalani nikah mut’ah dengan seorang wanita walaupun masih berusia sepuluh tahun atau bahkan kurang dari itu. (Tahdzibul Ahkam 7/255 dan Lillahi … Tsumma Lit-Tarikh hal. 37)

6. Jumlah wanita yang dimut’ah
Kaum Rafidhah mengatakan dengan dusta atas nama Abu Ja’far bahwa beliau membolehkan seorang pria menikahi walaupun dengan seribu wanita karena wanita-wanita tersebut adalah wanita-wanita upahan. (Al-Ibtishar 3/147)

7. Nilai upah
Adapun nilai upah ketika melakukan nikah mut’ah telah diriwayatkan dari Abu Ja’far dan putranya, Ja’far yaitu sebesar satu dirham atau lebih, gandum, makanan pokok, tepung, tepung gandum, atau kurma sebanyak satu telapak tangan. (Al-Furu’ Minal Kafi 5/457 dan Tahdzibul Ahkam 7/260)

8. Berapa kali seorang pria melakukan nikah mut’ah dengan seorang wanita?
Diijinkan bagi seorang pria untuk melakukan mut’ah dengan seorang wanita berapa kali dia kehendaki. (Al-Furu’ Minal Kafi 5/460-461)

9. Bolehkah seorang suami meminjamkan istri atau budak wanitanya kepada orang lain?
Kaum Syi’ah Rafidhah membolehkan adanya perbuatan tersebut dengan dua model:
Bila seorang suami ingin bepergian, maka dia menitipkan istri atau budak wanitanya kepada tetangga, kawannya, atau siapa saja yang dia pilih. Dia membolehkan istri atau budak wanitanya tersebut diperlakukan sekehendaknya selama suami tadi bepergian.
A. Alasannya agar istri atau budak wanitanya tersebut tidak berzina sehingga dia tenang selama di perjalanan.
B. Bila seseorang kedatangan tamu maka orang tersebut bisa meminjamkan istri atau budak wanitanya kepada tamu tersebut untuk diperlakukan sekehendaknya selama bertamu. Itu semua dalam rangka memuliakan tamu. (Lillahi … Tsumma Lit-Tarikh hal. 47)

10. Nikah mut’ah hanya berlaku bagi wanita-wanita awam. Adapun wanita-wanita milik para pemimpin (sayyid) Syi’ah Rafidhah tidak boleh dinikahi secara mut’ah. (Lillahi … Tsumma Lit-Tarikh hal. 37-38)

11. Diperbolehkan seorang pria menikahi seorang wanita bersama ibunya, saudara kandungnya, atau bibinya dalam keadaan pria tadi tidak mengetahui adanya hubungan kekerabatan di antara wanita tadi. (Lillahi … Tsumma Lit-Tarikh hal. 44)

12. Sebagaimana mereka membolehkan digaulinya seorang wanita oleh sekian orang pria secara bergiliran. Bahkan, dimasa Al-‘Allamah Al-Alusi ada pasar mut’ah, yang dipersiapkan padanya para wanita dengan didampingi para penjaganya (germo). (Lihat Kitab Shobbul Adzab hal. 239).

Sumber: Islampos
---------------

My Diary

Baca Juga:
- Jadilah Pema'af
- Kisah Kalung Permata dan Gadis Cantik
- Ayat-Ayat Setan dalam Kitab Suci Syi'ah
- PERANG KHANDAQ
- 52 Kiat Agar Istri Makin Sayang
- Rumah Tangga Tanpa Selingkuh
- Renungan Cinta Untuk Para Istri
- Aqidah Rafidhah tentang Para Sahabat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam
- Kisah Nyata: Wanita Syi'ah yang Malang di Bandung

Senin, 17 Maret 2014

Jadilah Pema'af


Bismillahirrahmanirrahim...

Firman Allah ta'ala,

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh." (QS: Al-A'raf Ayat: 199)

Suatu ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi wassalam sedang duduk, tiba-tiba beliau tertawa sehingga tampaklah gigi-gigi serinya.

Maka sahabatnya Umar Radiallahu'anhu. kebingungan dan bertanya, “Wahai Rasulullah, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, apakah yang membuatmu tertawa?”

Beliau menjawab, “Ada dua lelaki dari umatku yang dikumpulkan di hadapan Rabbul Izzah, Allah Ta'alla.


Salah satu di antaranya berkata, ‘Wahai Rabb, ambilkanlah hakku yang dizhalimi oleh orang ini!’

Maka Allah Ta'alla berfirman, 'Kembalikan hak saudaramu yang telah engkau zhalimi!’

Orang itu berkata, ‘Wahai Rabb, tidak ada lagi kebaikan yang tersisa.’

Yang seorang lagi berkata, ‘Wahai Rabb, biarlah dia menanggung sebagian dari dosa-dosaku!’

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam mencucurkan air matanya, kemudian bersabda, “Sungguh, hari itu adalah hari yang berat. Pada hari itu manusia perlu dipikulkan dosa-dosanya.”

Maka Allah Ta'alla berfirman kepada orang yang dizhalimi itu, “Angkatlah matamu dan perhatikanlah surga-surga itu!”

Orang itu berkata, “Wahai Rabb, aku melihat kota-kota dari perak dan istana-istana emas yang ditaburi mutiara. Untuk nabi, orang shaddiq, atau syahid yang mana semua ini?”

Allah Ta'alla berfirman, “Ini semua untuk siapa saja yang membayar harganya.”

Orang itu berkata, “Wahai Rabb siapa pula yang memiliki (harga)nya?”

Allah berfirman, “Engkau memilikinya.”

“Dengan apa, wahai Rabb?” tanyanya.

“ Dengan pemberian maafmu kepada saudaramu.”

“Wahai Rabb, aku telah memaafkannya.”

Allah Ta'alla berfirman, “ Peganglah tangan saudaramu itu, lalu bawalah ia memasuki surga.”

Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, "IttaquLLaha wa ashlihuu dzaata bainikum, fa innaLLaha ta’ala yushlihu bainal mu’miniina yaumal qiyamati."
(“ Hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah dan memperbaiki hubungan di antara sesama kalian, karena sesungguhnya Allah memperbaiki hubungan di antara orang-orang yang beriman pada hari kiamat.”)


(HR. Hakim dari Anas bin Malik Radiallahu anhu)


Artikel: My Diary

Baca Juga:
- Surat Cinta untuk Pembenci Arab Saudi
- Saat Hidayah Menyapa
- Karena Allah yang Menyuruhmu!!
- Jangan Tunda Taubatmu!!
- Bila Kalian Mengetahui, Jawablah Adzan itu
- Umar bin Khattab radhiallahu'anhu
- Renungan Malam sang Ibu

Minggu, 16 Maret 2014

Surat Cinta untuk Pembenci Arab Saudi


Untukmu yang suka memfitnah dan mencari aib saudaramu sendiri...
Bagi Yang Membenci SAUDI, Bacalah Surat Cinta ini...

Negeri saudi arabia bukanlah khilafah di zaman para Sahabat radhiallahu anhum dan rajanya juga bukanlah Mu’awiyyah bin Abu Sufyan-radhiallahu anhuma demikian juga ulamanya bukanlah Ibnul Musayyib, bukan pula Ibnu Sirin ataupun Sulaiman bin Yasar bahkan tidak pula mendekati derajat Al Imam Asy Syafi’i ataupun Al Imam Al Auzai rahimahumullah.

Kalau kalian mencari-cari kesalahannya niscaya kalian pasti akan mendapatinya sangat banyak, bahkan bukankah kesalahan-kesalahan sudah menjadi tabi’at manusia?

Jika engkau terus-menerus mencari-cari kesalahan saudaramu sama saja jika engkau memaksanya menjadi malaikat, sesuatu yang mustahil bukan?

Wahai Saudaraku…

Negeri Saudi Arabia bukanlah Khilafah di zaman para Sahabat radhiallahu anhum dan rajanya juga bukanlah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah demikian juga ulamanya bukanlah Urwah bin Zubair, bukan pula Al Hasan Al Bashri ataupun Muhammad bin Syihab, bahkan tidak pula menghampiri derajat Al Imam Ahmad ataupun Imam Sufyan Ats Tsauri rahimahumullah.

Kalau kalian membandingkan negeri yang sempurna seperti negerinya Umar bin Al Khaththab atau pemimpin setegar Utsman bin Affan radhiallahu'anhuma maka sungguh di mata kalian negeri Saudi Arabia saat ini hanyalah sampah.

Tapi wahai saudaraku…

Tunjukkan kepadaku negeri manakah yang saat ini lebih baik dari Kerajaan Saudi Arabia?

Di negeri tersebut Tauhid diserukan, Sunnah di da’wahkan, hukum Had ditegakkan, ketika adzan dikumandangkan pasar-pasar menjadi sepi, para pedagang meninggalkan dagangannya kemudian menyusun shaf menyambut panggilan Allah ‘Azza Wa Jalla.

Sungguh ini adalah miniatur sebuah negeri yang mencoba menegakkan Syariat Islam semampu mereka.

Sekali lagi wahai saudaraku…

Yang baik aku tekankan bahwa negeri Saudi Arabia bukanlah Khilafah di zaman para Sahabat radhiallahu'anhum dan rajanya juga bukanlah Sulaiman bin Abdul Malik rahimahullah, demikian juga ulamanya bukanlah Fudhail Ibnu Iyyadh, bukan pula Sa’id bin Jubair ataupun Atha’ bin Abi Rabah bahkan tidak pula menghampiri derajat Al Imam Al Bukhari ataupun Imam At Tirmidzi rahimahumullah.

Wahai Saudaraku…

Sangatlah mengherankanku ketika kalian mengatakan Saudi Arabia tidak peduli dengan kaum Muslimin, baik yang di Suriah, Palestina, Mesir maupun di belahan dunia yang lainnya.

Sungguh aku tak tahu apakah yang telah membutakan matamu sehingga tidak mampu melihat dan membaca berbagai penebaran kebaikan dan bantuan dari Pemerintah dan Rakyat Saudi Arabia di seluruh penjuru dunia.

Milyaran rupiah digelontorkan untuk pengungsi Suriah, bahkan Saudi memasok senjata, mortir maupun anti tank kepada kaum muslimin di Suriah yang sedang berperang dengan kaum kafir Syi’ah Raafidhah dan sekutunya.

Sangat mengherankan ketika dengan mudahnya kalian menemukan berbagai berita tapi kok bisa berita seperti ini terlewatkan, dari ketukan jarimu di atas tablet atau smartphone yang engkau pakai?

Wahai Saudaraku….

Sungguh sangat menakjubkan ketika engkau tidak tahu Milyaran rupiah yang dikucurkan Saudi kepada warga Palestina, sementara di saat yang sama engkau mampu mencari dan mengekspos kesalahan dan kejelekan pemerintah Saudi.

Bahkan ketika bantuan itu berada di depan mata kalian, di negeri kita yang tercinta ini, Nusantara negeri seribu pulau, ketika Tsunami memporak-porandakan Aceh sembilan tahun yang lalu, ketika media masa ribut menggembor-gemborkan bantuan yang berupa pinjaman dengan bunga dari negeri-negeri kafir, diam-diam pemerintah dan rakyat saudi telah memberikan bantuan jutaan dolar dalam bentuk hibah alias gratis bin cuma-cuma.

Tertutupkah mata kalian dari itu semua, jika kalian melakukan celaan tersebut karena ketidaktahuan maka alangkah baiknya jika kita diam dari sesuatu yang kita tidak mengetahuinya.

Adapun jika celaan itu muncul karena dorongan kebencian maka sungguh aku hanya bisa meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar melembutkan hati-hati kita.

Wahai Saudaraku…

Sungguh kebaikan pemerintah negeri Haramain sangatlah banyak, bahkan yang menyedihkanku bahwa mereka orang-orang yang sangat keras permusuhan dan kebenciannya terhadap pemerintah Saudi. Mereka berani menuduhnya dengan tuduhan-tuduhan yang buruk.

Ternyata di saat yang sama di masa lalu mereka pernah menikmati fasilitas dan berbagai kebaikan dari pemerintah Saudi.

Tanyalah Sa’id Aqil Siraj berapa banyak uang dan bantuan Saudi yang masuk ke kantong dan perutnya? yang di saat dia mencela Saudi yang telah memberinya beasiswa bahkan gaji sehingga dia bisa bergelar doktor.

Sekarang dia justru membangga-banggakan negeri Iran, negerinya Ayatusy-syaithan Khomeini yang telah mencela Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

Dengan mengatakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah gagal dalam mewujudkan keadilan, dia memuji Iran negerinya para kaum Syi’ah yang mencela Abu Bakar, ‘Umar dan Ibu kita Aisyah dan Hafshah radhiallahu'anhum.

Wahai Saudaraku….

Tanyalah kepada para tokoh-tokoh PKS yang banyak kadernya serta saudaranya dari Ikhwanul Muslimin begitu membenci Saudi?

Tanyalah Hidayat Nur Wahid, Anis Matta dan lainnya berapa banyak duit dan bantuan dari Saudi yang mereka nikmati ketika bersekolah di Saudi Arabia atau ketika sekolah di LIPIA?

Demikian juga dengan orang-orang NU yang banyak mendapatkan bantuan dana dari Kerajaan Saudi Arabia?

Wahai Saudaraku…

Bukalah mata kalian terlebih mata hati kalian, kalian mendukung bahkan teriak-teriak memberi dukungan kepada para pejuang di Suriah yang memerangi Basyar Ashad tapi di saat yang sama kalian justru tidak berterima kasih bahkan mencela negeri Saudi Arabia yang jika bukan karena Allah ‘Azza Wa Jalla dan kemudian kesigapan Kerajaan Saudi Arabia mengirimkan bantuan Militer kepada Kerajaan Bahrain maka saat ini mungkin saja Bahrain telah dipimpin oleh orang yang beragama sama dengan Basyar Ashad sehingga tragedi Suriah bisa saja terulang di Bahrain.

Lihatlah wahai saudaraku, jika bukan karena Allah ‘Azza Wa Jalla kemudian dukungan dan fatwa para Ulama Saudi Arabia serta bantuan Dana dari pemerintah Kerajaan Saudi Arabia maka saat ini mungkin saja agama Ahmadiyyah Qadiyaniyyah telah menjadi agama resmi Negeri Pakistan.

Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla merahmati Asy Syaikh Tsanaullah Amru Tisri seorang Salafy yang telah membantah dan melayani Mirza Ghulam Ahmad untuk bermubahalah sehingga Mirza mati dalam keadaan mengenaskan sementara Asy Syaikh Tsanaullah masih hidup bertahun kemudian.

Apakah kalian tidak mengetahui hal itu? Kalau begitu itu sungguh sangat mengejutkan!

Wahai Saudaraku ….

Kesalahan pemerintah Saudi mungkin sangatlah banyak tapi kebaikannya juga sangatlah banyak.

Tak cukup surat singkat ini untuk membeberkan semuanya, maka mari mampir sejenak untuk membaca tulisan ini.

BANTUAN SAUDI ARABIA NEGERINYA WAHHABI KEPADA KAUM MUSLIMIN DI SELURUH DUNIA

Dan itu hanyalah sedikit dari banyaknya kebaikan negeri yang mulia dan penuh berkah ini yang sekali lagi aku katakan bahwa negeri ini juga punya banyak kesalahan, tapi syukurilah ni’mat ini karena masih ada negeri yang semisal Saudi Arabia.

Adapun kesalahannya perbaikilah sesuai dengan tuntunan Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan mintakanlah ampun kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.

Syukurilah ni’mat ini bahwa masih ada negeri yang di dalamnya tegak hukum Had, Shalat berjama’ah ditegakkan, Rumah-rumah ibadah kaum kafir dilarang untuk didirikan, amar ma’ruf nahi mungkar dilaksanakan dan dianjurkan.

Syukurilah maka mungkin saja Allah ‘Azza Wa Jalla akan menganugerahkan kita ni’mat yang lebih besar yakni Khilafa di atas Minhaj Nubuwwah.

Adapun jika kita memngigkari ni’mat ini maka sungguh aku sangat mengkhawatirkan musibah akan terus menerus menghantam kita, dan terpecahbelahnya kekuatan kaum muslimin disaat ini adalah musibah yang sangat besar dan realita yang sedang terjadi.

Wahai Saudaraku ….

Tersisa pertanyaan untuk diriku dan untuk kalian, ketika kalian sibuk mencela Salafiyyun dengan mengatakannya tidak peduli dengan kaum muslimin, aku jadi ingin bertanya, “di manakah kalian berada ketika kaum Muslimin sedang dibantai di Ambon dan Poso dan apa yang kalian lakukan saat itu, atau jangan-jangan kalian justru bergabung dengan banser NU yang hendak menghalangi kaum muslimin salafiyyun yang hendak berangkat ke Ambon menolong kaum Muslimin di sana dengan bertaruh nyawa. Di mana kalian dan apa yang kalian lakukan saat itu?”

Di saat kalian mencela Negeri Haramain yang telah menggelontorkan dana milyaran dolar bagi kaum muslimin di seluruh dunia apa yang telah kalian sumbangkan untuk Islam dan Kaum Muslimin?

Berapa rupiah yang telah kalian sumbangkan ke penduduk Suriah?
Palestina dan lainnya?

Bahkan berapa rupiah yang telah kalian sumbangkan kepada Saudara-saudara kalian di Aceh? Yogyakarta?

Bahkan berapa rupiah yang kalian sumbangkan kepada sanak saudara kalian yang membutuhkan?

Bahkan berapa rupiah yang telah kalian sumbangkan untuk pembangunan Masjid di tempat kalian?

Atau jangan-jangan Masjid di tempat kalian pun ternyata adalah salah satu dari puluhan bahkan ratusan Masjid di Nusantara ini yang merupakan bantuan dari Negeri Haramain Saudi Arabia?

Jangan sampai doa pun kita lupa panjatkan buat saudara-saudara kita yang menderita dan tertindas di Palestina, Suriah, Somalia, dan Negeri lainnya.

Dan jangan sampai kitapun menjadi tong kosong yang nyaring bunyinya…

Sungguh Gajah di pelupuk mata tidak tampak, semut di seberang lautan tampak…

Kita teriak-teriak bak pahlawan kesorean tapi ternyata sumbangsih kita untuk islam dan kaum muslimin adalah NOL BESAR…

Demikianlah surat cinta ini dibuat, semoga kita semua bisa intropeksi diri...
-----------

Artikel: My Diary

Baca Juga:
- Saat Hidayah Menyapa
- Karena Allah yang Menyuruhmu!!
- Jangan Tunda Taubatmu!!
- Imam Syi'ah Muqtadha Ash Shadr: Zina Bareng di Husainiyah Penuh Berkah
- Mujahidah di Medan Laga
- Hadits Tentang Wanita
- Hak-Hak Istri yang Harus Ditunaikan Oleh Suami

Sabtu, 15 Maret 2014

Saat Hidayah Menyapa

Terbukanya hati sesorang itu, merupakan milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata...

Allah Berfirman:
"Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkanya." (QS. Yusuf: 103)

Ketika hidayah belum menyapamu...
Sanggupkah engkau membelinya...??

Masalah hati orang menerimanya atau tidak... 

Itu adalah hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata... 
Dan tidak ada orang yang bisa campur tangan dalam urusan itu...

Ketika engkau mendambakan hidayah...
Sudahkah engkau memintanya...??

Empat hal yang di mohon dan di minta Nabi Shalallahu 'alahi wa sallam kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala...
Ya Allah. Aku mohon kepada Engkau petunjuk... 

Aku mohon kepada Engkau ketakwaan...
Aku mohon kepada Engkau agar mampu untuk menjaga kehormatan diriku...
Dan aku mohon kepada Engkau Ya Allah akan kecukupan... [1]

Ketika hidayah menyapamu...
Sanggupkah engkau mempertahankanya...??

Sesungguhnya Rasul kita Shalallahu'alahi Wa Sallam telah mengabarkan akan suatu zaman...
Akan ada hari-hari kesabaran... Orang yang berpegang kepada agamanya seperti memegang bara api... [2]

"ia panas... Tapi harus di pegang... Karna bila ia lepaskan... Itu menjadi api neraka untuknya...
"ia panas... Namun harus segera ia pegang karna itu kebahagian untuk hidupnya di dunia dan akhirat..."

Maka Rasulallah Shalallahu "alahi Wa sallam memberikan kabar gembira... Bagi mereka yang kokoh... Tegar... Memegang sunnah Rasulallah... Di zaman seperti ini...

Beliau bersabda: orang yang berpegang kepada sunnahku di hari itu.. Mendapatkan 50 Shahabat yang mengamalkan sunnah tersebut... [3]


Ketika hidayah belum menyapamu... Sanggupkah engkau membelinya...??
Ketika mendambakan hidayah... Sudahkah memintanya...??
Ketika hidayah menyapa hatimu...
Maka sanggupkah engkau menjaganya...??
 


_________
footnote:
[1] (HR. Muslim. No 6842)

[2] Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda; "Akan datang suatu zaman dimana orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api." (H.R Tirmidzi)
[3] Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam kitab al-Fitan wal Malahim, no. 4333, bahwa Rasulullah Shallallahu'aliahi wasallam bersabda ketika menafsirkan ayat “alaikum anfusakum” (QS. al-Maidah: 105): “Bahkan perintahkanlah oleh kamu sekalian untuk berbuat amar ma’ruf nahi mungkar, sehingga jika engkau telah melihat manusia mentaati sifat kikir, hawa nafsu telah liar diumbar, dunia diutamakan, dan setiap orang yang mempunyai pendapat (pemikiran) telah bangga dengan pendapatnya sendiri, maka hendaklah kalian menjaga diri kalian sendiri dan meninggalkan orang-orang awwam, karena sungguh setelah itu akan ada hari-hari (yang sulit dan berat)(sehingga karena sulit dan beratnya) orang yang sabar (di dalam memegang kesepakatan atas kebenaran) ibarat menggenggam bara api. Orang yang beramal (pada zaman itu, mendapatkan pahala) seperti pahala lima puluh kalinya orang yang beramal diantara kamu sekalian.”
Dalam riwayat lain ada tambahan,
"Para shahabat ketika itu bertanya kepada Rasulullah, “Lima puluh kalinya kami atau mereka?” Rasulullah menegaskan, “Bahkan lima puluh kalinya kamu sekalian (yakni para shahabat).”

Sumber: Saat Hidayah Menyapa (Youtube)
--------------

Artikel: My Diary

Baca juga:
- Karena Allah yang Menyuruhmu!! 
- Jangan Tunda Taubatmu!!
- Ceramah Singkat; Adakah Bid'ah Hasanah? - Ustadz Abu Yahya Badrussalam, Lc
- Debat Ilmiah Asatidzah Hang FM Batam Dgn ASWAJA
- Istri Rasulullah, Zainab bint Jahsy
- Istri yang 'Sangat' Dicintai Suaminya
- Ummul Mukminin Aisya radhiallahu 'anha, Cemerlang Menghadapi Fitnah
- Ungkapan Cinta dan Kecewa
- Mengapa Aku Harus Menikahimu?

Karena Allah yang Menyuruhmu!!


Untukmu ukhti Muslimah, kemana akan kau bawa dirimu...??
kepada gemerlapnya dunia...??
Gemilaunya harta...??
atau ketampanan sesorang pria...??
Walaupun kau harus membuka hijabmu demi mendapatkan semua apa yang kau inginkan??

Maka kehinaan yang kau dapatkan!!

Wahai saudari muslimah...

Siapa kah yang menyuruhmu untuk berjilbab...??

Untukmu ukhti muslimah, kemanakah kau akan bawa dirimu...??
Kepada kemulian jiwa..??
Kepada keridhaan sang pencipta...??
atau mulianya menjadi bidadari surga...??
Walaupun hinaan dan cacian yang harus kau terima demi menjaga hijabmu yang telah di syari'atkan oleh agama, maka kebahagiaan yang kau dapatkan!!

Katakan tidak pada gemerlapnya dunia!!
Jika hijabmu harus terlepas karenanya..
 

Katakan tidak pada kemilaunya harta!!
Jika hijabmu harus menjadi tebusannya...
Karena hijabmu adalah benteng kemuliaan dirimu...

Bawasanya yang menyuruhmu untuk berjilbab...

yang menyuruhmu berbusana muslimah...
yang menyuruhmu ialah Allah dan Rasul-Nya...
dan konsekwensi kita sebagai seorang muslim maupun muslimah wajib taat pada Allah Ta'ala....!!

Karena Allah yang menciptakan kita...
Allah yang memberikan rizki pada kita...
Allah yang memberikan segalanya pada kita..
Al-Quran yang menyuruh kita untuk berjilbab...
Allah yang menciptakan kita yang menyuruh kita untuk berjilbab!!

"Hai Nabi katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal, karena itu mereka tidak di ganggu dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang." (QS. Al-Azhab: 59)

Jika sesorang manusia (wanita muslimah)...
Tidak berbusana muslimah.. Tidak berjilbab..
Maka manusia akan rusak dan hancur.. 

Akan binasa...!!

Setiap wanita tidak ada udzur (tidak ada alasan) untuk tidak memakai busana muslimah...!!!


(dikutip dari jeda Radio Rodja 756 AM)

Artikel : My Diary

Baca Juga:
- Bukan untuk Memberatkan Kalian
- Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam Dibenci Karena Aqidahnya
- Sikap Yahudi Bila Diajak Masuk Islam
- Jilbabku, Penutup Auratku
- Kemuliaan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu'anhu
- Ta'ati Suamimu, Surga Bagimu
- Dampak Buruk Nikah Mut'ah
- Nasehat untuk Putriku