Rabu, 11 Desember 2013

"Madu" itu Pahit



“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.”
(Q.S Al-Anfal:28)

“Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi, dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.”
(Q.S An-Nisa’:3)
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Ya Allah, bila aku masih punya kesempatan untuk memiliki keturunan. Berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Bila aku tidak lagi memiliki kesempatan untuk memiliki keturunan. Berilah aku kekuatan dan kesabaran.”

Do’a ini adalah salah satu dari banyak do’a yang ku pinta kepada Allah di setiap sholatku. Berharap akan hadir anak yang sholeh di dalam rumah tangga yang telah ku bina selama 8 tahun. Berharap ada tawa kecil yang manis menghiasi telingaku. Berharap ada tangisan manja mencumbui hatiku. Berharap ada penghias mata dan pelipur laraku. Namun hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun, anak yang didamba tak kunjung jua hadir ditengah-tengah kegersangan hati dan rumah tanggaku.

Putus asa…
Ya, rasa itu bukan hanya sekali dua kali hadir menghampiri dan menggoda hatiku yang lemah untuk marah dan tidak bersyukur atas nikmat lain yang telah Allah berikan kepadaku. Aku hanya manusia biasa, wanita biasa yang bisa marah dan kecewa, terluka dan merana, menangis dan lemah. Penantian yang entah kapan akan berakhir terkadang melemahkan seluruh jiwa dan ragaku, meruntuhkan kepercayaan diriku, menenggelamkanku kedalam kubangan rasa sedih yang gelap dan sepi.

Aku adalah wanita dan istri yang sedang dalam cobaan menanti sang buah hati ternyata harus menghadapi kenyataan lain yang semakin menenggelamkanku dalam rasa sepi. Madu yang manis, ternyata menjadi “Madu” yang pahit bagiku. Aku banyak mengalami kekalahan dari “madu” ku. Dia bisa memiliki anak-anak yang manis tanpa harus menunggu lama dan bersusah payah dalam memilikinya. Tidak sepertiku yang harus mencoba segala upaya namun tetap tak membuahkan keturunan. Dia, “Madu” ku mendapatkan cinta yang penuh dari suamiku karena kehadiran anak-anaknya, sementara aku semakin kesepian karena kehilangan cinta dan perhatian suamiku. Dia memiliki semua kebahagiaan dunia, sementara aku semakin sulit bernafas karena telah kehilangan semua impianku.

Tawa bahagianya semakin menenggelamkan diriku. Kebahagiaannya telah mencuri senyumanku. Aku menjadi wanita dan istri yang kalah dalam meraih cinta dan keluarga yang bahagia bersama suamiku. Aku mencoba menggapai kasih sayang suamiku, namun tanganku tak pernah sampai menjangkaunya. Aku mencoba meminta sedikit perhatiannya, namun tawa kecil dan manja dari anak-anaknya memalingkannya dari permintaanku. Aku mencoba meminta keadilan darinya, namun aku telah kehilangan banyak waktu karena kesibukannya bercanda dengan makhluk-makhluk mungil yang indah itu. Aku mencoba dengan keras mengulurkan tanganku untuk menyentuhnya, namun suamiku seperti bayangan yang tak bisa ku sentuh atau ku genggam.

Allah sangat mencintaiku, kalimat ini seringkali ku tekankan didalam hatiku setiap kali rasa kecewa merayuku. Aku mencoba menghibur diriku dengan meyakinkan hatiku bahwa Allah sangat mencintaiku hingga Dia memberikan cobaan seperti ini untuk menguji rasa cintaku kepada-Nya. Cinta yang Allah berikan untukku, ku akui terasa pahit dan berat. Namun aku percaya bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang berusaha bersabar dan bersyukur atas kehendak-Nya. Sholat dan do’a adalah hiburan yang paling ku sukai ketika gelisah mendesakku. Berharap Allah tidak akan meninggalkanku, berharap Allah akan selalu ada untukku, berharap Allah semakin mencintaiku.

Poligami bukan lah hal yang aku ingkari. Islam membolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. Aku percaya bahwa poligami adalah syariat dalam agama Islam dan aku menerima syariat itu dengan mengharapkan pahala dan ridha dari Allah. Proses belajar berbagi, belajar mengerti, belajar mengalah, belajar menerima kekurangan diri adalah hal yang paling berat. Semoga Allah memberi kemudahan bagiku dalam menjalani ibadah ini dan memberi kekuatan serta kesabaran bagiku dalam menerima kemampuan suamiku dalam bersikap adil yang sesuai dengan kemampuannya.  

“Madu" yang ku miliki terasa sangat pahit…
Aku berharap semoga setiap tetes air mataku bisa menghapuskan dosa-dosaku. Semoga masih ada harapan kebahagiaan bagiku. Semoga masih ada tawa bahagia untukku. Semoga masih ada cinta untukku.
----------------------
Artikel : My Diary

Baca Juga :
- Renungan Cinta Untuk Para Istri
- Rasulullah, Malaikat dan Peristiwa Thaif
- Kekhilafahan Ali bin Abi Thalib r.a (Dzulhijjah 35 H - Ramadhan 40 H)
- Berbagai Fitnah dan Terbunuhnya Utsman bin Affan radhiallahu'anhu
- PERANG BADAR

10 komentar:

  1. Allah menjamin surgamu buk.. Aku laki-laki yang duluan mengaminkannya

    BalasHapus
  2. aku pernah poligami, tapi semuanya gagal...
    sayang sekali perempuan yang menghampiriku tidak seperti ibu!
    percayalah, bu! yakinlah sepenuh hatimu! bahwa suamimu masih tetap mencintaimu...
    anak-anak adalah kegembiraannya, tanggung jawabnya... jangan dicemburui!
    jangan pernah meneteskan air mata, ikutlah bergembiralah bersama anak-anak suamimu, mereka anak-anakmu juga!
    sekali lagi, percayalah, bu! yakinlah sepenuh hatimu! bahwa suamimu masih tetap mencintaimu...
    aku pernah merasakan hal itu...

    BalasHapus
  3. Anda adalah Muslimah yang sangat taat dan saya merinding membaca Kisah ibu, saya bisa merasakan apa yang ibu rasakan, dan jarang ada wanita yang seperti ibu dizaman sekarang ini, jangan risau, jangan pula ibu sesali Dunia ini hanya sementara, tujuan utama yang akan ibu capai adalah Surganya Allah SWT demi mencapai itu teruslah menyayangi suami ibu, anak2 suami juga merupakan anak ibu, barangkali masih ada harapan disuatu saat nantipun ibu akan memperoleh momongan dari ibu sendiri, berdoa terus kepada Allah ibu, saya turut Berdoa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah tidak ada penyesalan...
      Insya Allah saya bisa mencintai anak-anak tersebut...
      Terima kasih do'anya...

      Hapus
  4. Semoga Allah sentiasa memberikan kesabaran dan meninggikan derajat ibu setinggi-tingginya.ibu adalah wanita luar biasa. saya salut pada ibu,krn jujur saja dari sekian banyak teman saya yg mau dipoligami,akhirnya mundur teratur dan putar haluan.ibu luar biasa..saya juga menuliskan tentang curahan hati wanita tentang poligami,jika ibu berkenan saya tunggu kunjungannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah...
      Aamiin ya Rabb...
      terima kasih banya atas do'anya...

      Allah lebih tahu akan kemampuan makhluk ciptaannya. Semoga kami diberi kekuatan dan kesabaran dalam menjalani takdir yang telah Allah tentukan.

      Hapus
  5. Salam'alaikum.
    Kami tidak tahu apa apa, hanya merasa terseret arus dari tampilan luar postingan ini. Betapa indah kekasih Allah tertuliskan berkali kali dalam postingan ini. Kami menyukai.

    Jika boleh bertanya bidang permohonan, sudahkan ibu matur ke pangkuan unsur jiwa mahluq? Kami yakin kesungguhan ibu. Tetapi sudahkah ibu mecoba riyadhoh?

    Semua sudah kehendak Allah. Takdir Allah. Hanya saja, beliau juga bersabda, Addu'au shilahul mu'miin. =Do'a itu senjata bagi yang beriman. Dengan do'a ketetapan yang masih berifat Qadha, masih bisa dimohonkan. Masih bisa dirubah. Mohon keturunan itu juga ada perintahnya dengan sungguh sungguh YATTAQILLAH PASTI MAHROJA KATA ALLOH.

    Jika berkenan, coba duduk bersimpuh dan matur ke pangkuan Rosulullah SAW. nyatakan kedzaliman kita, nyatakan kita butuh pertolongan Allah dan syafa'at Rosulullah. Nyatakan kita hina dina.

    Coba diduk 2 jam tiap hari. Kalau dak kuat yaa 1 jam. Begini cara maturnya.

    Yaa Rosulallah. Syafa'atilah kami yang senantiasa berlumuran dosa dan berlarut larut dalamkedzaliman ini. Mohonkanlah kepada Allah agar kami sekeluarga diberi ampunan, hidayah dan taufiq yang sempurna, rizki yang luas dan barokah, serta memperolah kejernihan hati, kecerdasan akal fikiran, ketinggian budi dan ilmu yang bermanfaat. Langsung membaca
    YAA SAYYIDII YAA ROSU ALLAH diulang ulang selama minim 1 jam. Setelah 1 munggu sebaiknya ditingkatkan hingga 2 jam.

    Sebelumnya, ibu taruk air minum /aqua dan tutupnya dibuka. Taruk di depan kita. Setelah baca 1 atau dua jam, air tadi diembunkan.
    Bangun pagi sebelum melakukan aktifitas, langsung ambil air yang sudah diembunkan langsung minum secukupnya. Sisanya buat minum siang dan sore. Jika kurang, air bisa diisi sebelim habis.

    Malam berikutnya bikin lagi air Mujahadah seperti sebelumnya. Upayakan jangan terputus minimal 40 hari.

    Sebelumnya baca fatihah 3 X dan ditutup fatihah 1 X. Tetapi kalau datang bulan tidak usah baca fatihah. Habis matur langsung baca kalimat nida' Rosul seperti yang yerbut di atas. Semoga Alloh memerintahkan Rosulullah untuk mengantar calon jamin untuk ibu melalui hubungan suami istri tentunya.

    Upayakan saat hubungan suami istri, terus menerus ibu membaca dalam hati, yerus Yaa Sayyidii Yaa Rosulallah.

    Yakin, beliau memberi syafa'at. Jika Rosulallah tidak diutus oleh Allah mengantar calon janin buat ibu, Insyaallah akan diganti sesuatu yang lain menurut kehendak Allah. Ada ketentraman bidang lain selain yang kita bayangkan. Aqiinu bil ijabah.

    Wassalam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam...
      Wallahi, kami tidaklah menghindari takdir atau membenci takdir yang telah Allah tentukan.
      Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberi kekuatan dan kesabaran bagi kami dalam menerima dan menjalani kehendak Allah ini..

      cukuplah Allah saja yang menjadi penolong bagi kami...
      syukron atas sarannya...
      jazaakallahu khayran...

      Hapus