Rasulullah SAW bersabda, ”Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah”. (Riwayat At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi)
Abdullah bin Al-Harist
Radliyallahu’anhu menuturkan, yang artinya,”Tidak pernah aku melihat seseorang
yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam “.
(Riwayat At-Tirmidzi)
Al-Husein
Radliyallahu’anhu, cucu beliau, menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia
berkata,” Aku bertanya kepada Ayahku tentang adab dan etika Rasulullah Shallahu
‘alaihi wa Sallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau. Ayahku
menuturkan, ‘Beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam senantiasa tersenyum, budi
pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka
berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak
disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang
memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas…..” (Riwayat At-Tirmidzi)
Dalam sebuah riwayat
disebutkan pula, ”Belum pernah aku menemukan orang yang paling banyak tersenyum
seperti halnya Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam “. (Riwayat At-Tirmidzi)
Aisyah Radliyallahu’anha
mengungkapkan, yang artinya, ”Adalah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam
ketika bersama istri-istrinya merupakan seorang suami yang paling luwes dan
semulia-mulia manusia yang dipenuhi dengan gelak tawa dan senyum simpul”.
(Riwayat Ibnu Asakir)
Aisyah Radliyallahu’anha
bercerita, yang artinya, “Tidak pernah saya melihat Rasulullah Shallahu ‘alaihi
wa Sallam tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Akan
tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum”. (Riwayat Al-Bukhari)
Anas bin Malik berkata,
“Rasulullah adalah orang yang paling mulia akhlaknya, paling lapang dadanya,
dan paling luas kasih sayangnya, suatu hari aku diutus Nabi untuk suatu
keperluan, lalu aku berangkat. Di tengah jalan, aku menemui anak-anak yang
sedang bermain. Dan aku pun ikut bermain bersama mereka sehingga aku tidak jadi
memenuhi suruhan beliau. Ketika aku sedang asyik bermain, tanpa sadar, ada
seorang berdiri memperhatikan di belakangku dan memegang pundakku. Aku menoleh
ke belakang dan aku melihat rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tersenyum
kepadaku lalu berkata, ‘Wahai Unais apakah engkau telah mengerjakan
perintahku?’ Aku pun bingung dan berkata, ‘Ya, aku akan pergi sekarang ya
Rasulullah!’ Demi Allah, aku telah melayani beliau selama sepuluh tahun dan
beliau tidak pernah berkata kepadaku, ‘mengapa kau kerjakan ini? Mengapa kau tidak
mengerjakannya?’”.
-------------------------------------
Dari berbagai sumber.
Artikel : My Diary
Baca juga
- Mandul.
- Ketika Allah mencintaimu.
- Emak.
- Tersenyumlah dengan hatimu.
- Nasehat untuk putriku.
- Dasyatnya do'a ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar