Kamis, 14 Mei 2015

Berlindunglah Dari Panasnya Neraka Walau Dengan Separuh Kurma

Suatu hari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

(( مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانُ. فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلَا يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلَا يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلَا يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ ))

“Setiap kalian pasti akan diajak bicara oleh Robb-nya, dimana tidak ada penerjemah antara dia dengan Allah . Lalu dia menoleh ke sebelah kanannya, dia tidak melihat kecuali hasil dari apa yang telah dikerjakannya (di dunia). Dia pun menoleh ke sebelah kiri, dan yang terlihat hanyalah apa yang telah dikerjakannya (di dunia). Lalu dia melihat ke depan, dan yang ia lihat hanya neraka yang ada tepat di hadapannya. Karena itu, berlindunglah kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma. Barangsiapa tidak memilikinya maka hendaklah dengan kata-kata yang baik” (Muttafaq alaihi)

Dalam hadits yang lain beliau bersabda:
“Janganlah engkau meremehkan perbuatan baik, walaupun hanya menjumpai saudaramu dengan wajah yang berseri-seri." (HR. Muslim)

Kedua hadits diatas mengajari kita bahwa sebuah amalan tidak dinilai dari besar atau kecilnya, sedikit ataupun banyaknya. Karena semua ditentukan oleh kadar keikhlasan masing-masing pelaku. Sabda beliau “walaupun dengan separuh kurma” menunjukkan kasih sayang Allah yang luar biasa. Betapapun kecilnya sebuah amalan, ia tetap bermanfaat bagi pelakunya di akhirat kelak. Tak tanggung-tanggung amalan tersebut dengan idzin Allah dapat melindungi pelakunya dari api neraka. Padahal panasnya api neraka 70 kali lipat melebihi panasnya api dunia, panas yang luar biasa bukan?

Jadi… Jangan pernah meremehkan sebuah kebaikan sekecil apapun kebaikan itu. Karena kita tidak tahu dengan kebaikan mana Allah akan memasukkan kita ke dalam surga-Nya.
---------------

Sumber: Ust. Aan Chandra Thalib

My Diary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar