Kamis, 30 Januari 2014

PERANG UHUD


Artikel ini adalah sejarah ringkas tentang Perang Uhud.

Latar belakang terjadinya Perang Uhud adalah sikap orang-orang Quraisy yang masih hidup dan ingin membalas dendam atas kekalahan mereka pada Perang Badar. Mereka ingin menyelamatkan harga diri Quraisyi setelah mengalami kekalahan pada Perang Badar. Maka, bergeraklah Ikrimah bin Abu Jahal, Shafwan bin Umayah dan Abu Sufyan mendatangi kabilah-kabilah yang ada. Mereka meminta orang-orang kaya yang ada dalam kafilah Abu Sufyan untuk mewakafkan hartanya sebagai bekal perang. Semua orang menyetujui permintaan itu.

Maka, setelah persiapan selama satu tahun setelah Perang Badar, pasukan Quraisy yang berjumlah 3000 tentara mulai bergerak. Bertindak sebagai pemimpin utama adalah Abu Sufyan. Sayap kanan dikomandani oleh Khalid bin Walid, saat itu dia belum masuk Islam, yang sekaligus bertindak sebagai pemimpin pasukan berkuda. Sayap kiri dikomandani oleh Ikrimah bin Abi Jahal. Sementara pemimpin pasukan utama adalah Thalhah Al-Abdari. Di dalam pasukan tersebut terdapat 200 pasukan berkuda, 700 pasukan berpakaian besi dan 15 orang perempuan yang bertugas menabuh musik untuk memberi semangat berperang. Para perempuan ini dipimpin oleh Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan.

Rasulullah menerima surat dari pamannya, Abbas, yang menjelaskan tentang rincian tentara Quraisy dan pergerakan mereka untuk menghadapi kaum muslimin. Rasulullah lantas mengumpulkan para sahabat dan mendiskusikan hal tersebut. Apakah kaum muslimin harus keluar dari Madinah atau tetap di Madinah sambil mempertahankan diri dari dalam. Rasulullah dan para senior berpendapat untuk tetap bertahan di Madinah. Sementara para sahabat muda yang tidak ikut dalam Perang Badar menginginkan untuk keluar dari Madinah. Rasulullah lantas menerima usulan mereka.

Rasulullah bersama 1000 sahabat keluar dari Madinah pada hari Sabtu bulan Syawal, 32 bulan dari hijrah. Ketika mereka sudah berada di antara Madinah dan Uhud, Ibnu Salul kembali ke Madinah bersama sepertiga pasukan. Ibnu Salul berkata, "Mereka mengingkari aku dan menaati dua bocah serta orang yang tidak punya pikiran. Kita tidak tahu, atas dasar apa kita berperang?" Sebagian besar orang yang ikut kembali bersama Ibnu Salul adalah orang-orang yang memang memiliki karakter munafik.

Ketika Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan pasukan muslim sampai di sebuah tempat yang bernama Syaikhaini, Rasulullah melihat rombongan orang yang berteriak dengan suara gaduh. Rasulullah bertanya, "Apa itu?" Para sahabat menjawab, "Mereka adalah orang-orangnya Abdullah bin Ubai bin Salul dari Yahudi." Rasulullah lantas berkata, "Kita tidak akan meminta bantuan dari kemusyrikan untuk memerangi ahli kemusyrikan."

Rasulullah membuat markas tentara di Gunung Uhud, dimana gunung itu menjadi penghalang di bagian belakang markas tentara. Di atas gunung disiapkan 50 pemanah yang dipimpin oleh Abdullah bin Jabir. Rasulullah lantas memberikan instruksi kepada mereka, "Siagalah dalam barisan kalian dan lindungi bagian belakang kami. Jika kalian melihat kami terdesak, jangan turun untuk membantu!"

Rasulullah membagi pasukan mauslim menjadi tiga kelompok:
1. Kelompok Muhajirin. Panji/bendera kelompok ini dipegang oleh Mush'ab bin Umair.
2. Kelompok Aus. Panji kelompok ini dipegang oleh Usaid bin Hudhair.
3. Kelompok Khanraj. Panji kelompok ini dipegang oleh Hubab bin Al-Mundzir.

Rasulullah menyerahkan tugas menahan pasukan berkuda Quraisy kepada Zubair bin Awwam (satu-satunya penunggang kuda dalam pasukan muslim) dan Miqdad bin Amr. Pasukan berkuda Quraisy dipimpin oleh Khalid dan Ikrimah.

Pertempuran dimulai dengan serang pasukan sayap kanan tentara Quraisy Makkah yang dipimpin oleh Abi Amir Al-Fasik. Pasukan ini dibantu oleh pasukan berkuda yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Mereka menyerang pasukan sayap kiri tentara muslimin. Akan tetapi pasukan pemanah kaum muslim berhasil membuat mereka kocar-kacir dan mundur dengan cara menyerang kuda-kuda mereka dengan anak panah. Tentara muslim lantas melakukan serangan balik terhadap para pembawa panji pasukan Quraisy. Semua pembawa panji yang berasal dari Bani Abdi Dar terbunuh. Jumlah mereka 10 orang. Panji-panji yang mereka bawa jatuh ke tanah dan terinjak-injak.

Pasukan muslim melakukan perlawanan seperti seorang laki-laki sedang bertempur (sangat kompak dan rapi). Hamzah bin Abdul Muthalib dan Abu Dujanah sangat gesit memburu pasukan musyrikin yang lari dari medan pertempuran. Sampai di situ, pertempuran tampak sudah selesai.

Dalam kondisi yang seperti itu, banyak pasukan pemanah yang turun dari gunung untuk mengumpulkan harta rampasan perang. Abdullah bin Jabir yang memimpin pasukan pemanah melarang mereka untuk turun dan meminta mereka untuk tidak melanggar instruksi Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Akan tetapi, mereka berpikir bahwa pertempuran telah benar-benar selesai, hingga yang tersisa hanya 10 orang pemanah termasuk Abdullah bin Jabir.

Ketika Khalid bin Walid melihat pasukan pemanah muslim turun dari Gunung Uhud, ia segera bergerak bersama 200 pasukan berkuda musyrikin. Mereka naik ke atas gunung dari belakang dan berhasil membunuh 10 pemanah muslimin dan pemimpinnya setelah terjadi pertempurang yang sengit. Pasukan musyrikin kemudian menyerang pasukan muslimin dari belakang hingga kocar-kacir. Pasukan muslimin menjadi hilang kendali. Mereka bertempur secara serampangan hingga banyak jatuh korban dari pasukan muslimin. Mush'ab bin Umair, Hamzah bin Abdul Muthalib, Anas bin Nadhr, Sa'ad bin Rabi dan lain-lain gugur menjadi syuhada.

Ketika Ibnu Qum'ah membunuh Mush'ab bin Umair, ia menyangka telah membunuh Rasulullah karena kemiripan Mush'ab dengan Rasulullah. Ibnu Qum'ah lantas berteriak, "Aku membunuh Muhammad!" Mendengar teriakan itu, sebagian pasukan muslim melarikan diri dan yang lain berpikir untuk menyerah. Dalam kondisi seperti itu, Rasulullah berteriak hingga perasaan pasukan muslimin menjadi tenang dan menjadi bersemangat kembali. Mereka segera berkumpul di sekitar Rasulullah. Perang menjadi lebih sengit di sekitar Rasulullah yang dikelilingi oleh pasukan muslimin. Di hadapan Rasulullah terpampang panorama kepahlawanan yang bertempur untuk membelanya. Disinilah saat-saat paling kritis dalam kehidupan Rasulullah.

Rasulullah menarik pasukan musilmin secara teratur melalui sela-sela Gunung Uhud. Pasukan musyrikin merasa putus asa mengejar pasukan muslimin hingga mereka memutuskan untuk pergi yang menghentikan pertempuran. Mereka merasa sudah meraih kemenangan yang mereka inginkan. 22 orang dari pasukan musyrikin mati terbunuh, sementara 70 pasukan muslimin menjadi syahid. Di antara mereka yang syahid ada orang-orang muslim yang memang sudah diincar oleh pasukan musyrikin, seperti Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah. Akhirnya Rasulullah meninggalkan Uhud pada sore hari Sabtu.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari sejarah ini, bahwa melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya tidak akan membawa kebaikan dunia akhirat. Insya Allah di lain waktu saya akan memuat artikel lengkap tentang Perang Uhud.(pen)

Sumber: Buku Ensikloped Sejarah Islam Jilid I, Edisi Bahasa Indonesia, penulis: Tim Riset dan Studi Islam Mesir dan Dr. Raghib As-Sirjani, penerbit: Pustaka Al-Kautsar Jakarta

Artikel : My Diary

Baca Juga:
- Umar bin Khattab dan Gelar Al-Faruq
- Umar bin Khattab Masuk Islam
- Saat Rasulullah Pergi
- CEMBURU
- Aku Ingin Terkena Lemparan Panah
- Kronologis Perang Jamal
- PERANG BADAR

2 komentar: