Sabtu, 01 Februari 2014

Untuk Suami yang Ingin Ta'addud


Curhat ummahat; "Aku Siap Untuk di Poligami, Tetapi Kenapa Kau Khianati Cintaku?"

Sungguh sangat disayangkan sebagian suami ketika ingin menikah lagi (poligami) tapi kurang persiapan atau tergesa-gesa dan bahkan menempuh jalan yang tidak syar’i (pacaran). Sehingga harapan indah yang terbayang ketika nanti menikah lagi (poligami) tidak sesuai dengan realita yang ia alami. Tujuan dia berpoligami tidak sesuai dengan harapan, rumah tangganya jadi banyak masalah dan bahkan hancur berantakkan. Tak sedikit ummahat (para istri) yang merasa dikhianati oleh suaminya lantaran suaminya seperti pacaran ketika mencari istri kedua.


Wahai para suami, bersabarlah sejenak untuk menempuh jalan yang syar’i untuk kebahagian dunia dan akhirat kalian. Tempulah cara syar’i ketika dirimu menginginkan untuk menikah lagi dan jangan bermain dengan fitnah.


Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita…” (Qs. Ali-Imran : 14)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku tidak meninggalkan terhadap ummatku suatu fitnah (godaan) yang lebih berbahaya bagi seorang laki-laki daripada fitnah (godaan) wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)


“Dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah (bencana) pertama yang ditimpakan Bani Isra’il di sebabkan wanita.” (HR. Muslim)


Lihatlah akibat perbuatanmu yang menyelisihi syar’i menjadi sebab dirimu terfitnah disamping itu menjadi sebab dirimu tidak objektif dalam memilih calon istri keduamu, yang seharusnya dengan cara yang syar’i bisa terlihat bahwa wanita itu tidak baik agama dan akhlaqnya, namun karena dirimu telah terfitnah, karena sering smsan sendiri, telpon-telponan atau melihat fotonya di facebook atau perbuatan lainnya, yang hal itu (memilih istri kedua yang tidak shalehah) menjadi sebab kegagalan seseorang dalam poligami. Rumah tangganya jadi banyak masalah dan tak sedikit yang rumah tangganya hancur berantakkan.


Wahai para suami, aku ingatkan dengan sebuah hadits dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya dan pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari dari shahabat Jabir bin Abdillahradhiyallahu ‘anhu)


Salah seorang ummahat pernah berkata : “Ustadz, saya siap di poligami, saya siap si fulanah menjadi istri kedua suami saya, namun saya sangat sakit hati, saya merasa dikhianati dengan apa yang di perbuat oleh suami saya, dia jalan bareng dengan akhwat tersebut, dan dia juga….. maka untuk apa saya mempertahankannya kalau awalnya saja sudah tidak syar’i…”


Wahai para suami, ingatlah bahwasannya Kalian diperintah untuk menjaga diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka. Dan kalian kelak akan di mintai pertanggung jawaban terhadap apa yang kalian lakukan dan terhadap kepemimpinan kalian sebagai seorang suami.


Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (Qs. At-tahriim : 6)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya. Seorang suami adalah pemimpin di rumahnya dan dia akan dimintai pertanggungan jawabannya. Dan seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Seorang suami yang lurus, yang menginginkan keutuhan dan kebahagian rumah tangganya tentu tidak akan menempuh jalan yang akan menghancurkan rumah tangganya. Diantaranya dengan mencari istri kedua dengan jalan yang tidak syar’i dengan sering smsan dan telpon-telponan dengan akhwat, bertemu dengannya, dan yang lainnya. Disamping hal itu sebuah penyelisihan syar’i dan juga akan menyakitkan dan menghancurkan perasaan istrimu.


Sedangkan Allah Ta’aala berfirman:
“ Dan bergaullah dengan mereka secara ma’ruf (patut).” (Qs. An-Nisa’ : 19)


“…dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (Qs. Al Baqarah : 228)


“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dengan istrinya, dan aku adalah yang paling baik kepada istriku” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih)


Wahai para suami, adanya istri disisimu adalah sebuah kenikamatan yang wajib di syukuri. Jangan sampai kenikamatan itu hilang karena engkau tidak mensyukurinya dengan melakukan hal-hal yang dapat merobohkan bangunan rumah tangga. 


(Oleh Abu Ibrahim Abdullah Al-Jakarty)

Artikel: My Diary 

Baca Juga:
- Nasihat Untuk Isteri yang Kedua
- Sikap Lemah Lembut Suami Terhadap Istri
- Ciri-ciri Wanita Sholehah
- PERANG KHADAQ
- Nasehat Ibu Kepada Putrinya
- PERANG UHUD
- Umar bin Khattab dan Gelar Al-Faruq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar