Rabu, 13 Mei 2015

Keperdulian Umar Terhadap Shalat Subuh

Siapapun tahu bagaimana tegasnya Umar bin Khattab radhiallahu'anhu dalam melindungi dan menegakkan syariat Islam. Begitu pula dengan ketegasannya kali ini untuk tetap melakukan sholat subuh berjamaah meski dirinya dalam keadaan luka parah akibat tusukan dari manusia bejat Abu lu'lu.

Beginilah Umar bin Khattab yang sangat perduli dengan Sholat berjamaah terutama sholat subuh, seperti yang ana kutip dari artikel Muslim.or.id berikut;

Luka Parah Tidak Menghalanginya Sholat di Masjid
Umar bin Khattab pada hari setelah pedang tajam menamcap di tubuhnya, darah yang terus mengalir, luka yang masih menganga, ia dibangunkan untuk sholat subuh, kemudian mengatakan,
نعم ولا حظ في الالسلام لمن ترك الصلاة
"Iya, tidaklah ada bagian dalam islam kepada orang yang meninggalkan shalat."
Beliaupun shalat dan lukanya terus mengeluarkan darah.

Umar bin Khattab pernah bertemu dengan Said bin Yarbu', seorang pria tua yang baru kehilangan penglihatannya, umurnya pun telah mendekati seratus tahun.
Umar berkata, "Wahai pria tua, jangan kau tinggalkan shalat jum'at, dan jangan kau tingglakan shalat berjamaah di masjid Nabi."
Pria tua itu berkata kepada Umar, "Wahai Umar, aku tak mempunyai seseorang yang dapat menunjukkan jalan untuk ke masjid."
Umar berkata, "Aku kirimkan seseorang untuk menuntunmu ke masjid."

Lihatlah, begitu besar kepedulian Umar bin Khattab dalam perkata shalat berjamaah di masjid. Seseorang yang telah tua, tak dapat melihat, tetap diperintahkan untuk tidak meninggalkan shalat berjamaah di masjid, bahkan Umar mengutus seseorang untuk menuntunnya.

Simak kisah lain dari Amirul Mukminin
Umar bin Khattab mempunyai seorang teman bernama Sulaiman, namun di hari itu Umar bin Khattab tidak melihat kawannya di saat shalat subuh berjamaah. Sang Amirul Mukminin pun menanyakan kepada ibu Sulaiman, "Kemana anakmu? Aku tidak melihatnya pada waktu shalat subuh tadi?"
Ibu Sulaiman menjawab, "Ia tertidur tadi, di sepertiga malam ia bangun shalat malam sampai menjelang subuh ia tertidur."
Umar bin Khattab berkata, "Demi Allah, lebih baik aku ikut shalat subuh berjamaah dari pada kau harus bangun malam (kemudian tak dapat subuh berjamaah)."

Wahai ikhwah, Sulaiman tertidur dan terlewat shalat subuh karena ia beribadah di sepertiga malam, namun lihatlah pengingkaran Umar terhadap apa yang dilakukan Sulaiman.

Sekarang apa yang yang harus dikatakan terhadap seseorang yang terlambat shalat subuhnya karena bergadang untuk hal-hal yang mubah saja?

Pengingkaran seperti apa lagi untuk mereka yang melewatkan waktu subuh karena tertidur lelap, sisa dari keletihan bergadang untuk hal yang tidak bermanfaat?

Dan kata-kata yang seperti apa untuk mereka -waiyadzu billah- yang tidak shalat subuh karena semalam suntuk bergadang untuk hal yang haram?

Bertaqwalah kepada Allah dan jagalah perkara besar ini.
-------------

Sumber: Muslim.or.id

My Diary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar