Rabu, 27 Maret 2013

Nasehat ibu kepada putrinya.

Jadikan rumahtanggamu seperti surga bagi suami dan anak-anakmu.

Kiat-kiat seorang istri agar rumahtangganya menjadi surga.
Ditangan istrilah rumah tangga bisa berdiri diatas mawaddah, sakinah wa rahmah dan sebaliknya ditangan istri pulalah rumahtangga menjadi  naruntalallah, api yang membakar, rumah tangga menjadi hingar bingar dengan bentakan dan desingan piring, periuk dan semacamnya.

Kajian ini diperuntukkan untuk setiap istri atau suami yang mengidam-idamkan datangnya bahtera kebahagiaan didalam rumahtangganya. Ini juga diperuntukkan untuk istri yang mencinta suami, anak dan keluarganya diatas mahabbatullah. Kajian ini dihadiahkan untuk setiap pasangan yang mengharapkan terciptanya surga di rumah tangganya. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam sebagai suami teladan mengatakan; Baity jannaty, rumahku adalah surgaku. Semoga Allah Azza wajallah dengan kasih sayang-Nya dan rahmat-Nya mengumpulkan setiap pasangan dalam kebahagiaan dan menganugerahkan kepada mereka kebaikan dan keberkahan.

Nasehat pertama.
Ini adalah risalah untuk setiap istri yang mengidamkan kebahagiaan berkibar didalam rumah tangganya. Risalah untuk setiap istri sholehah yang hendak mencari obat yang manjur untuk menyelesaikan problema rumahtangganya. 
Dan kesimpulan dan kajian kita ini adalah sebuah nasehat yang sangat berharga dari seroang wanita arab kepada anak gadisnya yaitu Umamah binti Harits attaglabiah ketika buah hatinya dan penyejuk pandangannya dipinang oleh Raja Kindah (raja arab). 

Maka ia (Umamah binti Harits) mengatakan kepada anak gadisnya; 

"Wahai putriku, sebentar lagi engkau tidak akan lagi menghirup udara yang dengannya selama ini engkau hirup. Sebentar lagi engkau akan keluar dari sangkarmu yang selama ini engkau telah tumbuh besar. 
Jika seandainya wahai putriku, seorang wanita tidak membutuhkan pria karena kekayaan yang dimiliki ayahnya, dan sebab begitu cintanya mereka kepadanya, niscaya engkaulah wanita yang tidak memerlukan pria tersebut. Akan tetapi wanita telah ditakdirkan untuk laki-laki dan laki-laki telah ditakdirkan untuk wanita.
Putriku, engkau akan meninggalkan rumah yang telah membesarkanmu selama ini menuju kesuatu tempat yang engkau tidak mengenalnya sama sekali, hidup bersama orang yang belum terbiasa engkau dengannya. Maka jadilah engkau dikerajaannya sebagai pelayan baginya, niscaya ia akan menjadi budak bagimu. Ambillah dari ibu dan hapalkanlah sepuluh (10) perkara, mudah-mudahan hal itu akan menjadi bekal bagimu dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Pertama dan Kedua.
Hendaklah engkau bergaul denganya selalu bertemankan qanaah dan ridho serta mendenganrkan dan mematuhi segala ucapan dan perbuatannya.

Ketiga dan Keempat.
Selalu menjaga tempat-tempat yang selalu dia pandang dan yang biasa dia cium dengan penciumannya. Jangan sampai mata nya jatuh ketempat yang kotor dan penciumannya mencium sesuatu yang tidak berkenan olehnya. Ketahuilah bahwa celak sebaik-baik perhiasan dan air sebaik-baik pembersih.

Kelima dan Keenam.
Menjaga waktu makan dan tidurnya, karena lapar mendatangkan emosi dan kurang tidur akan membuat pikiran tidak stabil dan kacau.

Ketujuh dan Kedelapan.
Menjaga harta dan keluarganya. Inti dari menjaga harta adalah berhemat dan inti dalam menjaga keluarga, pintar dalam mengasuh dan pandai mendidik.

Kesembilan dan Kesepuluh.
Janganlah melanggar perintahnya dan jangan sekali-kali menebarkan rahasianya. Jika engkau melanggar perintahnya berarti engkau telah mengeruhkan pikirannya dan kalau engkau tebar rahasianya maka engkau tidak selamat dari makar dan tipu muslihatnya. 

Kemudian wahai putriku, jangan sekali-kali engkau menampakkan wajah ceria tatkala dia berduka atau engkau menampakkan wajah duka tatkala ia berbahagia".

Nasehat kedua.
Nasehat seorang ibu arab kepada putrinya.

"Wahai putriku, engkau akan mengarungi sebuah kehidupan yang baru. Kehidupan yang tidak ada tempat untuk ibu, ayah dan saudara-saudaramu. Engkau akan bergaul dengan seorang laki-laki yang ia tidak menginginkan engkau bergaul kecuali dengannya sekalipun mereka dari darah dan dagingmu.
Jadilah engaku baginya sebagai seroang isri sekaligus sebagai seorang ibu, biarkan dia merasa bahwa engkau adalah segala-galanya dalam kehidupannya. Ingatlah selalu bahwa setiap laki-laki siapapun ia adalah bayi besar, akan diam dan tertawa kembali dengan sedikit ucapan manis darimu. 

Dan jangan sekali-kali engaku merasa bahwa perkawinanmu denganya menjadi penghalang antaramu dan keluarga, karena perasaan ini juga ia rasakan sebagaimana ia juga telah meninggalkan orangtua dan kerabatnya hanya karenamu. hanya wahai putriku, perbedaanmu dengannya seperti perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Seorang wanita selalu merindukan keluarganya, seorang wanita selalu terkenang dengan kampung halamannya, dimana ia tumbuh besar. Akan tetapi, haruslah bagimu membiasakan diri dengan kehiduan barumu ini. Haruslah engkau dapat beradaptasi dengannya yang sekarang telah menjadi suamimu, pemimpin keluarga dan ayah dari anak-anakmu. Inilah dunia barumu wahai putriku, dan inilah masa depanmu, inilah rumah tangga yang akan kalian bangun. Adapun kedua orang tuamu maka mereka akan berlalu.

Ibu wahai sayangku, aku tidak akan meminta kepadamu agar engkau melupakan ibu, agar engkau melupakan ayah dan saudara-saudaramu karena mereka tidak akan pernah bisa melupakanmu selama-lamanya. Bagaimana mungkin seorang ibu akan melupakan belahan hatinya, akan tetapi yang ibu minta kepadamu agar engkau mencintai suamimu dan hidup bersamanya dan engkau berbahagia dengan kehidupanmu bersamanya".

Jadilah istri yang sholelah, istri yang tahu bagaiman cara mengambil hati suami.
Ucapan yang lembut adalah perhiasan, senyuman yang manis adalah keindahan, bau yang harum adalah kebahagiaan, pakaian yang rapi, kebersihan secara rutin adalah kesucian dan ibadah, make up yang cocok dengan warna kulit, sisiran rambut yang sesuai dengan bentuk kepala, memilih perhiasan yang tepat adalah keahlian dan kepintaran yang Allah limpahkan kepada seorang wanita sholelah.

Semoga dengan nasehat ini, bisa membawa manfaat yang banyak dan para istri semakin berusaha untuk menjadi istri yang sholehah, ibu yang bijaksana untuk menjadikan rumahtangganya sebagai surga.
------------------------------------------

Di ambil dan di edit dari ceramah ust. Armen Halim Naro-Nasehat Ibu.

Artikel :  My Diary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar