Sabtu, 26 Januari 2013

ALHAMDULILLAH.....

Ya Allah, jadikahlah aku sebagai hamba-Mu yang pandai bersyukur. Aamiin...

Teringat, merenungi, tersadar, menghela nafas panjang dan terkadang tersenyum.
Semua peristiwa membahagiakan, menyedihkan, tangis dan tawa berkelebat dalam ingatanku. Mereka tidak mau tau akan berakibat seperti apa dan bagaimana pada hatiku.
Banyak peristiwa yang membuatku terpuruk jatuh ke lembah duka yang tak berdasar hanya karena rasa kecewa dan putus asa yang ku pupuk, hingga aku tak tak bisa mengendalikan perasaanku. Banyak kemarahan yang menghiasi hari-hari, kata-kata dan sikapku karena merasa tidak mendapatkan keadilan, hingga membuat rona wajah dan tatapanku tak pernah terlihat ramah bahkan bibirkupun tak bisa membuat senyuman. Banyak airmata terbuang sia-sia yang mengalir dari kedua mataku hanya karena aku merasa sebagai orang (tepatnya wanita) yang paling malang dan menderita, hingga mataku tak bisa melihat hal lain selain kepedihan yang membuat hatiku semakin terbebani dengan sakwasangka yang tak berdasar.

Ketika diri tidak pandai bersyukur dan ridha akan semua takdir yang telah Allah Subhanahu Wata'ala berikan kepadaku, semua hal baik menjadi terlihat buruk dalam pandangan mata dan pikiranku. Ketika diri terlalu menginginkan hal yang mungkin bukanlah hal yang baik buat kehidupan dunia dan akhiratku, semua nikmat yang telah Allah berikan kepadaku seperti duri yang selalu menusuk dan melukai hatiku. Membuatku semakin terbebani dengan hal-hal yang tidak seharusnya kupikirkan dan kulakukan.

Astaghfirullah'aladzim...
Betapa saat itu aku menjadi makhluk dan hamba yang tidak pandai bersabar dan bersyukur. Semua hal yang aku lihat adalah sesuatu yang buruk dalam pandangan mata dan telaah pikiranku. Sungguh aku benar-benar menjadi manusia yang penuh dengan prasangka buruk, hal yang sangat merugikan jiwa dan ragaku. Aku sangat bersyukur karena Allah masih sangat mencintaiku dengan tidak membiarkanku larut terlalu lama dalam keterpurukan. Ternyata butuh banyak peristiwa dan waktu agar aku tahu betapa Allah sangat mencintaiku.

Ya Allah, ma'afkan hamba-Mu yang tidak pandai mengambil hikmah dari setiap apa yang telah Engkau tetapkan.

Aku belajar menjadi manusia dan hamba yang tidak banyak keinginan. Berusaha menjadi manusia yang pandai bersyukur atas segala apa yang telah menjadi ketentuan buatku. Dan banyak hikmah serta ketenangan jiwa yang ku dapatkan ketika aku sudah tidak lagi terlalu bersikukuh dalam menginginkan sesuatu. Pasrah, bertawakkal dan tidak terlalu menuntut kepada Allah adalah jalan yang terbaik dalam menjalani hidup ini. 

Pembelajaran yang berharga ini aku dapatkan ketika aku dan suamiku melakukan ibadah umrah. Alhamdulillah, Allah telah memberikan jalan buat kami agar bisa menjadi tamu di rumah-Nya. Allah sengaja mengundangku agar aku bisa mengadu kepada-Nya dan melepaskan semua himpitan yang menyesakkan jiwa dan ragaku. Allah Subhanahu Wata'ala Maha Tahu apa yang dibutuhkan hamba-Nya. Disaat aku benar-benar terpuruk dan sangat sulit untuk bisa berpikiran positif dan jernih, Allah memberikan kesempatan kepadaku untuk menjadi tamu-Nya. 

Subhanallah, semua duka ku hilang dan berganti dengan ketenangan jiwa ketika sampai di Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekkah. Sungguh Allah Maha Rahman dan Maha Rahim. Semoga aku bisa menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur. Aamiin.
Terima kasih ya Allah karena telah memberikan kesempatan bagi kami menjadi tamu di rumah-Mu.
Alhamdulillahirabbil'alamiin......
--------------------
Artikel :  My Diary