Sabtu, 03 Agustus 2013

Mus'ab bin Umair; Bangsawan Pengikut Rasulullah.

Ilustrasi
Dia rela meninggalkan kekayaan dan kemewahan dalam hidupnya untuk menegakkan Islam. Dalam sebuah peperangan dia menjadi tameng Rasulullah, tameng yang kemudian harus mengorbankan nyawa.

Mus'ab bin Umair, lahir dan besar dalam keluarga kaya raya. Ia dimanjakan dengan kemewahan, kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya. Ia senantiasa menggunakan pakaian termahal dan sepatu model terbaru di zamannya. Sebagai pemuda, ia adalah kebanggaan bangsa Quraisy. Kecerdasannya telah membuat pembesar bangsa Quraisy memperhitungkan pendapat-pendapatnya sebelum mengambil keputusan.

Masa mudanya bertepatan dengan perkembangan Islam di Makkah. Mus'ab mengetahui pembawa ajaran ini bernama Muhammad, seorang yang terkenal sebagai al-Amin (yang terpercaya). Mus'ab mendengar bahwa Muhammad dan mereka yang percaya terhadap ajarannya tengah berkumpul di rumah Arqam, dekat bukit Safa. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Mus'ab memutuskan untuk mendatangi rumah tersebut.

Ia temukan Rasulullah tengah mengajarkan pengikutnya tentang ayat-ayat al-Qur'an dan mempraktikkan sholat. Ia terpesona dengan apa yang ia lihat dan ia dengar. Kata-kata dalam al-Qur'an telah menyentuh batinnya. Sejak pertama kali bertemu dengan Rasulullah, Mus'ab muda kemudian memutuskan dirinya menjadi pengikut Muhammad. Semenjak itu dia harus berpisah dengan ibunya. Sang ibu tidak lagi menganggapnya sebagai anak. Harta dan kemewahan duniawipun berpisah dengannya. Sejak itu Mus'ab menjadi orang biasa. Tekad yang menghiasi batinya kemudian adalah menggunakan segenap potensinya untuk mengembangkan ajaran Islam.

Sepuluh tahun berlalu sejak Rasulullah mengenalkan ajaran Islam untuk pertama kalinya, namun sikap orang Quraisy tetap sama. Mereka masih memusuhi Islam dan bersikap kasar terhadap para pengikutnya. Suatu hari Rasulullah meminta Mus'ab untuk pergi ke Yasrib untuk mengajarkan Islam kepada beberapa orang yang telah menganut Islam. Meski masih muda, Rasulullah banyak memberikan kepadanya kepercayaan, sebagaimana Rasulullah juga memberikan kepercayaan kepada para sahabat yang sudah tua. Tiada lain karena Rasulullah mengenal Mus'ab sebagai sosok berwibawa lebih tinggi daripada sahabat yang lain.

Selain itu, ia juga berasal dari kalangan bangsawan berperangai mulia dan cerdas. Pengetahuannya tentang ayat-ayat dalam al-Qur'an dan kemampuannya untuk menyampaikan dengan sangat indah telah menjadi salah satu alasan penunjukannya.

Suatu ketika Mus'ab datang ke Madinah, sebagaimana Rasululah memerintahkannya. Dia menjadi tamu Saad bin Ibnu Zurarah dari suku Khawarij. Bersamanya, Mus'ab mendatangi penduduk suku itu dan mengajarkan Islam. Dengan kepandaiannya berdakwah, banyak penduduk Yasrib yang kemudian memeluk Islam. Bahkan Usaid bih Khuydar, tokoh yang begitu membenci Islam, berhasil diyakinkannya menjadi Muslim. Bukan hanya Usaid, Mus'ab juga berhasil mengislamkan Saad bin Muaz dan Saad bin Ubaidah yang merupakan petinggi Yasrib. Dengan masuk Islamnya ketiga orang tersebut banyak penduduk Yasrib yang merupakan pengikut ketiga orang itu mengikuti jejak pemimpin mereka. Kurang dari setahun sejak kedatangannya di Yasrib, Mus'ab kembali ke Makkah bersama 75 Muslim lainnya.

Ia kemudian terlibat dalam berbagai pertempuran, antara lain perang Badar dan Uhud. Dalam perang kedua itu, Rasulullah memanggil Mus'ab bin Umair atau dikenal sebagai Mus'ab al Khair (yang baik) untuk membawa panji Islam. Dalam pertarungan, nyawa Rasulullah terancam. Dengan semangat membara, di satu tangan Mus'ab memegang panji Islam, sementara tangan lainnya memegang senjata dan membasmi musuh. Tiba-tiba, seorang Quraisy berkuda mendekatinya dan memenggal tangan kanannya. Mus'ab terjatuh bersama panji yang dibawanya.

Usai peperangan, Rasulullah dan para sahabat mengunjungi medan perang. Ketika mereka menemukan tubuh Mus'ab, airmata tidak dapat tertahan. Syuhada itu telah tewas mempertahannya keagungan agamanya.

Sumber : Majalah Islam Sabili. Edisi 6. TH XVII 22 Oktober 2009
-------------
Artikel : My Diary

Baca juga:
-Fitrah.
-Tentara Allah.
- Renungan malam sang Ibu. 
- Emak. 
- Haruskah..??
- Ketika Allah mencintaimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar