Selasa, 28 Januari 2014

Umar bin Khattab dan Gelar Al-Faruq


Umar bin Khattab radhiallahu'anhu adalah orang yang memiliki watak temperamental dan sulit dihalang-halangi. Sehingga keislamannya (baca: Umar bin Khattab Masuk Islam) mengguncangkan orang-orang musyrik dan menorehkan kehinaan bagi mereka. Sebaliknya, hal itu mendatangkan kehormatan, kekuatan dan kegembiraan bagi orang-orang Muslim.

Ibnu Ishaq meriwayatkan dengan sanadnya, dari Umar, dia berkata, "Tatkala aku sudah masuk Islam, aku mengingat-ingat, siapa penduduk Makkah yang paling keras memusuhi Nabi shallallahu'alaihi wasallam. Dialah Abu Jahal. Maka kudatangi rumahnya dan kugebrak pintu rumahnya hingga dia keluar menemuiku.
"Ahlan wa sahlan," katanya, "apa yang engkau bawa?"
"Aku datang untuk memberitahukanmu bahwa aku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad, serta kubenarkan apa yang dibawanya."
Dia langsung menggebrak pintu di depan mataku, sambil berucap "Semoga Allah memburukkan rupamu dan memburukkan apa yang engkau bawa."

Ibnu Jauzi menyebutkan bahwa Umar radhiallahu berkata, "Jika seseorang masuk Islam, maka orang-orang mencekalnya, lalu memukulinya dan dia ganti memukuli mereka. Setelah masuk Islam, aku mendatangi pamanku, Al-Ashy bin Hasyim dan kuberitahu kepadanya tentang keislamanku. Namun dia justru masuk rumah. Lalu kudatangi salah seorang pembesar Quraisy, boleh jadi dia adalah Abu Jahal, dan kuberitahukan keislamanku, namun dia jusru masuk rumah."

Ibny Hisyam dan Ibnu Jauzi menyebutkan secara ringkas, bahwa setelah Umar masuk Islam, dia mendatangi Jamil bin Ma'mar Al-Jumha, lalu dia memberitahukan keislamannya, maka Jamil berteriak sekeras-kerasnya, bahwa Ibnul Khattab telah keluar dari agama. Umar yang ada di belakangnya menyahut, "Dia berdusta, tetapi aku telah masuk Islam."

Mereka langsung mengeroyok Umar. Sekian lama dia memukuli mereka dan mereka memukulinya hingga matahari tepat berada di atas kepala. Umar terduduk dalam keadaan lemas. Mereka berdiri di samping kepalanya, dan Umar berkata, "Lakukanlah semau kalian! Aku bersumpah kepada Allah, andaikata jumlah kamu sudah mencapapai tiga ratus orang maka kamilah yang akan melumatkan kalian atau kalian melumatkan kami."

Setelah itu orang-orang musyrik berbondong-bondong mendatangi rumah Umar, dengan maksud hendak membunuhnya. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar, dia berkata, "Tatkala dia (Umar) berada di dalam rumah dengan was-was, tiba-tiba datang Al-Ash bin Wa'il As-Sahmi Abu Amir, sambil membawa mantel yang biasa dikenakan pada waktu pagi dan baju dari sutra. Dia adalah sekutu kami semasa Jahiliyah dari Bani Sahm.
"Ada apa?" Umar bertanya.
"Kaummu berniat membunuhku jika aku masuk Islam," jawab Al-Ash.
"Tidak ada pilihan lain bagimu." Karena Al-Ash juga sudah menyatakan masuk Islam.
Kemudian Al-Ash pergi dan berpapasan dengan orang-orang yang berjalan beriring-iringan. Al-Ash bertanya, "Hendak kemana kalian?"
"Mana Ibnul Khattab yang telah keluar dari agama?" mereka bertanya.
"Tidak ada pilihan lain baginya," kata Al-Ash.

Begitulah pengaruh keislaman Umar bin Khattab terhadap orang-orang musyrik. Sedangkan bagi orang-orang Muslim, gambarannya seperti diriwayatkan Mujahid dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Aku bertanya kepada Umar bin Khattab, "Apa sebabnya engkau dijuluki Al-Faruq?"
Dia menjawab, "Hamzah lebih dahulu masuk Islam daripada aku selang tiga hari..." Lalu dia mengisahkan proses keislamannya, Pada bagian akhir dia berkata, tepatnya setelah dia masuk Islam, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, bukankah kita berada di atas kebenaran, mati maupun hidup?"
"Benar," Beliau menjawab, "demi diriku yang ada di Tangan-Nya sesungguhnya kalian berada di atas kebenaran, hidup maupun mati."
"Lalu mengapa kita masih sembunyi-sembunyi?" tanya Umar, "demi yang mengutus engkau dengan kebenaran, lebih baik jika kita keluar."
Maka Rasulullah mengeluarkan kami dalam dua barisan. Barisan pertama diserahkan kepada Hamzah dan satu lagi diserahkan kepadaku. Hamzah membawa garam yang ditumbuk halus layaknya tepung. Kami bergerak hingga memasuki Masjidil Haram. Aku bergantian memandangi ke arah orang-orang Quraisy lalu beralih ke arah Hamzah. Ada rona kesedihan membayang pada diri mereka (Quraisy), yang tidak pernah kulihat sebelum seperti itu. Maka pada saat itulah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menjuluki "Al-Faruq" (yang suka memisahkan antara haq dan batil)."

Ibnu Mas'ud radhiallahu'anhu berkata, "Hampir-hampir kami tidak bisa mendirikan shalat di dekat Ka'bah hingga Umar masuk Islam."

Dari Shuhaib bin Sinar Ar-Rumi, dia berkata, "Setelah Umar masuk Islam, maka Islam menjadi tampak dan dakwah kepadanya dilakukan secara terang-terangan. Kami bisa duduk membuat lingkaran di sekita Baitul Haram, thawaf di sekeliling Ka'bah, erani menganbil tindakan terhadap orang yang berlaku kasar kepada kami dan menetangnya."

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata, "Kami merasakan kuat setelah Umar masuk Islam."

Demikianlah, betapa Umar telah membuat orang-orang Quraisy semakin segan terhadap Islam, memberi kekuatan kepada orang-orang yang lemah dan membuat jalan dakwah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menjadi lebih mudah.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberi Umar bin Khattab pahala dan surga.

Sumber: Buku Sirah Nabawiyah, Edisi Bahasa Indonesia, karangan: Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri, penerbit: Pustaka Al-Kautsar Jakarta.

Artikel: My Diary
--------------------------

Baca Juga:
- Umar bin Khattab Masuk Islam
- Ketika Halimah As-Sa'diyah Menjadi Ibu Susuan Rasulullah
- Aku Mohon Kerelaannya
- Saat Rasulullah Pergi
- Kisah Sahabat Nabi yang Menemukan Dajjal di Pulau Misterius
- Dosa-dosa yang Sering Dianggap Suami Biasa di Dalam Keluarga (bagian kedua)
- Mus'ab bin Umir; Bangsawan Pengikut Rasulullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar