Senin, 17 Februari 2014

Syi'ah Mencela Rasulullah


Keledai menjadi periwayat hadits agama Syi'ah
Dari Amirul Mukminin alaihissalam, sesungguhnya Afir -keledai Rasulullah- berkata kepadanya, "Demi bapak ibuku, -wahai Rasulullah- sesungguhnya bapakku menceritakan kepadaku dari bapaknya dari kakeknya dan bapaknya, "Sesungguhnya dia bersama Nuh di dalam perahu, lalu Nuh berdiri dan mengusap bokongnya seraya berkata, "Kemudian keluar dari tulang sulbi keledai ini keledai yang ditunggangi penghulu dan penutup para nabi." Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku sebagai keledai tersebut." (Ushul al-Kafi, I/237)

Ini benar-benar riwayat bodoh dan tidak masuk akal. Sangat tidak mungkin kalau Rasulullah mendapat perkataan dari seekor keledai, kalau ada, pastinya para sahabat dan periwayat yang lain akan menuliskannya di dalam kitab-kitab shahih mereka.

Syi'ah Mencela Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, Ali bin Abi Thalib radhiallahu'anhu dan Aisyah radhiallahu'anha
1. Ash-Shaduq meriwayatkan dari Ridha alaihissalam tentang firman Allah Ta'ala "Dan ingatlah ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya, tahanlan terus istrimu dan bertawakal lah kepada Allah. Sedangkan kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah menyatakannya." (Al-Ahzab:37)

Ar-Ridha berkata dalam menafsirkan ayat ini, 'Sesungguhnya Rasulullah pergi menuju rumah Zaid bin Haritsah dalam urusan yang dia inginkan, lalu dia (Rasulullah) melihat istrinya istri Zaid, Zainab) sedang mandi, maka dia berkata kepadanya, "Maha suci Allah yang telah menciptakan kamu." ('Uyunu Akhbar Ar-Ridha, hal 113)

Sungguh kejam fitnah yang mereka (Syi'ah) tujukan kepada Rasulullah.

2. Dari Amirul Mukminin, sesungguhnya dia datang kepada Rasulullah dan di sisinya ada Abu Bakar dan Umar, dia berkata, "Maka saya duduk diantara Nabi dan Aisyah, maka Aisyah berkata, "Tidakkah kau dapatkan selain pahaku dan paha Rasulullah?" Maka dia berkata, "Berlaku lembutlah wahai Aisyah." (Al-Burhan fi Tafsir Al-Qur'an, 4/225)

3. Diwaktu yang lain dia tidak mendapatkan tempat maka Rasulullah memberi isyarat, "Di sini -yakni dibelakangnya- dan Aisyah sedang berdiri di belakang Rasulullah dengan kain. Maka Ali As datang dan duduk diantara Rasulullah dan Aisyah, maka Aisyah berkata sambil marah, "Saya tidak mendapatkan kecuali duburmu, di tempat selain kamarku." Maka Rasulullah marah dan berkata, "Wahai Humaira, janganlah kau menyakitiku dengan menyakiti saudaraku." (Kitab Salim bin Qais, hal 179)

4. Al-Majilis meriwayatkan , sesungguhnya Amirul Mukminin berkata, "Saya bepergian bersama Rasulullah dan tidak ada pelayan selain diriku Beliau mempunyai selimut yang tidak berselimut dengannya selain saya, Rasulullah dan Aisyah. Rasulullah tidur diantara saya dan Aisyah. Dan di atas kami bertiga tidak ada lagi selimut yang lain. Jika Rasulullah bangun untuk sholat (sholat malam), beliau menyingkap selimut dengan tangannya dari bagian tengah, yaitu antara saya dan Aisyah hingga selimut tersebut menyentuh tempat tidur yang ada di bawah kami." (Bihar Al-Anwar, 40/2)

Apakah mungkin Rasulullah meridhoi Ali untuk duduk dan tidur dikamar istrinya, Aisyah? Tidakkah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam merasa cemburu kepada istrinya, teman pendamping hidupnya, ketika membiarkannya satu kasur dan selimut dengan anak pamannya yang bukan mahramnya? Lalu bagaimana mungkin Amirul Mukminin, Ali radhiallahu'anhu ridho dengan hal tersebut. Sungguh Syi'ah membuat celaan dan fitnah yang sangat kejam.

5. Sayid Ali Gharwi salah seorang pembesar ulama di kota ilmu berkata, "Sesungguhnya Nabi shallallahu'alaihi wasallam kemaluannya akan masuk neraka, karean dia menyetubuhi wanita musyrik." Yang dimaksud dengan wanita musyrik adalah Aisyah dan Hafshah.

Hal ini merupakan makian terhadap Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, karena kalau kemaluan Rasulullah masuk neraka, maka tidak akan ada seorang pun yang masuk surga untuk selamanya.

Seperti inilah sikap orang-orang Syi'ah yang mengaku sebagai umat Islam, mencintai Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan Ahlul Bait, dalam menilai Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Mereka (Syi'ah) membuat tafsiran sendiri, sesuai hawa nafsu mereka, terhadap ayat-ayat Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menghina Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dengan tafsiran-tafsiran dan riwayat-riwayat karangan mereka.

Setelah ini masih adakah yang mengatakan kalau Syi'ah itu Islam?
Wahai umat Islam, ketahuilah bahwa Syi'ah BUKAN Islam!!!!
------------------

Sumber: Buku Mengapa Saya Keluar dari Syi'ah, Edisi Indonesia, karangan: Sayid Husain Al-Musawi, penerbit: Pustaka Al-Kautsar Jakarta.

Artikel: My Diary

Baca Juga:
- Kisah Sahabat yang Memuliakan Tamu Rasulullah
- 1 Kambing Menjadi 4000 Kambing
- Mujahidah Berbaju Besi
- Guncangan Dasyat Menimpa Syi'ah
- Mengapa Saya Keluar Dari Syi'ah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar