Selasa, 11 Februari 2014

Boleh Jadi Aku Tidak Akan Bertemu Kalian Lagi


Setelah dakwah benar-benar menjadi sempurna dan Islam dapat menguasai keadaan, mulai muncul tanda-tanda perpisahan dengan kehidupan dan orang-orang yang hidup, yang bisa ditangkap dari sabda dan tindakan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam.

Pada Bulan Ramadhan tahun 10 H, Rasulullah i'tikaf fi masjid selama 20 hari. Padahal sebelumnya Rasulullah tidak i'tikaf kecuali hanya10 hari saja. Jibril ternyata mengetes Al-Qur'an dari Rasulullah hingga dua kali. Pada waktu haji wada', Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Aku tidak tahu pasti, boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian lagi setelah tahun ini dengan keadaan seperti ini." Pada waktu melempar jumrah Aqabah Rasulullah juga bersabda, "Pelajarilah manasik kalian dariku, karena boleh jadi aku tidak akan berhaji lagi sesudah tahun ini." Turun surat An-Nashr pada pertengahan hari-hari tasyriq. Sebenarnya semua ini dikenali sebagai suatu perpisahan yang diisyaratkan Rasulullah.

Pada awal-awal bulan Shafar tahun 11 H, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam pergi ke Uhud, lalu sholat atas orang-orang yang mati syahid di sana, layaknya orang yang hendak berpisah dengan orang yang masih hidup dan orang yang sudah meninggal dunia. Lalu Rasulullah menuju mimbar dan berpidato, "Sesungguhnya aku telah dahulu meninggalkan kalian, aku menjadi saksi atas kalian, dan demi Allah, aku benar-benar akan melihat tempat kembaliku saat ini. aku telah diberi kunci-kunci gudan dunia atau kunci-kunci dunia, demi Allah, aku tidak takut kalian akan musyrik sepeninggalku. Tetapi aku takut, kalian akan bersaing dalam masalah ini." (Shahih Al-Bukhari, 2/585)

Pada suatu malam pertengahan bulan yang sama, Rasulullah pergi ke Baqi', lalu memintakan ampunan bagi orang yang dikubur di sana. Rasulullah bersabda, "Salam sejahtera atas kalian wahai para penghuni kubur. Apa yang kalian hadapi di sana menjadi ringan, seperti apa yang dihadapi manusia. Fitnah datang seperti sepotong malam yang gelap gulita, yang akhirnya akan menyusul yang awal. Hari akhirat lebih jahat pembalasannya daripada di dunia." Lalu Rasulullah mengabarkan kepada orang-orang yang dikubur di sana dengan bersabda, "Sesungguhnya kami akan bersua dengan kalian."

Permulaan Sakit
Pada tanggal 29 Shafar tahun 11 H, bertepatan dengan hari Senin, Rasululullah shallallahu'alaihi wasallam menghadiri prosesi jenazah di Baqi'. Sepulang dari Baqi' dan selagi dalam perjalanan, tiba-tiba Rasulullah merasakan pusing di kepala dan panas tubuhnya langsung melonjak, hingga orang-orang bisa melihat tanda suhu badan Rasulullah yang panas itu lewat urat-urat di kepala Rasulullah.

Rasulullah sakit selama 13 atau 14 hari, dan tetap sholat bersama orang-orang selama 11 hari dari masa sakitnya itu.

Sumber: Buku Sirah Nabawiyah, karangan: Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, penerbit: Pustaka Al-Kautsar Jakarta.

Artikel: My Diary

Baca Juga:
- Siapa Tuhan Syi'ah?
- Valentine's Day?
- Aqidah Syi'ah Tentang Taqiyyah
- Apa yang Terjadi Pada Diri Rasulullah?
- PERANG KHANDAQ
- Mengenal Utsman bin Affan radhiallahu'anhu
- Telah Dibayar Lunas Dengan Segelas Susu
 

2 komentar: