Sabtu, 22 November 2014

Kesabaran dan Kepasrahan Ummu Sulaim

Setelah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menikahkan Abu Thalhah dengan Ummu Sulaim dengan mahar keIslaman Abu Thalhah, mereka pun hidup dengan bahagia dan dikaruniai seorang anak yang menambah kebahagiaan mereka. Anak itu kemudian dinamai Abu Umair. Dia tumbuh menjadi anak yang manis dan memberi kebahagiaan kepada kedua orangtuanya. Dia diberi seekor burung agar bisa bermain dan bercanda dengan burung itu. Hingga Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam pernah datang dan berkata kepadanya; "Hai Abu Umair, apa yang sedang dilakukan oleh Nughair (sebutan untuk burung itu)?"

Namun Allah Subhanahu waTa'ala Maha Berkehendak untuk menguji keduanya (Ummu Sulaim dan Abu Thalhah radhiallahu'anhuma) dengan bayi yang manis ini. Sang anak jatuh sakit, dan kian hari sakitnya semakin parah.

Suatu saat, Abu Thalhah pergi dan pada waktu itu meninggalkan anak mereka. Ummu Sulaim menghadapi kematian sang anak dengan penuh kesabaran dan kerelaan hati atas ketetapan Allah Subhanahu waTa'ala. Maka dia berkata: 'Alhamdulillah, Inna lillahi wainna ilaihi roji'un (Segala puji bagi Allah. Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami pasti akan kembali kepada-Nya).'

Tentang hal ini Anas bin Malik radhiallahu'anhu menceritakan kisah tersebut dengan lengkap.

Dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu dia berkata; 'Putra Abu Thalhah dari Ummu Sulaim meninggal dunia, Ummu Sulaim lalu berkata kepada keluarganya; 'Jangan kalian ceritakan kepada Abu Thalhah tentang anaknya sampai aku sendiri yang memberitahunya.'

Abu Thalhah pun datang. Maka Ummu Sulaim menyiapkan untuknya makan malam, Abu Thalhah pun makan dan minum. Kemudian Ummu Sulaim berhias untuknya dengan riasan yang sangat cantik yang belum pernah dilakukannya sebelumnya. Maka Abu Thalhah pun berjima' dengan Ummu Sulaim.

Setelah Ummu Sulaim melihat Abu Thalhah telah kenyang dan telah berjima' dengannya, dia berkata; 'Wahai Abu Thalhah, menurutmu kalau suatu kaum meminjamkan ke keluargamu suatu pinjaman lalu mereka memintanya kembali, apakah mereka boleh menolak untuk mengembalikannya?'
Jawab Abu Thalhah; 'Tidak.'
Ummu Sulaim berkata; 'Kalau begitu ikhlaskanlah putramu.'

Anas berkata; 'Abu Thalhah pun marah dan berkata; 'Engkau membiarkanku bersenang-senang dengan bersetubuh denganmu, lalu baru kau beritahu keadaan anakku.' Abu Thalhah pun keluar dan menemui Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Dia menceritakan yang telah terjadi. Maka Nabi berkata; "Semoga Allah memberkahi kalian berdua atas apa yang terjadi pada malam kalian berdua."

Anas berkata; 'Ummu Sulaim pun hamil lagi.'

Anas berkata; 'Waktu itu Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam sedang berada dalam perjalanan, sementara Ummu Sulaim ikut bersama beliau. Apabila Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam kembali ke Madinah setelah melakukan perjalanan, beliau tidak akan langsung masuk menemui istrinya malam hari (kecuali setelah memberitahu mereka. Maka beliau akan singgah terlebih dahulu di Masjid dan shalat dua rakaat. Ini adalah bagian dari adab agar sang istri bersiap-siap terlebih dahulu untuk menyambut sang suami). Maka ketika telah dekat ke Madinah, Ummu Sulaim merasakan sakit ingin melahirkan, sehingga Abu Thalhah pun bertahan untuk menjaganya sementara Rasulullah shallallahu'alahi wasallam melanjutkan perjalanan.'

Anas berkata; 'Abu Thalhah berkata, 'Engkau Maha Tahu ya Allah, bahwa aku lebih suka keluar bersama rasul-Mu ketika dia keluar dan masuk bersamanya ketika dia masuk. Sedangkan saat ini aku harus bertahan sebagaimana Engkau ketahui.' Ummu berkata; 'Wahai Abu Thalhah, sakit yang aku rasakan tadi telah hilang. Mari kita lanjutkan perjalanan.' Kami pun melanjutkan perjalanan.

Anas berkata; 'Ummu Sulaim kembali merasakan sakit dan melahirkan ketka kami telah sampai ke Madinah. Maka tak lama kemudian Ummu Sulaim pun melahirkan seorang putra. Ibuku berkata kepadaku; 'Hai Anas, jagalah anak ini, jangan sampai ada yang menyusuinya sampai engkau bawa dia kepada Nabi shallallahu'alaihi wasallam.''

Ketika pagi menjelang, aku pun membawanya kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Tiba-tiba aku bertemu dengan beliau di jalan, beliau sedang berjalan bersama Maisam. Ketika keduanya melihatku, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berkata; "Nampaknya Ummu Sulaim telah melahirkan." Jawabku; 'Ya.' Maka Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam pun menurunkan Maisam. Lalu aku ikut dengan beliau hingga sampai ke rumahnya, dan meletakkan anak Ummu Sulaim di kamar beliau. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam lalu meminta beberapa biji kurma ajwah (kurma terbaik Madinah). Lalu beliau mengunyah sedikit bagian kurma itu sampai lunak, kemudian disuapkan pada sang bayi (ditahnikkan), sehingga sang bayi mengemutnya. Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berkata; "Lihat, bagaimana orang Anshar sangat menyukai kurma." Anas berkata; 'Rasullah shallallahu'alaihi wasallam lalu mengusap wajah sang bayi dan menamainya Abdullah.' [1]

Seorang anak laki-laki dari Anshar berkata; 'Setahuku keduanya memiliki anak sembilan orang anak, semuanya hafal Al-Qur'an.' [2]

Sungguh merupakan keturunan yang diberkahi, sungguh merupakan pahala yang besar di dunia bagi orang yang bersabar atas musibah yang menimpanya. Di tambah lagi dengan kebaikan yang menunggunya di surga nanti, sebuah tempat yang tidak pernah dilihat oleh mata, tak pernah didengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas dalam pikiran seorang manusia pun. [3]

__________________________
footnote:
[1] Diriwayatkan oleh Muslim (2144) dari Anas radhiallahu'anhu

[2] Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (3/269) dalam kitab Al-Janaaiz dan Muslim (14/124-125)

[3] Ashaabur Rasul, karya Syaikh Muhammad Hassan (1/458-459)

Sumber: Buku Wanita Pilihan di Zaman Rasulullah, karangan: Syaikh Muhammad Hassan, penerbit: Pustaka As-Sunnah, hal: 503-505

Artikel: My Diary


Tidak ada komentar:

Posting Komentar