Sabtu, 20 Oktober 2012

Hatiku terluka dan sakit...

Ku kira tidak ada seorangpun didunia ini yang tidak ingin bahagia. Bahkan seekor binatang terkecil didunia ini berhak mendapatkan rasa bahagia.

Ketika cinta yang menyapaku ternyata tak seindah yang ku impikan dan ku harapkan, hatiku marah, terluka dan kecewa. Mencoba memahami semua dengan hati yang benar-benar hancur ketika aku tahu ternyata kau tidak mencintaiku seperti aku mencintaimu. Menahan setiap tetes airmata putus asa ketika berhadapan denganmu adalah hal terberat bagiku karena seringkali airmataku jatuh tanpa ku minta. Tersenyum dengan senyuman termanis yang kupunya untuk menutupi semua rasa amarahku adalah topeng terbaik diwajahku yang pucat. Tertawa dan bertingkah seolah tak terjadi apa-apa dan semua baik-baik saja adalah akting terbaik ku.
Sampai akhirnya hatiku tak bisa lagi melakukan semua itu. Airmata yang selama ini kutahan akhirnya jatuh seperti hujan dihadapanmu mengharap belas kasihan dan kasih sayang darimu untukku. Senyum manis yang selama ini menghiasi wajahku perlahan-lahan berubah menjadi hampa ketika hatiku semakin merasa sakit dengan semua kekecewaan yang mendera. Derai tawaku pun berubah menjadi deheman tak bermakna yang membuat suasana menjadi sangat kaku ketika kau mencoba bercanda denganku, bercanda adalah hal yang sangat jarang kita lakukan.

Aku tidak tau apakah memang kau tidak mencintaiku hingga tidak mau perduli dengan perasaanku ataukah memang aku yang terlalu berharap banyak dari hubungan yang aku tahu bukan hubungan yang didasari oleh cinta. 
Kau memang tidak mencintaiku tapi aku mencintaimu. Tak bisakah kau membuka mata dan hatimu dan melihat betapa terbelenggunya aku oleh derita yang tak berkesudahan dari sikap acuh tak acuhmu?. Tak ingin tahukah kau terhadap keinginan hatiku yang ingin bisa menjadi teman dalam suka dan dukamu?. Begitu tak berartikah aku dimatamu atau begitu sangat bencikah kau padaku?. Berjuta pertanyaan ini berlompatan tanpa henti dikepalaku meminta untuk keluar dari bibirku dan bertanya kepadamu.

Aku tahu kalau kau tahu bahwa aku seringkali menatapmu, tapi kau tetap bersikukuh tidak berpaling ke arahku dan melihatku. Hatiku seperti tersayat pedang, sakit. Akhirnya yang kulakukan adalah diam dan menyimpan semua luka ini dihati. 
Seringkali hatiku bertanya sampai kapan aku membiarkan diriku diperlakukan seperti ini. Seringkali hatiku menangis dan meminta agar suatu saat hatimu menyadari kehadiranku disisimu dan menghargai semua yang telah kulakukan. Seringkali luka dihatiku kembali berdarah karena luka baru yang kau torehkan, pedih.

Seperti inikah cinta yang ditakdirkan untukku?.
Entah kapan bahagia itu dapat kumiliki. Entah kapan kau mau melihat dan mengerti aku. Entah kapan kau mau mencintaiku dan berhenti menyakitiku seperti ini.
Seberat inikah ujian cintaku?.
Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bertahan dalam keadaan seperti ini, karena rasa putus asa mulai memeluk hati dan pikiranku. Kata menyerah mulai menghiasai setiap usahaku. Kata berhenti mulai membuatku mengambil jarak darimu.

Kapan kau akan mencintaiku dan mengobati semua luka dihatiku?
------------------
Artikel :  My Diary

8 komentar: