Jumat, 06 September 2013

Aqidah Rafidhah tentang al-Qur'an yang dijaga keotentikannya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ada-ada saja cara Syi'ah memfitnah sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab, untuk membenarkan keyakinan mereka bahwa al-Qur'an sudah tidak murni. Dan hadits-hadits yang mereka buat, sungguh sangat tidak masuk akal.
---------------


Rafidhah yang dikenal dewasa ini dengan Syi'ah, mengatakan bahwa al Qur'anul Karim yang ada pada kita (yang kita kenal ini) bukan al-Qur'an yang diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam karena sudah mengalami perubahan, penggantian, penambahan dan pengurangan.

Mayoritas periwayat hadits Syi'ah berkeyakinan adanya perubahan dalam al-Qur'an, sebagaimana dikatakan oleh an-Nuuri ath-Thabrasi dalam bukunya Fashlul Khitab fi Istbat Tahriifi Kitabi Rabbil Arbaab. [1]

Muhammad bin Ya'kub al-Kulaini berkata dalam bukunya Ushuulul Kaafi pada bab: Yang Mengumpulkan dan Membukukan al-Qur'an Hanya Para Imam, diriwayatkan dari Jabir, dia berkata saya mendengar Abu Ja'afar berkata: " Siapa yang mengaku telah mengulkan al-Qur'an dan membukukan seluruh isinya sebagaimana yang diturunkan Allah, maka sesungguhnya ia seorang pendusta, tidak ada yang mengumpulkan dan menghafalkannya, sebagaimana diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, melainkan Ali bin Abi Thalib dan para imam sesudahnya." [2]

Dari Jabi, dari Abu Ja'far alaihissalam, dia mengatakan: "Tidak ada seorang pun yang mampu menyangka bahwa dia mempunyai semua al Qur'an baik yang lahir maupun yang batin kecuali orang-orang yang diberi wasiat." [3]

Dari Hisyam bin Salim, dari Abu Abdillah, beliau berkata: "Sesungguhnya al-Qur'an yang dibawa Jibril kepada Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ada tujuh belasa ribu ayat." [4]

Berarti al-Qur'an yang diyakini oleh Rafidhah adalah tiga kali lipat lebih banyak dari al-Qur'an yang ada pada kita, Ahlus Sunnah-yang Allah berjanji akan menjaganya-Kita berlindung kepada allah dari keburukan mereka.

Dijelaskan oleh Ahmad ath-Thabrasi dalam bukunya al-Ihtijaj, bahwa Umar berkata kepada Zaid bin Tsabit:

"Sesungguhnya Ali membawa al-Qur'an yang isinya membongkar aib kaum Muhajirin dan Anshar, karena itu kami mempunyai pendapat untuk menyusun sendiri al-Qur'an, darisitu kita menghilangkan kejelekan-kejelekan dan rusaknya kehormatan orang-orang Anshar." Maka Zaid memenuhi permintaan itu, dan berkata: "Jika saya telah merampungkan penyusunan al-Qur'an, sesuai dengan yang kamu minta, kemudian Ali menampakkan al Qur'an yang disusun dan yang ditulisnya, bukankah itu akan membuat apa yang engkau kerjakan sia-sia?"

Umar berkata: "Tidak demikian, bagaimana jalan keluarnya?" Zaid menjawab: "Engkau lebih mengetahuinya." Maka Umar berkata, "Tak ada jalan lain kecuali dengan membunuhnya dan kita bisa bebas darinya." Dari situ Umar merancang cara pembunuhannya dengan menugaskan Khalid bin Walid namun gagal dan tidak berhasil mewujudkannya.

Kemudian ketika Umar bin al Khattab diangkat menjadi Khalifah, dia meminta Ali menyerahkan al-Qur'an untuk dirubah di antar mereka, maka Umar berkata: "Wahai Abul Hasan berikanlah al-Qur'an yang pernah engkau perlihatkan kepada Abu Bakar, sehingga kita bisa bersatu mengikutinya. Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu menjawab: "Mustahil, tidak ada alasan untuk bisa menyerahkan al-Qur'an ini kepadamu, dulu saya pertunjukkan al-Qur'an ini kepada Abu Bakar untuk dijadikan saksi atasnya, dan kalian tidak ada  alasan lagi pada Hari Kiamat untuk mengatakan :

انا كنا عن هذا غفلين
"Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini." (al A'raf:172)

ما خئتنا 
"Dan sesudahnya kamu datang." (al A'raf:129) [5]

Sungguh al-Qur'an ini tidak boleh ada yang menyentuhnya melainkan orang-orang yang suci dan orang yang telah ku wasiatkan kepadanya dari anak cucuku." Umar berkata: " Jika demikian, kapan waktu untuk menampakkan al-Qur'an ini?" Ali bin Abi Thalib menjawab: "Di saat salah seorang penerus dari anak cucuku tampil, memperlihatkan al-Qur'an tersebut dan mengajak manusia mengikutinya." [6]

Meskipun orang-orang Syi'ah berpura-pura berlepas diri dari bukunya an-Nuuri at-Thabrasi dengan perpegangan pada prinsip taqiyyah, sesungguhnya buku ini memuat beratus-ratus teks dan tokoh-tokoh mereka dalam buku-buku yang mereka akui. Buku-buku tersebut jelas mengungkap pengubahan (al-Qur'an) ini, tapi mereka tak menginginkan adanya keributan karena tersebarluasnya kejanggalan aqidah mereka tentang al-Qur'an ini.

Di antara isapan jempol kaum Syi'ah Rafidhah bahwa ada ayat yang dihapuskan dari al-Qur'an sebagaimana disebutkan oleh an-Nuri at-Thabrasi dalam kitabnya Fashlul Khitab fi Itsbat Tahriifi Kitabi Rabbil Arbaab, ada sebuah ayat:
الم نشرح
Ayat itu berbunyi: 
وخعلتا عليا صهرك
"Dan telah kami tinggikan namamu, dengan Ali sebagai menantumu."

Ayat ini dihilangkan dari surat al-Insyirah. [7] Tanpa malu-malu mereka mengatakan hal ini, padahal mereka tahu bahwa ini adalah surat Makkiyah (surat yang diturunkan sebelum Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam hijrah ke Madinah), dan pada saat itu Ali belum menjadi menantu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam di Makkah.
______________
Footnote:

1. Husain bin Muhammad Taqi an-Nuuri ath-Thabrasi, Fashlul Khitab, 32
2. Al-Kulaini, Ushulul Kafi, 1/228
3. Al-Kulaini, Ushulul Kafi, 1/285
4. Al-Kulaini, Ushulul Kafi, 2/634, Syaikh mereka al-Majlisi telah menguatkan riwayat ini, dia mengatakan dalam kitabnya, Mir'aatul Ma'quul 12/525: "Hadits ini adalah dikuatkan:, lalu berkata: "Riwayat ini shahih dan tidak diragukan lagi bahwa riwayat ini dan riwayat shahih lain yang banyak, jelas menyatakan bahwa al-Qur'an telah dikurangi dan dirubah. Menurut saya, semua riwayat dalam permasalahan ini maknanya mutawatir." (Mutawatir adalah berita yang diriwayatkan oleh sepuluh periwayat lebih dan tidak diragukan lagi kebenarannya-penj).
5. Catatan: Penulis Syi'ah ini dengan gegabah memotong ayat yang berkaitan dengan Nabi Musa yang menunjukkan pengertian "Sesudah kamu datang." Tapi ia membawa ayat itu dengan maksud "Kamu tidak datang."?ed.
6. Ath-Thabrasi, al-Ihtijaj, 225 dan kitab Fashlul Khitab, 7
7. An-Nuuri at-Thabrasi, Fashlul Khitab fi Itsbat Rahriifi Kitabi Rabbil Arbaab, 347.

Sumber : Buku berjudul: Inilah Kesesatan Aqidah Syi'ah, Oleh Syaikh Abdullah bin Muhammad As-Salafi. hal: 27-32 
--------------------
Artikel : My Diary

Baca juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar