Di
masa Nabi ada seorang pendeta Yahudi bernama Hushain bin Salam bin Harits. Ia
percaya bahwa Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan Nabi di
akhir zaman sebagimana diterangkan dalam riwayat Taurat dan Injil. Setelah
kedatangan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ke Madinah iapun masuk
Islam. Setelah memeluk Islam Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
mengubah namanya menjadi Abdullah bin Salam. Di bawah ini kami cuplik
kisahnya berkenaan dengan hubungannya dengan kaum Yahudi sebagaimana ditulis
oleh Munawar Chalil dalam bukunya ”Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad”.
Untuk
membuktikan bahwa kaum Yahudi itu pendusta dan pengkhianat terhadap kebenaran,
maka pada suatu hari Abdullah bin Salam diam-diam datang ke rumah Nabi shollallahu
’alaih wa sallam. Ia minta kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
jika kaum Yahudi datang agar Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
menanyakan pendapat mereka tentang dirinya (Abdullah bin Salam). Ia juga minta
izin kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam agar dirinya boleh
bersembunyi di suatu bilik saat kaum Yahudi bertemu Nabi shollallahu ’alaih
wa sallam.
Setelah
kaum Yahudi berhadapan muka dengan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam,
beliau bertanya: ”Bagaimana keadaan seorang lelaki yang bernama Hushain bin
Salam?”
Mereka berkata: ”Ia ada dalam kebaikan.”
Nabi
shollallahu ’alaih wa sallam bertanya pula: ”Bagaimana pendapat kamu
tentang dirinya?”
Mereka
menjawab: ”Menurut kami, ia adalah tuan kami dan anak lelaki tuan kami. Ia
adalah sebaik-baik orang kami dan sebaik-baik anak lelaki orang kami. Ia adalah
semulia-mulia orang kami dan anak lelaki dari seorang yang paling alim dalam
golongan kami, karena dewasa ini di kota Madinah tidak ada seorangpun yang
melebihi kealimannya tentang kitab Allah (Taurat).” Mereka
terus memuji-muji Abdullah bin Salam.
Setelah itu Nabi shollallahu ’alaih
wa sallam bersabda: ”Jadi, Hushain bin Salam itu adalah seorang dari
golongan kalian yang paling terpandang segala-galanya menurut pendapat kalian?"
Mereka
menjawab: ”Benar, Muhammad.”
Kemudian
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berseru: ”Hai Hushain bin Salam
keluarlah!”
Keluarlah
Abdullah bin Salam lalu mendekat ke Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
dan berseru kepada kaumnya: ”Hai golongan orang-orang Yahudi, hendaklah kalian
semua takut kepada Allah! Terimalah dengan baik segala apa yang telah datang
kepada kamu! Demi Allah, sesungguhnya kalian telah tahu bahwa beliau ini
adalah pesuruh Allah yang kalian telah temukan dan kenali sifat-sifatnya di
dalam kitab agama yang ada di sisi kalian. Sesungguhnya saya telah menyaksikan
bahwa beliau ini adalah nabi dan pesuruh Allah sebab memang sebelumnya saya
telah mengenal sifat-sifat beliau seperti tersebut dalam kitab Taurat. Maka
kini saya telah percaya kepadanya, membenarkan segala yang dibawanya dan
mengikuti semua seruannya.”
Mendengar
ucapan Abdullah bin Salam, mereka dengan sangat menyesal menjawab: ”Oh tuan
berdusta! Mengapa tuan berani berkata begitu?”
Abdullah
menjawab: ”Celakalah kalian semua! Takutlah kalian kepada Allah! Apakah kamu
semua tidak mengenal sifat-sifat beliau ini dalam kitab Tauratmu?”
Mereka
berkata: ”Tidak! Tuanlah yang berdusta! Tuan adalah sejelek-jelek orang dari
golongan kita! Sebab Tuan sekarang sudah beragama lain!”
Kemudian
mereka pergi. Lalu Abdullah berkata kepada Nabi shollallahu ’alaih wa
sallam: ”Inilah yang saya khawatirkan, ya Rasulullah. Bukankah saya telah
menuturkan sebelumnya kepada Tuan bahwa kaum Yahudi adalah pendusta, pembohong,
pengkhianat dan pendurhaka?”
Maka
pada saat itu juga Allah wahyukan kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam
ayat berikut:
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ
اللَّهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي
إِسْرَائِيلَ
عَلَى مِثْلِهِ فَآَمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الظَّالِمِينَ
”Katakanlah: "Terangkanlah
kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Qur’an itu datang dari sisi Allah,
padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui
(kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al Qur’an lalu dia beriman,
sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim".(QS Al-Ahqaf ayat 10)
Setelah
kabar keislaman Abdullah bin Salam tersiar di kalangan kaum Yahudi, maka mereka
dengan congkak dan sombong mengata-mengatai, mencaci-maki, menghina,
menjelek-jelekkan dan memusuhinya dengan sekeras-kerasnya. Pada suatu hari di
antara pendeta-pendeta Yahudi ada yang berkata kepada yang lainnya dan
perkataan itu sengaja ditujukan kepada Abdullah bin Salam, di antaranya: ”Tidak
akan seseorang yang percaya kepada Muhammad dan seruannya melainkan orang yang
seburuk-buruknya dan serendah-rendahnya. Orang yang paling baik dan paling
mulia dari golongan kita tidak akan berani meninggalkan agama pusaka nenek
moyangnya dan mengikuti agama lain, dari golongan lain dan bangsa lain. Jadi, barangsiapa
dari golongan kita sampai mengikuti agama Muhammad teranglah bahwa ia seorang
yang sejahat-jahatnya di kalangan kita.”
Abdullah
bin Salam tidak menghiraukan segala ucapan dan hinaan mereka itu. Lalu
sehubungan dengan peristiwa ini Allah wahyukan kepada Nabi shollallahu
’alaih wa sallam ayat-ayat berikut:
لَيْسُوا سَوَاءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آَيَاتِ اللَّهِ آَنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ
يَسْجُدُونَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَيَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ
وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ وَمَا يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ
وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ
”Mereka
itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus,
mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka
juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan
mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera
kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.
Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak
dihalangi (menerima pahala) nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang
bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 113-115)
Saudaraku,
demikianlah sikap kaum Yahudi pada umumnya bilamana diajak kepada agama Allah.
Mereka tidak memiliki obyektifitas sedikitpun bila diajak untuk menerima
hidayah dan kebenaran. Mereka sangat keras kepala dan membabi buta
mempertahankan ideologi rasialisme dan fanatisme kelompok. Sehingga orang yang
semula mereka katakan baik dan mulia serta-merta mereka hina dan caci bilamana
orang tersebut menerima kebenaran agama Islam yang berarti harus meninggalkan
agama asalnya, yaitu Yahudi.
Sikap ekstrim kaum Yahudi bukan hanya terjadi di masa lalu, di masa Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam, namun hingga hari ini sikap serupa menjadi kekhasan kaum Yahudi sebagaimana dilukiskan oleh Joseph Cohen seorang mantan Yahudi Ortodoks kelahiran AS yang menemukan Islam justru setelah ia hijrah ke Israel (lihat Dakwah Mancanegara: Yahudi AS Pindah Ke Israel dan Masuk Islam).
Setelah masuk Islam, Cohen mengganti namanya dengan nama Islam Yousef al-Khattab. Menurut dia, berdakwah tentang Islam di kalangan orang-orang Yahudi bukanlah pekerjaan yang mudah. Bahkan ketika ditanya tentang kelompok-kelompok Yahudi yang anti Zionis, ia berkata: "Dari sejarahnya saja, mereka adalah orang-orang yang selalu melanggar kesepakatan. Mereka membunuh para Nabi, oleh sebab itu saya tidak pernah percaya pada mereka, meski Islam selalu menunjukkan sikap yang baik kepada mereka."
Sumber : eramuslim.com.
---------------
Artikel : My Diary
Baca juga :
- Bila kalian mengetahui, Jawablah Adzan itu...
- Berbagai macak sekte Rafidhah.
- Istri yang 'sangat' dicintai suaminya.
- Nasehat untuk putriku.
Sikap ekstrim kaum Yahudi bukan hanya terjadi di masa lalu, di masa Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam, namun hingga hari ini sikap serupa menjadi kekhasan kaum Yahudi sebagaimana dilukiskan oleh Joseph Cohen seorang mantan Yahudi Ortodoks kelahiran AS yang menemukan Islam justru setelah ia hijrah ke Israel (lihat Dakwah Mancanegara: Yahudi AS Pindah Ke Israel dan Masuk Islam).
Setelah masuk Islam, Cohen mengganti namanya dengan nama Islam Yousef al-Khattab. Menurut dia, berdakwah tentang Islam di kalangan orang-orang Yahudi bukanlah pekerjaan yang mudah. Bahkan ketika ditanya tentang kelompok-kelompok Yahudi yang anti Zionis, ia berkata: "Dari sejarahnya saja, mereka adalah orang-orang yang selalu melanggar kesepakatan. Mereka membunuh para Nabi, oleh sebab itu saya tidak pernah percaya pada mereka, meski Islam selalu menunjukkan sikap yang baik kepada mereka."
Sumber : eramuslim.com.
---------------
Artikel : My Diary
Baca juga :
- Bila kalian mengetahui, Jawablah Adzan itu...
- Berbagai macak sekte Rafidhah.
- Istri yang 'sangat' dicintai suaminya.
- Nasehat untuk putriku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar