Ketika Allah rindu pada hambanya, Allah akan mengirimkan hadiah istimewa melalui malaikat Jibril yang isinya berupa ujian.
Dalam Hadits Qudsi Allah berfirman:
"Pergilah kepada hamba-Ku lalu timpakanlah berbagai ujian kepadanya, karena Aku ingin mendengar rintihannya."
(H.R. Thabrani dan Abu Umamah)
Artikel menarik dibawah ini akan membuat hati menjadi tenang dan bisa lebih bersabar lagi dalam menghadapi ujian atau musibah yang Allah telah tetapkan untuk kita....
-----------------------
Saudaraku yang dirahmati
oleh Allah…
Ketahuilah ... Allah Taala
akan menguji setiap hamba-Nya dengan berbagai musibah, dengan berbagai hal yang
tidak mereka sukai, juga Allah akan menguji mereka dengan musuh mereka dari
orang-orang kafir dan orang-orang munafiq. Ini semua membutuhkan kesabaran,
tidak putus asa dari rahmat Allah dan tetap konsisten dalam beragama. Hendaknya
setiap orang tidak tergoyahkan dengan berbagai cobaan yang ada, tidak pasrah
begitu saja terhadap cobaan tersebut, bahkan setiap hamba hendaklah tetap
komitmen dalam agamanya. Hendaknya setiap hamba bersabar terhadap rasa capek
yang mereka emban ketika berjalan dalam agama ini.
Sikap seperti di atas sangat
berbeda dengan orang-orang yang ketika mendapat ujian merasa tidak sabar,
marah, dan putus asa dari rahmat Allah. Sikap seperti ini malah akan membuat
mereka mendapat musibah demi musibah.
Renungkanlah ...
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا
ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya jika Allah
mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang ridho
(terhadap ujian tersebut) maka baginya ridho Allah dan barang siapa yang marah
(terhadap ujian tersebut) maka baginya murka-Nya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah
At Tirmidzi berkata bahwa hadits ini Hasan Ghorib)
Dari Mush’ab bin Sa’id
(seorang tabi’in) dari ayahnya berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ
أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, siapakah
yang paling berat ujiannya?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
« الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى
الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ
صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ
رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ
بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ
خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi, kemudian yang
semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi
agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka dia akan mendapat ujian
begitu kuat. Apabila agamanya lemah, maka dia akan diuji sesuai dengan
agamanya. Senantiasa seorang hamba akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan
di bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi. At Tirmidzi mengatakan
bahwa hadits ini hasan shohih)
Semoga kita yang sedang
mendapat ujian atau musibah merenungkan hadits-hadits di atas. Sungguh ada
sesuatu yang tidak kita ketahui di balik musibah tersebut. Maka bersabarlah dan
berusahalah ridho dengan taqdir ilahi. Sesungguhnya para Nabi dan orang sholeh
dahulu juga telah mendapatkan musibah sebagaimana yang kita peroleh. Lalu
kenapa kita harus bersedih, mengeluh dan marah? Bahkan orang sholeh dahulu -sesuai
dengan tingkatan keimanan mereka-, mereka malah memperoleh ujian lebih berat.
Cobalah kita perhatikan perkataan ulama berikut.
Al Manawi mengatakan,
“Barangsiapa yang menyangka bahwa apabila seorang hamba ditimpa ujian yang
berat, itu adalah suatu kehinaan; maka sungguh akalnya telah hilang dan hatinya
telah buta (tertutupi). Betapa banyak orang sholih (ulama besar) yang
mendapatkan berbagai ujian yang menyulitkan. Tidakkah kita melihat mengenai
kisah disembelihnya Nabi Allah Yahya bin Zakariya, terbunuhnya tiga Khulafa’ur
Rosyidin, terbunuhnya Al Husain, Ibnu Zubair dan Ibnu Jabir. Begitu juga
tidakkah kita perhatikan kisah Abu Hanifah yang dipenjara sehingga mati di
dalam buih, Imam Malik yang dibuat telanjang kemudian dicambuk dan tangannya
ditarik sehingga lepaslah bahunya, begitu juga kisah Imam Ahmad yang disiksa
hingga pingsan dan kulitnya disayat dalam keadaan hidup. … Dan masih banyak
kisah lainnya.” (Faidhul Qodhir Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 1/518, Asy Syamilah)
Semoga kita termasuk
orang-orang yang bersabar ketika menghadapi musibah, baik dengan hati lisan
atau pun anggota badan. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang
selalu ridho dengan taqdir-Mu.
(Sumber Rujukan Utama : Syarh
Qowaidil Arba, Syaikh Sholih bin ‘Abdillah Al Fauzan)
Disusun oleh Muhammad Abduh
Tuasikal.
Sumber : www.rumaysho.com
-----------------
Artikel : My Diary
Baca juga :
- Perkenalkan kami ini Muslim.
- Kemuliaan Abu Bakar Ash Shiddiq.
- Jilbabku, penutup auratku.
- Inilah petikan Ayat Al-Qur'an di gerbang Harvard
- Mut'ah dengan Putri Ulama Syi'ah menyebabkan kekal di Neraka bersama Iblis.
- Nasehat Rasulullah kepada putrinya.
Baca juga :
- Perkenalkan kami ini Muslim.
- Kemuliaan Abu Bakar Ash Shiddiq.
- Jilbabku, penutup auratku.
- Inilah petikan Ayat Al-Qur'an di gerbang Harvard
- Mut'ah dengan Putri Ulama Syi'ah menyebabkan kekal di Neraka bersama Iblis.
- Nasehat Rasulullah kepada putrinya.
Benar2 membuat semangat
BalasHapusAamiin ya Rabb...
HapusSemangaaatttt..... !!! :)
amiin..artikelnya bagus.insya`allah bermanfa`at dan bisa menjadi pelajaran dan bisa mengambil hikmahnya untuk kita semua.
BalasHapusAlhamdulillah...
HapusAamiin ya Rabb....