Senin, 12 Agustus 2013

Basyar Assad keturunan pencongkel Hajar Aswad dari Ka'bah.




SYEKH ADNAN AR-UR menegaskan bahwa yang mencongkel dan mencuri hajar aswad dari ka’bah selama 22 tahun ka’bah tanpa hajar aswad adalah nenek moyang keluarga al-asad yaitu qaramithah yang telah berbuat rusak di tanah suci masjidil haram.

Apakah anda tahu siapa Qaramithah? 
Jika anda tahu pendahulu Basyar Assad, maka anda akan paham siapa Basyar Assad yang haus darah itu. Berikut adalah sejarah kejahatan kakek buyut Basyar Assad yang berhasil direkan oleh Imam Ibnu Katsir al-Syafi'i, yang patut kita baca dan renungkan kembali.

Pengkhianatan Daulah Qaramithah.
Daulah Qaramithah beridiologi Syi'ah Isma'iliyyah, sebuah ideologi sesat yang menyakini imamah (kepemimpinan) Ismail Ja'far as-Shadiq. Setelah wafatnya Ismail Ja'far as-Shadiq, kaum Syi'ah terpecah menjadi dua kelompok. Satu kelompok menyerahkan kepemimpinan kepada anaknya, yaitu Musa al-Kazhim, mereka inilah yang kemudian disebut Itsna Asyariyah (aliran Syi'ah yang meyakini adanya imam yang berjumlah dua belas orang). Dan satu kelompok lagi menyerahkan kepemimpinan kepada anaknya yang lain, yaitu Isma'il bin Ja'far, kelompok ini kemudian dikenal sebagai Syi'ah Isma'iliyyah. Kadang kala mereka dinisbakan kepada madzhab bathiniyah dan kadang kala dikaitkan juga dengan Qaramithah. Akan tetapi, mereka lebih senang disebut Isma'iliyyah. Al-Milal wan Nihal (I/191/192)

Daulah Qaramithah dinisbatkan kepada Hamdan Qirmith, pemimpin mereka. Kemudian pengikut-pengikutnya dikenal dengan sebutan Qaramithah. Daulah ini didirikan oleh Abu Said al-Jannabi tahun 278 H berpusar di Bahrain. Daulah ini berkuasa selama kurang lebih 188 tahun. Menguasai daerah Ahsa', Hajar, Qathif, Bahrain, Oman dan Syam.

Ketika mereka sudah memiliki kekuatan dan berhasil mendirikan daulah Bahrain, mereka melakukan perampasan, pembunuhan dan pemerkosaan. Kekejaman yang mungkin tidak dilakukan oleh bangsa Tatar maupun kaum Nasrani sekalipun. Mereka inilah yang telah bersekutu bersama kaum Nasarni dan Tatar (Mongol) untuk melawan Islam dan kaum Muslimin. Diantara tokoh mereka yang menimpakan fitnah besar terhadap kaum Muslimin adalah Abu Thahir Sulaiman bin Hasan al-Janabi.

Rentetan Peristiwa.
Tahun 294 H, Qaramithah dipimpin Zakrawaih menghadang kepulangan jamaah haji dan menyerang mereka pada bulan Muharram. Terjadilah peperangan besar kala itu. Disaat mendapat perlawanan sengit, Syi'ah Qaramithah menarik diri dengan nada bertanya, "Apakah ada wakil sultan diantara kalian?" Jamaah haji menjawab, "Tidak ada seorang pun (yang kalian cari) di tengah-tengah kami." Qaramithah lalu berujar, "Maka kami tidak bermaksud menyerang kalian (salah sasaran)." Peperangan pun berhenti. Sesaat kemudian, ketika jamaah hajji merasa aman dan melanjutkan perjalanannya, maka pengikut Syi'ah kembali menyerang mereka. Banyak jamaah haji yang terbunuh disana. Adapun mereka yang melarikan diri, diumumkan akan diberi jaminan keamanan oleh Syi'ah. Ketika sisa jamaah hajji tadi kembali, maka pasukan Syi'ah berkhianan dan membunuh mereka.

Peran kaum wanita Syi'ah pun tidak kalah sadisnya. Paska perang, kaum wanita Syi'ah mengelilingi tumpukan-tumpukan jenazah dengan membawa geriba air. Mereka menawarkan air tersebut ditengah-tengah korban perang. Apabila ada yang menyahut, maka langsung dibunuh. Jumlah jemaah haji yang terbunuh saat itu mencapai 20.000 jiwa, ditambah dengan harta yang dirampas mencapai dua juta dinar. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

Tahun 312 H, Qaramithah dipimpin Abu Thahir, putra Abu Said, menyerang jamaah haji asal Baghdad ketika pulang dari Mekah pada bulan Muharram. Mereka membunuh dan merampas hewan-hewan bawaan jemaah haji tersebutl Adapun sisa jemaah haji ditinggalkan begitu saja sehingga mayoritasnya mati kehausan ditengah teriknya matahari. (Tarikh Akhbar Qaramithah hlm.38)

Tahun 315 H, Qaramithah berjumlah 1.500 tentara dipimpin oleh Abu Thahir maju menuju Kufah pada bulan Syawal. Mereka dihadapi oleh pasukan Khalifah saat itu sebanyak 6.000 tentara. Walhasil, pasukan Syi'ah memenangkan peperangan dan berhasil membunuh mayoritas pasukan Kufah.

Tahun 317 H, Qaramithah sebanyak 700 tentara dipimpin Abu Thahir, yang berusia 22 tahun, mendatangi Mekah saat musim haji. Selanjutnya, mereka membunuh jemaah haji yang sedang menunaikan manasiknya. Sementara itu, Abu Thahir duduk diddepan Ka'bah dna berseru, "Aku adalah Allah, demi Allah, aku menciptakan seluruh makhluk dan yang mematikan mereka."

Abu Thahir segera memerintahkan pasukannya untuk mengambil pintu Ka'bah dan meyobek-nyobek tirai Ka'bah. Salah seorang tentaranya memanjat Ka'bah untuk mengambil talangnya, namun tewas terjatuh. Ia juga memrintahkan salah satu tentaranya untuk mengambil Hajar ASwad. Tentara tersebut mencongkelnya dan dengan angkuhnya berseru, "Mana burung yang berbondong-bondong itu? Mana pula batu dari neraka Sijjil (yang menimpa pasukan Raja Abrahah yang hendak menghancurkan Ka'bah menjelang masa kelahiran Nabi)? Setelah berlalu enam hari, mereka pulang membawa Hajar Aswad.

Gubernur Mekah dengan dikawal pasukannya segera menemui pasukan Syi'ah tersebut ditengah jalan. Berharap agar mereka mau mengembalikan Hajar Aswad dengan imbalan harta yang banyak. Namun Abu Thahir tidak menggubrisnya, Terjadilah peperangan setelah itu. Pasukan Qaramithah menang dan membunuh mayoritas yang ada disana. Lalu melanjutkan perjalanan pulang ke Bahrain dengan membawa harta rampasan milik jamaah haji. Setelah itu, dibuatlah maklumat menantang umat Islam bila ingin mengambil Hajar Aswad tersebut bisa dengan tebusan uang yang sangat banyak atau dengan perang. Hajar Aswad pun berada ditangan mereka selama 22 tahun. Mereka lalu mengembalikannya pada tahun 339 H, setelah ditebus dengan uang sebanyak 30.000 dinar oleh al-Muthi' Lillah, seorang khalifah Daulah Abbasiyyah.

Tahun 317 H, mereka menyerang jamaah hajji di Masjidil Haram dan membunuhi para jamaah yang berada dalam masjid, lalu membuang mayat-mayat ke sumur Zamzam. Mereka membunuh orang-orang dijalan-jalan kota Mekah dan sekitarnya. Jumlah korbannya mencapai 30.000 jiwa. Bahkan ia merampas kelambu Ka'bah dan membagi-bagikannya kepada pasukannya. Ia menjarah rumah-rumah penduduk Mekah dan mencungkil Hajar Aswad dari tempatnya untuk ia bawa ke Hajar (ibukota daulah mereka di Bahrain). (Tarikh Akhbar Qaramithah hlm 54)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah merekam kekejaman yang dilakukan oleh Abu Thahir al-Janabi al_Bathini ini dengan berkata, "Ia menjarah harta penduduk Mekah dan menghalalkan darah mereka. Ia membunuhi manusia di rumah-rumah mereka hingga yang berada di jalan-jalan. Bahkan menjagal banyak jamaah haji di Masjidil Haram dan di dalam Ka'bah. Lalu pemimpin mereka, yakni Abu Thahir -semoga Allah Azza wa Jalla melaknatnya- duduk di pintu Ka'bah, sementara orang-orang yang disembelih di hadapannya dan pedang-pedang berkelebatan membantai orang-orang di Masjidil Haram pada bulan haram (suci) di hari Tarwiyah yang merupakan hari yang mulia. Sementara Abu Thahir ini berseru, "Aku adalah Allah, Allah adalah aku. Aku menciptakan makhluk dan akulah yang mematikan mereka."

Orang-orang pun berlarian menyelematkan diri dari kekejaman Abu Thahir ini. Diantara mereka bahkan ada yang bergantungan pada kelambu Ka'bah. Namun itu tidak menyelamatkan jiwa mereka sedikitpun. Mereka tetap ditebas habis dalam keadaan seperti itu. Mereka dibunuhi meskipun mereka sedang bertawaf...".Beliau melanjutkan, "Setelah pasukan Qaramithah ini melakukan aksi brutal mereka itu -semoga Allah melaknat mereka- dan perbuatan keji mereka terhadap para jamaah haji, Abu Thahir ini menyuruh pasukannya agar melemparkan mayat-mayat yang tewas ke sumur Zamzam. Dan sebagian lain dikubur di tempat-tempat mereka di tanah haram bahkan di dalam Masjidil Haram. Lalu kubah sumur Zamzam pun dirobohkan. Kemudian Abu Thahir memerintahkan agar mencopot pintu Ka'bah, melepaskan kelambunya untuk ia koyak-koyak dan bagikan kepada pasukannya." (Al-Bidayah wan Nihayah. XI/160)

Sumber www.gensyiah.com
----------------
Artikel My Diary

Baca juga
- Penjarahan Hajar Aswad
- Hati...
- An Nusyuz 
- AAAAAAHHH....!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar