Senin, 06 April 2015

Kejujuran yang Membawa Syahid

Anas bin Malik berkata, "Pamanku yang bernama Anas bin An-Nadhr[1] tidak turut serta dalam Perang Badar bersama Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan itu membuatnya gundah. Pamanku itu berkata, "Aku tidak turut serta dalam perang pertama yang disaksikan Rasulullah. Demi Allah, jika Allah menghendaki aku turut serta dalam perang yang dipimpin oleh beliau, maka Allah pasti melihat apa akan aku perbuat." Anas bin Malik berkata, "Paman takut tertinggal dalam perang yang lain, maka ia turut serta Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dalam Perang Uhud di tahun berikutnya. Sa'an bin Muadz menyambutnya, dan Anas bin An-Nadhr bertanya padanya, "Wahai abu Amru, kemana kamu hendak pergi?" Tanpa menunggu jawaban Sa'ad, Anas bin An-Nadhr berkata, "Aku rindu aroma surga. Aku mendapati aroma itu berada di dekat Uhud." Kemudian Anas bin An-Nadhr pergi berperang dan terbunuh di sana. Pada tubuhnya ditemukan delapan puluh luka akibat pukulan, tikaman dan lemparan. Bibiku yang bernama Ar-Rubayyi' binti An-Nadhr berkata, "Aku tidak mengenali lagi saudaraku kecuali jari-jarinya." Kemudian turunlah ayat; "Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)." (QS. Al-Ahzab: 23)[2]
________________
footnote:
[1] Dia adalah Anas bin An-Nadhr bin Dhamdham Al-Anshari Al-Khanzraji, paman Anas bin Malik pelayan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Dia tidak ikut serta dalam Perang Badar. Perang pertama yang diikutinya adalah Perang Uhud dan dia meninggal di sana sebagai syahid. Lihat; Al-Ishabah fi Tamyiz (1/132) dan Al-Isti'ab (1/108)
[2] HR. Al Bukhari, Kitab Peperangan; Bab Perang Uhud (3822) dan oleh Muslim, Kitab Imarah; Bab Surga untuk Orang yang Mati Syahid (1903)

Sumber: Buku Golden Stories, Kisah-kisah Indah Dalam Sejarah Islam,hal: 183-184, karangan: Mahmud Mushtafa Sa;ad dan Dr. Nashir Abu Amir Al Humaidi, penerbit: Pustaka Al Kautsar (Jakarta)

Artikel: My Diary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar