Jumat, 21 November 2014

Hari Terakhir dari Kehidupan Rasulullah

Anas bin Malik meriwayatkan, bahwa tatkala orang-orang Muslim sedang melaksanakan shalat subuh pada hari senin, sementara Abu Bakar menjadi imam, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam yang sedang sakit keras tidak menampakkan diri kepada mereka. Beliau hanya menyibak tabir kamar Aisyah dan memandangi mereka yang sedang berbaris dalam shaf-shaf shalat. Kemudian Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam tersenyum. Abu Bakar mundur ke belakang hendak berdiri sejajar dengan shaf, karena ia mengira Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam akan keluar untuk sholat dan menjadi imam. Anas menuturkan, orang-orang Muslim bermaksud hendak menghentikan shalat karena merasa gembira dengan keadaan Rasulullah. Namun beliau memberi isyarat dengan tangan agar mereka menyelesaikan shalat. Kemudian beliau masuk ke bilik dan menurunkan tabir.

Setelah itu Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam tidak mendapatkan waktu shalat berikutnya.

Waktu dhuha semakin menanjak, Nabi shallallahu'alaihi wasallam memanggil putrinya, Fathimah. Lalu beliau membisikkan sesuatu kepadanya hingga dia menangis. Kemudian beliau mendoakan Fathimah. Setelah itu beliau membisikkan sesuatu kepadanya hingga dia tersenyum.

Di kemudian hari kami menanyakan kejadian ini kepada Fathimah. Dia menjawab, 'Nabi shallallahu'alaihi wasallam membisiki aku bahwa beliau akan meninggal dunia, lalu aku pun menangis. Kemudian beliau membisiki aku lagi, berisi kabar gembira bahwa akulah anggota keluarga beliau yang pertama kali akan menyusul beliau. Maka aku pun tersenyum.'

Nabi shallallahu'alaihi wasallam juga mengabarkan kepada Fathimah bahwa dia adalah pemimpin wanita semesta alam.

Fathimah bisa melihat penderitaan yang amat berat pada diri Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Maka dia berkata, 'Alangkah menderitanya engkau wahai ayah!'

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menjawab, "Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini."

Kemudian beliau memanggil Hasan dan Husain lalu memeluk keduanya dan memberi nasehat yang baik-baik. Beliau juga memanggil para istri beliau, memberi nasehat dan peringatan kepada mereka.

Rasa sakit beliau semakin bertambah berat. Ditambah lagi pengaruh racun yang disusupkan dalam daging oleh wanita Yahudi yang beliau makan sewaktu di Khaibar (Perang Khaibar), hingga beliau bersabda, "Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakit karena makanan yang sempat ku cicipi di Khaibar. Inilah bagiku untuk merasakan bagaimana terputusnya nadiku karena racun tersebut."
(HR. Bukhari secara mu'allaq)

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam juga memberikan nasehat kepada orang-orang. "Shalat, shalat dan budak-budak yang kalian miliki." Beliau menyampaikan wasiat ini hingga beberapa kali, maksudnya perintah untuk memperhatikan dua hal ini.

Detik-detik terakhir

Tibalah detik-detik terakhir dari hidup Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Aisyah menarik tubuh beliau ke pangkuannya. Tentang hal ini Aisyah pernah berkata, 'Sesungguhnya di antara nikmat Allah yang dilimpahkan kepadaku, bahwa Rasulullah shallallah'alaihi wasallam meninggal dunia di rumahku, pada hari giliranku, berada dalam rangkuhan dadaku, bahwa Allah meyatukan antara ludahku dan ludah beliau saat wafat.'

Abdurrahman bin Abu Bakar (kakak laki-laki Aisyah) masuk sambil memegang siwak. Saat itu aku merengkuh tubuh beliau. Kulihat beliau melirik ke siwak di tangan Abdurrahman. Karena aku tahu beliau amat suka kepada siwak, maka aku bertanya, 'Apakah aku boleh mengambil siwak itu untuk engkau?'

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam mengiyakan dengan isyarat kepala. Maka aku menggosok dengan pelan-pelan sekali. Di dekat tangan beliau saat itu ada bejana berisi air. Beliau mencelupkan kedua tangan ke dalam air lalu mengusapkannya ke wajah, sambil bersabda, "Tiada Illah selain Allah. Sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya."

Seusai bersiwak, beliau mengangkat tangan atau jari-jarinya, mengarahkan pandangan ke arah langit-langit rumah dan kedua bibir beliau bergerak-gerak. Aisyah masih sempat mendengar sabda beliau pada saat-saat itu, "Bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka dari para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin. Ya Allah, ampunilah dosaku dan rahmatilah aku. Pertemukanlah aku dengan Kekasih yang Maha Tinggi ya Allah, Kekasih yang Maha Tinggi."

Kalimat yang terakhir ini diulang sampai tiga kali dan disusul dengan tangan beliau yang melemah. Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un. Beliau telah berpulang kepada kekasih yang Maha Tinggi.

Hal ini terjadi selagi waktu dhuha sudah terasa panas, pada hari senin tanggal 12 Rabi'ul Awal 11 H, dalam usia 63 tahun lebih empat hari.

Para Sahabat Dirundung Kesedihan

Kabar kesedihan langsung menyebar. Seluruh pelosok Madinah seakan berubah menjadi muram. Anas menuturkan, 'Aku tidak pernah melihat suatu hari yang lebih baik selain dari hari saat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam masuk ke tempat kami, dan tidak kulihat hari yang lebih buruk dan lebih muram selain dari saat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam meninggal dunia."

Setelah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam wafat, Fathimah berkata, 'Wahai ayah, Rabb telah memenuhi doamu. Wahai ayah, surga firdaus tempat kembalimu. Wahai ayah, kepada Jibril kami mengabarkan wafatmu.'[1]

______________
foot note:
[1] Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 2\655

Sumber: Sirah Nabawiyah, karangan: Syeikh Syafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Penerbit: Pustaka Al-Kautsar Jakarta, hal: 573-575

Artikel: My Diary


1 komentar:

  1. Wynn Hotel and Casino - MapYRO
    Wynn Las Vegas and Encore Las 출장안마 Vegas offer upscale experiences from the top resort 충주 출장샵 on the Las Vegas Strip, 목포 출장샵 with a stay at Wynn Las Vegas, 부천 출장마사지 Las Vegas, 의정부 출장안마

    BalasHapus