Sabtu, 13 Oktober 2012

Bahagia dan rasa puas...???

Pandailah bersyukur agar hidup terasa ringan dan nikmat.
Seperti apakah bahagia sejati dan rasa puas terhadap sesuatu yang diinginkan oleh kita?.
Pertanyaan ini muncul karena banyaknya teman yang curhat kepadaku. Mereka menumpahkah semua kekesalah, rasa kecewa dan sakit hati mereka terhadap suami, anak, teman mereka kepadaku dengan cara yang  terkadang lucu (menurutku).
Ada teman yang curhat tentang ketidak perdulian suaminya terhadap kekurangan uang belanja dan uang untuk kebutuhan pribadinya. Dengan berapi-api dia curhat kepadaku, katanya, "Suamiku orang yang tidak mau mengerti sama sekali dengan semua keadaan keuangan yang tidak mencukupi dalam rumah tangga kami", dia berkata dengan nada yang sangat kesal. Tapi setelah lama bercerita, akhirnya dia mengakui bahwa terkadang suaminya bila memiliki rezeki yang lebih, suka memberikan uang lebih untuk kepentingannya seperti membeli mesin cuci atau untuk membeli keperluan rumah tangga lainnya. Sambil tersenyum aku hanya bisa bilang, "Tuh kan, dia memikirkan semua kebutuhanmu dan anak-anakmu koq... Hanya saja, mungkin waktu kamu benar-benar sangat menginginkan barang tersebut dia (suami) belum memiliki rezeki yang lebih. Ada baiknya kamu lebih bersabar dan lebih mengerti keadaan suamimu". Dia (teman ku) hanya senyum-senyum mesem.

Ada lagi teman yang curhat tentang ketidak harmonisan hubungan antara suami dan anak perempuannya yang sudah beranjak remaja. Sambil menahan rasa kesal yang terlihat dari raut wajahnya ketika bercerita, dia berkata, "Kenapa ya bapak sama anak ngga bisa akur?. Selalu saja aku yang disalahkan kalau anaknya ngga ada di rumah, apa dia ngga bisa ngasih kebebasan sama anaknya untuk bergaul dan bermain?". Sedikit cerita tentang anak perempuannya, si anak seringkali pergi dari rumah tanpa pamit dan bisa ngga pulang selama seminggu bahkan lebih. Dalam hati ketika dia curhat tentang hal ini, aku menyalahkannya yang terlalu memberikan kebebasan kepada remaja putrinya. Tapi aku hanya bilang, "Yaahh... Suami atau ayah mana yang ngga khawatir kalau anak perempuannya ada diluar sana selama seminggu lebih, ngga tau si anak dimana, sama siapa, sedang apa, terus pergi dari rumah ngga pamit lagi. Siapapun pasti akan khawatir, meski si anak bilang kalau dia ngga ngapa-ngapain di luar sana, sebagai seorang ayah pastinya dia mengkhawatirkan jangan-jangan terjadi suatu hal yang tidak sepantasnya terjadi. Anak remaja memang membutuhkan teman dalam pergaulannya, tapi sebaiknya sebagai anak perempuan harus tau apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Main boleh aja, tapi kalau ngga pulang selama seminggu lebih, itu udah ngga wajar. Ngga pantas lah anak perempuan seperti itu". Dia (teman) cuma nyengir ga jelas.. hehee....

Ada lagi teman yang curhat tentang ketidak perdulian suaminya atas kebutuhan dirinya yang ingin disayang. Sambil menahan airmata teman tersebut curhat, "Kenapa sih dia (suami) suka ga betah dirumah?. Pinginnya keluar mulu sama teman-temannya, istrinya ditinggal aja sendirian. Emangnya dia ga tau, akukan butuh disayang". Haaahhhh.. lagi-lagi curhat yang isinya keluhan semua, tapi kalau dipikir-pikir curhat emang isinya tentang ketidak puasan kita terhadap sesuatu kan?. Sedikit info, suami temanku ini usianya lebih muda dan pekerjaannya ngga menetap, kalau ada yang ngajak atau menawarkan pekerjaan barulah dia kerja. Sambil tersenyum aku berkata, "Ku kira bukannya dia ngga betah dirumah karena kalau dia dirumah terus emang mau ngapain?. Kapan dia mau cari nafkah buat kamu kalau kerjaan dia cuma ngelonin kamu aja, emang kamunya ga merasa lapar atau haus?. Dan bukannya bagus kalau dia punya banyak teman, siapa tau kalau temannya malah ngasih pekerjaan yang bagus buat suami kamu?. Seperti itulah tanda sayangnya untukmu, dia keluar rumah untuk bekerja atau mencari pekerjaan yang lain. Berprasangka baik aja sama suami". Masih dengan wajah kurang puas dia menjawab, "Entahlah, mudah-mudahan aja dia keluar emang buat kerja..". Lagi-lagi aku hanya bisa menghela nafas panjang atas rasa tidak puasnya.

Masih banyak lagi cerita keluh kesah teman-temanku yang ingin ku tuliskan disini, bukan bermaksud ingin membuka aib teman tapi ingin berbagi cerita saja. Semoga kita mendapatkan hikmah dari keluh kesah mereka. Ternyata kepuasaan kita terhadap sesuatu itu tidak pernah ada kecuali kita memiliki rasa ikhlas. Mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala dan selalu bersyukur terhadap apa yang telah Allah berikan adalah jalan terbaik dalam mengarungi kehidupan yang sementara ini.
------------------
Artikel : My Diary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar