Jumat, 27 Desember 2013

Rumah Tangga Tanpa Selingkuh

Islam telah meletakkan kaidah-kaidah yang arif untuk memelihara rumah tangga dari perselingkuhan. Islam pun telah menetapkan dasar-dasar yang lurus yang dapat menghilangkan semua penghalang kebahagiaan suami istri. Islam telah menaruh perhatian yang besar terhadap keluarga. Dalam Islam, keluarga adalah sebuah pondasi yang dibangun bagi terbentuknya sebuah masyarakan muslim. Keluarga juga merupakan madrasah iman tempat mencetak generasi muslim yang unggul.

Wanita memiliki kecemasan dan kesedihan melebihi laki-laki. Wanita memiliki perasaan yang halus dan butuh teman bicara dikala mengalami kesedihan. Maka peranan seorang suami yang penyayang adalah sebagai tempat mengadu dan mengobati keluh kesah sang istri. Bila suami enggan, lalu kepada siapa istri kan menuju?

Sementara itu, istri yang shalihah hanya mengharapkan suami tercinta sebagai tempat bercerita dan curhat. Ia tinggal di rumah karena ada anak-anak yang harus diasuh dan dididik agar tumbuh dengan baik. Semua itu membutuhkan kesungguhan diri, baik hati maupun jasmani. Kesungguhan yang lebih besar dari kesungguhan seorang suami yang mencurahkan perhatiannya di kantor, pabrik, di tempat bekerja, panjang status di facebook, bbm atau twitter.

Belajar dari Umar bin Khattab radhiallahu'anhu
Suami yang baik ketika mendapatkan kekurangan istrinya, maka teringatlah akan sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam:
"Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah, bila ia benci darinya satu akhlak niscaya ia ridha darinya akhlah yang lain." (HR. Muslim. no.1469)

Diriwayatkan bahwa seorang pria datang ke rumah Umar bin Khattab radhiallahu'anhu hendak mengadukan keburukan akhlak istrinya. Maka ia berdiri di depan pintu menunggu Umar keluar. Lalu ia mendengar istri Umar bersuara keras pada suaminya dan membantahnya, sedangkan Umar diam tidak membalas ucapan istrinya. Pria itu lalu berbalik hendak pergi, sambil berkata; "Jika begini keadaan Umar dengan sifat keras dan tegasnya dan ia seorang Amirul Mukminin, maka bagaimana dengan keadaanku?"

Umar keluar dan melihat orang itu berbalik (pergi) dari pintu rumahnya, maka Umar memanggilnya dan berkata: "Apa keperluanmu wahai pria?" Ia menjawab: "Wahai Amirul Mukminin, semula aku datang hendak mengadukan kejelekan-kejelekan akhlak istriku dan sikapnya membantahku. Lalu aku mendengar istrimu berbuat demikian, maka akupun kembali sambil berkata, 'Jika demikian keadaan Amirul Mukminin bersama istrinya, maka bagaiman dengan keadaanku?'"

Umar berkata: "Wahai saudaraku, sesungguhnya aku bersabar atas sikapnya itu karena hak-haknya padaku. Dia memasak makananku, yang membuat rotiku, yang mencucikan pakaianku, yang menyusui anak-anakku dan hatiku tenang dengannya dari perkara yang haram. Karena itu aku bersabar atas sikapnya." Pria itu berkata: "Wahai Amirul Mukminin, demikian pula istriku." Berkata Umar: "Bersabarlah atas sikapnya wahai saudaraku...."
(Kitab al-Kabair oleh Imam Adz-Dzahabi, hal. 169. cetakan Darul Nadwah al-Jadilah)

Nasehat Ibu Bijak
Bagi seorang istri, paling tidak ia harus menjaga sepuluh perangai sebagaimana nasehat Ibu Bijak yakni Ummah bin Harits At-Taghlabiyyah kepada buah hatinya dan penyejuk pandangannya (Qurrati 'Ainihaa), putrinya yang dipinang oleh Raja Kindah (Raja Arab Saudi pada masa itu).

Pertama dan kedua, taat pada suami dengan sikap qana'ah dan ridha serta mendengarkan dengan baik dan taat.
Ketiga dan keempat adalah menjaga penglihatan dan penciuman suami. Jangan sekali-kali pandangan matanya jatuh pada sesuatu yang jelek dari dirimu dan jangan sampai ia mencium dari dirimu kecuali aroma wewangian.
Kelima dan keenam adalah perhatikan waktu tidur dan waktu makan suami. Karena rasa lapar mendatangkan emosi dan kurangnya tidur memicu kemarahan.
Ketujuh dan kedelapan adalah menjaga hartanya, belas kasih dan sayang pada sanak saudara dan keluarganya. Landasan dari menjaga harta adalah membuat perhitungan yang baik atau berhemat dan landasan menjaga keluarga adalah pandai mengasuh dan pandai mendidik.
Kesembilan dan kesepuluh adalah janganlah engkau durhaka kepadanya dalam satu perkarapun dan jangan sebarkan rahasianya. Karena jika engkau menyelisihi perintahnya akan mengakibatkan mengeruhkan pikirannya dan jika engkau sebarkan rahasianya, maka engkau tidak akan selamat dari makar dan tipu muslihatnya.

Selain itu, janganlah para istri memperlihatkan wajah duka ketika suami gembira dan memperlihatkan wajah gembira ketika suami berduka.
(dikutip dari ceramah Ust. Armen Halim Naro yang berjudul Nasehat Ibu)

Tidak Selingkuh Lagi
Wanita atau istri mana yang rela bila suami selingkuh, demikian pula sebaliknya. Betapa pedih dan sakitnya anda bila pasangan anda ketahuan berbagi cinta secara tidak halal dengan orang lain. Na'dzubillah min dzaalik.

Masalah utama yang dihadapi oleh rumah tangga masa kini adalah banyaknya para istri yang bekerja di luar rumah dan campur baur antara laki-laki dan wanita. Seperti fenomena yang banyak terjadi saat ini. Dimulai dari makan siang bersama dengan kawan laki-laki atau wanita yang mahrom, dilanjutkan dengan saling "curhat" dan banyak pula akhirnya dengan meminjam istilah dr. Boyke D Nugraha 'bobo-bobo siang'. Jika masih berlarut seperti itu, bagaimana mungkin kondisi rumah tangga tanpa selingkuh dapat kita wujudkan.

Kiat Agar Pasangan Anda Tidak Selingkuh
1/. Ikhlas kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ikhlas merupakan obat penawar paling manjur. Jika seseorang pelaku selingkuh benar-benar ikhlas dan menghadapkan wajahnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan tulus, niscaya Allah akan menolongnya dengan keMaha Lembutan-Nya dan dengan cara yang tidak pernah terlintas dalam hatinya. Niscaya niat bejatnya tidak akan pernah terlaksana untuk berselingkuh.

Syaikhul Islam Ibny Taimiyyah rahimahullah berkata: "Sesungguhnya apabila hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan ikhlas kepada-Nya, maka tidak ada yang lebih manis, lebih nikmat, dan lebih baik darinya."

2/. Tindakan perventif secara umum, yaitu dengan cara menyucikan jiwa untuk membersihkan diri dari bisikan-bisikan syaitan, yang merupakan langkah awal untuk menjerumuskan mereka ke dalam kemungkaran.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya. Tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. An-Nur: 21)

3/. Orang yang hendak memasuki rumah orang lain disyariatkan untuk memohon izin terlebih dahulu, sehingga terhindar dari pandangan yang dapat melihat penghuni rumah.

4/. Bertakwa kepada Allah dalam berselancar di dunia maya, karena dalam menggunakan internet hendaklah kita selalu ingat akan dalam pengawasannya dan jangan bermudah-mudahan chatting dengan orang yang berlawanan jenis, karena betapa banyak rumah tangga yang hancur karena sarana facebook, twitter, bbm, whatsapp, cacao talk, chat on, line dan sarana jejaring sosial lain yang digunakan untuk bermaksiat kepada Allah.

5/. Bila ada tamu laki-laki yang bukan mahram, sementara suami tidak ada dirumah, sebaiknya ditolak. Demikian pula sebaliknya, ada tamu wanita yang bukan mahram, sementara istri tidak ada di rumah.

6/. Mensucikan mata dari padangan kepada wanita atau laki-laki yang bukan mahram. Manfaat manahan pandangan sangat besar. Diantaranya; menyelamatkan hati dari rasa gundah gulana yang menyakitkan, membuat hati bercahaya dan bersinar yang kelak akan terlihat pada mata, wajah dan seluruh tubuh, terakhir menjernihkan firasat, karena firasat itu berasal dari cahaya hati dan buahnya.

7/. Tidak bertabarruj (dandan menor) di hadapan laki-laki yang bukan mahram, tidak memajang foto di facebook yang menampilkan aurat, karena inilah semurah-murah tabarruj kepada yang bukan mahram.

8/. Larangan terhadap sesuatu yang dapat menggerakkan dan menggugah nafsu birahi laki-laki dengan menutup aurat sebagaimana yang disyariatkan.

9/. Tidak bercampur antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram.

10/. Menjauhkan dari orang yang pernah dicintai, sebab memisahkan diri dan menjauh akan mengusir bayangan orang yang pernah dicintai dalam hatinya, seperti mantan pacar atau rekan kerja.

11/. Senantiasa menghadiri majelis ilmu, misalnya kajian Ustadz Yazid di masjid Imam Ahmad bin Hambal KPP IPB Baranangsiang IV Blok A, Tanah Baru, Bogor atau Abu Haidar di Masjid Al-Furqan Bandung atau majlis-majlis ilmu lainnya yang berdasarkan sunnah.

12/. Selalu konsisten menjaga sholat dengan sempurna, menjaga kewajiban-kewajiban sholat, baik berupa kekhuyusu'an dan kesempurnaannya secara lahir maupun bathin.

Sumber (dengan sedikit tambahan) dari Fb Abu Aisyah As Sundawy
---------------------
Artikel : My Diary

Baca Juga:
- Kisah Isra' (perjalanan) Rasulullah ke Langit dan Diwajibkannya Shalat
- Rahasia Kebahagiaan Pernikahan
- Kronologi Perang Jamal
- Ummul Mukminin, Hindun binti Abu Umayyah radhiallahu'anha
- Saudariku, Milikilah Sedikit Rasa Malu
- Tentara Allah
- Berbaktilah Sebelum Terlambat         

1 komentar: